"LAAAAAANG! ELAAAAAAAANG!" seruan keras dan panjang dari Tante Keke terdengar di seluruh penjuru rumah. Kasihan Namira yang sedang ia gendong. Tapi sepertinya anak itu sudah kebal. Ia sudah terlalu terbiasa dengan teriakan-teriakan keras sang Nenek Muda. "Kenapa sih, Tan?" Elang muncul dari balkon yang membatasi lantai dua dengan lantai satu. Menengok ke bawah agar Tante Keke melihat wujudnya. Wajahnya terlihat malas-malasan dan kusut. Tangannya membawa sebuah buku fisika. "Lidah buayanya Nami habis. Kamu ke rumah Nenek Widya, gih! Minta lagi." "Tan, nggak perlu minta-minta lidah buaya lagi! Kata Yas, nanti rambut Nami numbuh sendiri." "Usaha, kan, nggak ada salahnya, Lang!" "Elah ... nggak tahu alamatnya aku, tuh! Lagian kenapa aku, sih? Biasanya, kan, s

