bc

My Sweet ex

book_age16+
1.5K
IKUTI
12.5K
BACA
second chance
brave
others
single mother
drama
bxg
bold
office/work place
first love
like
intro-logo
Uraian

Siapa yang bisa menebak cinta akan berlabuh pada siapa? Tujuh tahun lamanya Gia mati-matian menghindari seorang Ali, hanya karena sebuah skandal yang tak seharusnya terjadi membuat mereka harus bertemu bahkan mereka harus terjebak dengan yang namanya CLBK(cerita lama belum kelar).

chap-preview
Pratinjau gratis
Altinggia Axelsa Levana
cerita ini dalam tahap revisi sehingga tidak sarankan membuka koin Siapa yang tidak mengenal sosok yang selalu tampil tegas, tajam memukau dan tak jarang mematikan bila ia sudah di atas panggung, kerap membuat lawan bicaranya kebingungan dengan argumentasinya sendiri. Tak jarang pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan kerap kali mengundang perdebatan dan menjadi headline pada warganet. Sudut pandangnya yang dramatis membuat masyarakat selalu memuji tulisan-tulisan dirinya, bermula pada kecintaannya dalam dunia olah raga memberinya kesempatan untuk menjelajah dunia membersamai para atlet dengan hobinya satu itu, hingga kini tak hanya dikenal sebagai wartawan olah raga, ia mulai menjelajah dunia baru sebagai seorang pembawa acara program kemanusiaan. Dianggap menjadi hambatan bagi sebagian orang tak jarang dirinya mendapat ancaman dari berbagai pihak hingga ditawari jabatan, namun tak satupun yang menjadi batu sandungan untuknya, baginya hal itu adalah semacam kerikil yang membuat karirnya makin cemerlang, tak ada keberhasilan yang tak membutuhkan proses dan setiap ancaman yang ia terima ia jadikan sebagai proses untuk dirinya terus bersinar. Altinggia Axelsa Levana atau yang dikenal dengan Gia, jurnalis senior yang kini menjadi perbincangan hangat. Tak pernah dikabarkan sedang menjalin kedekatan khusus dengan siapapun kini tengah diterpa kabar burung tertangkap sedang menikmati makan malam dengan seorang gadis kecil yang diperkirakan berusia 14 tahun membuat warganet bertanya-tanya apa hubungan keduanya. “ma, mama denger gak sih?” “mama!” teriak gadis kecil yang merasa diacuhkan oleh sang mama “apa.. apa sayang ? maaf mama sedang tidak fokus, kamu bertanya apa tadi?” “pasti ini semua gara-gara makan malam kita tempo hari kan ma?” “kenapa sih ma, orang gak boleh tau kalau Biyya anaknya mama, mama malu kalau orang lain tau mama udah punya anak?” cerca Biyya “sayang, kok kamu bicara seperti itu sih, memangnya siapa yang mengatakan hal itu nak?” “ma, Biyya tau kalau orang-orang sedang bicarain mama, makanya kita ada di sini kan ma?” “kok kamu mikir gitu sih nak, kan kamu yang minta kita liburan berdua, berhubung kamu libur mama sempatkan untuk liburan bareng kamu” “ma, Biyya udah besar, Biyya tau kalau mama bohongin Biyya, Biyya tau ma” “oke fine mama minta maaf sama kamu, tapi mama cuma mau yang terbaik untuk kita sayang, banyak orang diluar sana yang mau ngancurin mama lewat kamu nak mama cuma gak mau kamu kenapa-kenapa sayang” “secara gak langsung Biyya beban buat mama?” Gia menggeleng lemah, ia paham berkomunikasi dnegan anak seusia Biyya bukan hal yang mudah. “Biyya, sayang dengarin mama, sekalipun mama tidak pernah berfikiran kalau kamu beban dihidup mama, kamu impian nak” “mama bohong, mama selalu mengatakan hal itu tapi mama selalu ninggalin Biyya, Biyya mau tinggal sama abi aja kalau mama terus bohong sama Biyya” ancam Biyya dengan berurai air mata meninggalkan Gia menuju kamarnya. “Biyya, Biyya” cegat Gia namun sayang anaknya lebih cepat darinya. Benar adanya perceraian kedua orang tua yang akan menjadi korban kebanyakan adalah anak, ia tak pernah menyalahkan takdir Biyya untuknya. Memutuskan menikah muda saat usia 20 tahun membuatnya harus bisa menjadi sosok yang berbeda dengan pemikiran yang belum matang. Menyatukan dua kepala bukan hal yang mudah dan ia menyadari saat usia pernikahannya baru seumur jagung. Mereka dulu terlalu dangkal dalam memutuskan semuanya tanpa pikir panjang, saat karier mereka sedang memuncak berbanding terbalik dengan rumah tangga mereka yang sedang berada dititik terendah dengan keegoisan keduanya hingga 7 tahun kebersamaan mereka harus selesai saat itu juga. Drrt Drrt “iya Bim kenapa?” "...." “aku sedang di Bali bersama anakku” "..." “aku belum tau kapan kembali, semoga kali ini berita mengenai aku dan Biyya cepat usai” "...." “Bim sebentar yah, orang tuanya mas Ali nelepon, nanti aku hubungi lagi yah” dusta Gia, tak ada yang meneleponnya termasuk mantan mertuanya, ia sedang hanya tidak mau dipusingkan oleh hal lain saat ini. *** Untuk pertama kalinya setelah hampir 5 tahun belakang Gia mencoba kebolehannya di dapur, bahkan dulu sekali ia memiliki program acara memasak, bukan benar-benar dirinya yang memasak hanya sebagai pembawa acara dalam program tersebut meski tak bertahan lama acaranya bubar begitu saja. “morning” sapanya pada malaikat kecil yang menjadi penyemangat nya saat masalah bertubi-tubi menghantamnya, senyuman Biyya seperti obat mujarab yang tak pernah bisa ia bayar dengan apapun. Tak ada jawaban dari gadis kecil dengan piyama motif bunga terong tersebut, usai membantu sang mama menata meja makan mereka menghabiskan sarapan dengan tenang. “jadi pagi ini kita akan kemana dulu? mama akan ikutin apapun keinginan putri mama, pantai, mall, ngetrip atau mendaki kamu masih tertarik dengan gunung kan? Pokoknya mama akan temani kemanapun” ucap Gia berapi-api, rasanya iapun sudah sangat merindukan hang out bersama sang putri yang sudah lama tertunda “Biyya udah telepon abi” “maksud kamu?” “Biyya mau sama abi sementara waktu, abi janji hari ini mau jemput Biyya” “nak” ucap Gia lemah “ma, Biyya minta maaf mengenai tadi malam, Biyya tau mama sedang ada masalah. Biyya cuma gak mau gangguin mama, Biyya juga rindu sama abi, mama kan bisa datang ke rumah abi kalau mama kangen sama Biyya, mumpung Biyya libur ma setelah itu Biyya balik sama mama lagi” “tidak semudah itu sayang” ingin rasanya Gia mengutarakan uneg-unegnya pada sang anak namun ia tahan, ia tak mau kalau anaknya mengetahui apa yang ia rasakan saat ini. “baik, mama kasih izin kamu tinggal sama abi asalkan kamu janji akan kembali sama mama lagi” ucap Gia akhirnya, putrinya benar ia harus fokus dengan masalah yang sedang menimpanya ia yakin bukan hanya mengenai statusnya tapi ada berbagai permasalahan kedepannya yang akan menyeret namanya lebih jauh seperti biasa. “mama serius? terima kasih yah ma, Biyya sayang sama mama maaf Biyya sering buat mama marah” ungkap Biyya memeluk Gia “mama juga minta maaf sama kamu yah nak, maafin mama” entah maaf yang mana yang dimaksud Gia namun mulutnya hanya berkata maaf. *** Tak henti-hentinya Gia memandangi wajah teduh sang putri yang sedang terlelap dengan nyaman ditengah terik matahari yang mungkin akan merubah wana kulitnya, darah Ali Hamzah benar-benar kental dalam tubuh anaknya bahkan kesukaan berjemur laki-laki itupun menurun pada seorang Biyya, Gazbiyya Ali. “jadi setelah ini kita kemana lagi?” tanya Gia yang menyadari kalau sang putri tak benar-benar terlelap atau sedang berakting tertidur. Yah, setelah drama mereka tempo hari Gia meminta sang anak untuk menemani dirinya selama tiga hari di Bali sebelum Biyya tinggal bersama abinya sementara waktu. Untung saja Biyya mau dan meminta waktu pada Ali agar mereka menghabiskan akhir pekan bersama, alhasil mereka benar-benar menikmati kencan sebagai ibu dan anak, menikmati destinasi yang ada disana dari semua yang mereka lalui tinggal satu yang belum tercapai oleh sang putri, mendaki. mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan trip tersebut mungkin lain kali mereka akan melakukan trip yang satu itu. “mumpung mama lagi baik kamu mau apa? kamu tau kan sayang tidak ada kesempatan kedua” bisik Gia yang tentu membuat Biyya bangun. “Biyya mau....” “sebentar yah sayang” potong Gia menerima panggilan yang entah dari siapa “iya Bim aku masih di Bali sama Biyya gimana keadaan di sana?” Biyya mendesah kasar, bagaimanapun ia belum bisa menerima siapapun menggantikan posisi Ali di hatinya, baginya hanya ada satu abi yang boleh menyayanginya ia tak ingin memiliki papa ataupun umi lainnya. Dengan langkah gontai Biyya membetulkan kaca mata dan topinya memasuki villa mereka sekedar mendinginkan tubuhnya dan juga mendinginkan pikirannya. “sayang kok kamu gak bilang kalau kamu di sini, mama pikir kamu kemana tadi Bee” “ma kita ke mall yuk, Biyya mau membeli oleh-oleh untuk abi bolehkan?” “iya sayang boleh, kalau gitu kamu siap-siap yah mama tunggu sekalian mama beresin kerjaan tidak masalahkan sayang?” pinta Gia “kalau mama sibuk kita tunda aja” “mama gak sibuk sama sekali, jangan khawatir kalau gitu mama mau stalking sosial media aja, oke sayang” “iya ma” ___ “ma kalau abi sukanya dasi warna coklat atau hitam yah ma?” “abi kamu sudah ada semua warna, mendingan kamu beliin Tie tacks, abi kamu sering menghilangkan itu” ucap Gia sambil mengetikkan sesuatu pada ponselnya “abi teledor yah ma?” “bukan, abi kamu itu ceroboh” “masih sering ingat mantan yah ma?” canda Biyya, sontak membuat Gia terbatuk beberapa kali “sembarangan kamu” “bener kan udah lama pisah masih ingat aja bagaimana abi” “Biyya, sayang, mama sudah 7 tahun dampingi abi kamu jadi wajar kalau mama hafal kelakuan abi nak udahlah gak usah bahas abi lagi mama mau nyari kemeja dulu buat Bima kalau udah nemu yang kamu mau cari mama di outlet sebelah” Biyya hanya mengangguk paham kemudian melanjutkan memilih beberapa tie tacks untuk abinya. ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Love Match

read
180.2K
bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
77.6K
bc

Stuck With You

read
75.8K
bc

Happier Then Ever

read
92.4K
bc

Pengganti

read
304.0K
bc

Ditaksir, Pak Bos!

read
149.7K
bc

Rainy

read
19.3K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook