bc

Tuan Muda dan Gadis Tanpa Nama

book_age18+
25
FOLLOW
1K
READ
family
HE
arrogant
heir/heiress
drama
bxg
kicking
campus
city
like
intro-logo
Blurb

Dia hanyalah seorang pelayan di rumah keluarga kaya, tapi tanpa sengaja menyelamatkan pria yang ternyata adalah pewaris tunggal konglomerat.Leonard Adinegara, tuan muda yang dingin dan penuh rahasia, tidak bisa melupakan gadis misterius yang menyelamatkannya malam itu.Saat mereka bertemu kembali dalam kondisi berbeda, sang tuan muda tak tahu bahwa gadis itu menyembunyikan nama... dan masa lalu yang bisa menghancurkan segalanya.Cinta, rahasia, dan harga diri semuanya dipertaruhkan saat dua dunia yang berbeda saling bertabrakan

Catatan:

Novel ini adalah karya fiksi. Nama tokoh, peristiwa, lokasi, dan organisasi dalam cerita merupakan hasil imajinasi penulis semata. Apabila terdapat kesamaan nama, tempat, atau kejadian dengan orang atau peristiwa nyata, hal tersebut bersifat kebetulan dan tidak ada maksud tertentu. Segala adegan, dialog, dan alur dalam cerita dibuat untuk tujuan hiburan semata.

chap-preview
Free preview
BAB 1 – Pertemuan Tanpa Nama
Langit malam Kota Jaya diguyur hujan yang turun deras tanpa ampun. Suara deru kendaraan samar terdengar dari kejauhan, tertelan oleh gemuruh petir yang menggelegar seperti amarah Tuhan. Di tengah kegelapan malam itu, seorang gadis berlari menembus jalanan sepi, seragam lusuhnya basah kuyup, rambut panjangnya menempel di wajah, dan napasnya terengah-engah. Namanya Ayla setidaknya begitu orang-orang mengenalnya. Tapi itu bukan nama aslinya. Nama sejatinya telah ia kubur bersama masa lalunya, bersama keluarganya, dan bersama kehancuran yang tak pernah ia ceritakan pada siapa pun. Sementara itu, tak jauh dari sana, sebuah mobil sedan hitam mewah tampak berhenti mendadak di pinggir jalan. Di dalamnya, duduk seorang pria muda, mengenakan jas biru gelap yang kini basah karena ia membuka jendela terlalu lama. “Bodoh,” gumamnya. Ia meraih ponselnya tidak ada sinyal. Tentu saja, hujan deras seperti ini merusak segalanya, termasuk koneksi. Leonard Adinegara, pewaris tunggal Adinegara Group konglomerat multinasional yang bergerak di bidang properti, investasi, dan teknologi. Ia pria muda yang menjadi bahan pembicaraan di media karena kecerdasannya, ketampanannya, dan sikap dingin yang nyaris menyerupai es kutub. Leonard keluar dari mobilnya, mengamati ban belakang mobil yang tampaknya bocor. Ia mendesah pelan, lalu melangkah mundur ke bagasi untuk memeriksa ban cadangan. Tiba-tiba—BRAK! Sebuah suara keras terdengar dari sisi kiri jalan. Leonard refleks menoleh dan menemukan tubuh seseorang terjatuh tak jauh dari trotoar, tepat di dekat tiang lampu yang mati. Sekejap, ia terdiam. Biasanya ia tidak peduli, bukan urusannya. Tapi entah kenapa malam itu… langkahnya bergerak sendiri. Ayla menggeliat pelan, tubuhnya lemas, dingin, dan kesakitan. Ia tidak menyangka akan terpeleset dan jatuh begitu keras. Saat pandangannya buram, ia samar melihat sosok pria tinggi mendekatinya. Jas biru gelap. Wajah tegas. Mata setajam elang. “Hey,” suara pria itu terdengar dalam. “Kau bisa berdiri?” Ayla mengerjap beberapa kali, lalu mencoba bangkit. “Aku… aku tidak apa-apa.” “Kau terluka.” Pria itu mengulurkan tangan, tapi Ayla menolaknya. “Aku tidak butuh bantuan,” jawabnya cepat. Ia tidak boleh berurusan dengan siapa pun. Terutama pria tampan dengan mobil mahal. Leonard mengernyit. Ia tidak terbiasa ditolak. “Aku hanya berniat membantu.” Ayla mundur satu langkah, menunduk. “Terima kasih, Tuan. Tapi aku harus pergi.” Leonard memandangi gadis itu yang berlari menjauh, tubuhnya ringkih namun langkahnya kuat. Tak ada yang istimewa, pikirnya. Tapi entah kenapa, sosok itu tertinggal di benaknya bahkan setelah hujan berhenti. Dua Minggu Kemudian Rumah besar bergaya modern minimalis itu berdiri megah di pusat kawasan elit Kota Jaya. Ayla menunduk, memeluk map berisi berkas lamaran kerja. Seragam hitam dan apron putih yang dikenakannya tampak terlalu besar, tapi ia tidak peduli. Yang penting: pekerjaan. “Mulai hari ini, kau bertugas membersihkan lantai dua,” ujar kepala pelayan. “Dan jangan pernah masuk ke kamar utama kecuali diperintah.” Ayla mengangguk taat. Ia tidak pernah banyak bicara. Rumah itu besar, penuh dengan marmer mahal dan lukisan yang bahkan tak ia berani tebak harganya. Ia bekerja cepat, bersih, dan tanpa suara. Ia sudah terbiasa tak terlihat. Hingga suatu hari, saat membersihkan ruang kerja di lantai dua, Ayla tidak sengaja menjatuhkan bingkai foto kecil dari meja. Suara kaca pecah terdengar nyaring. Panik, ia segera jongkok dan membersihkan pecahannya. Tapi pintu tiba-tiba terbuka. “Sedang apa kau di sini?” Suara itu. Ia mengenalnya. Ayla menoleh perlahan. Jantungnya berdebar. Leonard. Pria itu berdiri di ambang pintu, mengenakan kemeja putih dan celana bahan gelap. Tatapan matanya tajam, menghakimi. “Jawab,” ulangnya. Ayla menunduk dalam. “Saya… tidak sengaja menjatuhkan bingkai foto Anda, Tuan. Saya akan menggantinya.” Leonard memajukan langkah. “Kau… kau gadis itu,” gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri. Ayla membeku. “Gadis di jalan waktu itu. Di tengah hujan. Aku tidak salah, kan?” Ayla tetap diam. Leonard mendekat, wajahnya setengah bingung, setengah tertarik. “Kenapa kau tidak bilang?” “Saya… saya hanya pelayan, Tuan,” jawab Ayla pelan. “Itu tidak penting.” Leonard menatapnya dalam-dalam. Gadis ini bukan seperti pelayan biasa. Matanya terlalu jernih. Sikapnya terlalu tenang. Dan dia… menyembunyikan sesuatu. “Apa namamu?” Ayla menunduk. “Ayla, Tuan.” “Nama belakangmu?” Diam. Leonard menyipitkan mata. “Kau tidak ingin memberitahuku.” Ayla menggeleng. “Nama saya tidak penting, Tuan.” Pria itu menyeringai kecil. “Baiklah, kalau begitu… mulai sekarang, aku akan memanggilmu Miss Tanpa Nama.” Malamnya Di kamarnya yang kecil di ujung koridor pelayan, Ayla duduk di sudut tempat tidur. Tangannya menggenggam liontin kecil berisi foto tua. Wajah wanita di dalam foto itu tersenyum lembut—ibunya. “Aku tidak akan gagal,” bisiknya. “Tidak kali ini.” Ia datang ke rumah ini bukan tanpa tujuan. Ia butuh akses. Ia butuh bukti. Ia butuh… jawaban. Dan Leonard Adinegara adalah kunci dari semuanya. Sementara itu, di kamar utama… Leonard berdiri di depan jendela, memandangi kota yang gemerlap di bawah. Tapi pikirannya masih tertuju pada gadis itu. Ayla. Atau siapa pun nama aslinya. Ia belum pernah merasa seperti ini. Tertarik. Terganggu. Tertantang. Dan itu membuatnya gelisah. Leonard menatap pantulan dirinya di kaca jendela. Sinar lampu kota memantul samar di matanya yang tajam, namun pikirannya justru dipenuhi oleh sosok gadis pelayan yang baru saja ia temui. Bukan karena wajahnya yang manis, atau sikapnya yang terlalu tenang. Tapi karena... dia tidak bisa dikenali. Dan Leonard sangat benci pada hal-hal yang tidak bisa ia pahami. Ia dikenal sebagai pria yang mampu membaca lawan bicara hanya dalam satu menit. Tapi Ayla… dia kosong, seperti kertas polos. Atau mungkin terlalu rapi menyembunyikan isinya. Siapa sebenarnya gadis itu? pikirnya. Dan kenapa ia merasa seperti pernah… mengenalnya lebih dalam dari sekadar pertemuan di tengah hujan? Keesokan paginya, Ayla berjalan di antara lorong rumah mewah itu sambil membawa nampan berisi teh dan camilan untuk ruang kerja Leonard. Ia menjaga langkahnya ringan dan cepat. Tapi detak jantungnya tetap tak bisa diajak kompromi. Pintu ruang kerja terbuka. Leonard sedang berdiri di depan rak buku, membaca sekilas sebuah dokumen. “Kau datang tepat waktu,” katanya tanpa menoleh. “Letakkan saja di meja.” Ayla menuruti tanpa suara. Namun saat ia hendak pergi, Leonard memanggil. “Tunggu.” Ayla menahan napas, menoleh. Leonard menatapnya dengan sorot yang sulit dijelaskan. “Aku ingin tahu sesuatu.” “Silakan, Tuan.” “Kenapa kau menyembunyikan siapa dirimu?” Ayla menunduk. “Saya hanya seorang pelayan.” Leonard tersenyum tipis. “Kau tahu apa yang membuatku curiga? Cara bicaramu. Caramu diam. Caramu menyeka debu tanpa menimbulkan suara. Kau bukan pelayan biasa. Kau pernah hidup di tempat yang berbeda.” Ayla mengangkat wajahnya sedikit. “Mungkin saya hanya terlalu diam, Tuan.” “Diam yang terlatih,” jawab Leonard cepat. Keduanya saling menatap. Sunyi. Tegang. Hingga akhirnya, Ayla berkata pelan, “Saya tidak punya masa lalu yang perlu dibanggakan, Tuan. Tapi saya punya masa depan yang ingin saya jaga.” Leonard sedikit terdiam mendengar itu. Ia tidak menyangka jawaban setenang dan setajam itu dari seorang pelayan. “Satu hal lagi,” katanya kemudian. “Mulai hari ini, kau akan mengantar sarapan ke kamarku setiap pagi.” Ayla tampak terkejut. “Tapi, bukankah ada pelayan khusus untuk lantai atas?” “Aku ubah aturannya,” jawab Leonard datar. “Kau bekerja untukku sekarang.” Beberapa hari berlalu. Ayla menjalankan tugas barunya dengan disiplin. Mengantar makanan, membersihkan ruang kerja, mengatur jadwal tamu, bahkan menjadi asisten pribadi Leonard dalam beberapa hal kecil. Leonard memperhatikannya diam-diam. Setiap gerakannya. Cara ia mengatur ruang dengan presisi. Cara ia mengenali jadwal tanpa perlu diingatkan. Semua itu tidak bisa dilakukan oleh gadis biasa. Suatu malam, Leonard memergoki Ayla sedang duduk sendirian di taman belakang, memandang langit yang kosong. “Tidak tidur?” tanya Leonard. Ayla kaget, segera berdiri. “Maaf, saya hanya…” “Kau suka memandangi langit?” potong Leonard. Ayla mengangguk pelan. “Saya suka mengingat hal-hal yang tak bisa saya sentuh.” “Seperti mimpi?” “Seperti rumah.” Leonard tidak berkata apa-apa. Ia berdiri di sampingnya, ikut memandang ke atas. Untuk pertama kalinya, mereka berdiri dalam diam… dan tidak terasa canggung. Malam itu, Leonard memanggil asistennya, Aryo. “Cari tahu semua tentang gadis bernama Ayla yang bekerja sebagai pelayan di rumah ini.” Aryo mengangguk. “Akan saya lacak, Tuan.” Sementara itu, Ayla kembali membuka liontin tua miliknya. Ia menatap foto ibunya, dan potongan kecil kertas yang tersembunyi di baliknya. “Dia akan tahu siapa kau saat melihat ini. Tapi pastikan kau cukup kuat untuk menghadapi jawabannya.” Itu pesan terakhir ibunya sebelum meninggal. Dan lelaki yang harus dia dekati… adalah Leonard Adinegara. Putra dari pria yang telah menghancurkan hidup keluarganya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook