bc

You Are Mine

book_age16+
5
FOLLOW
1K
READ
revenge
HE
second chance
boss
tragedy
icy
ambitious
male lead
crime
slice of life
like
intro-logo
Blurb

Penghianatan di masa lalu, membuat seorang Haider berubah menjadi sosok yang dingin dan tidak tersentuh.

Kepercayaan nya terhadap cinta pun hilang.

Namun, setelah bertahun-tahun hidup tanpa cinta, sekarang rasa itu muncul kembali di hati Haider.

Seorang wanita berhasil meluluhkan hatinya yang selama ini di tutup rapat-rapat.

Namun, dikala rasa cinta itu kembali ada, sebuah penghianatan kembali dia dapatkan.

Akankah Haider bisa memaafkan penghianatan itu?

Atau justru Haider akan kembali seperti orang yang tidak tersentuh?

chap-preview
Free preview
Part 1
Haider Leon Wesley, pengusaha muda terpandang dan terkenal. Haider adalah salah satu pemilik perusahaan terbesar di Indonesia dan cabang perusahaan nya itu sudah banyak tersebar di luar negeri. Hari ini, Haider baru saja selesai meeting bersama klien nya yang dari luar negeri. Haider berjalan menyusuri lorong perusahaan. Suara sepatu akibat langkah kakinya menggema di sekitar lorong tersebut. Para karyawan yang melihat Haider pun langsung berdiri dan memberi hormat kepada nya. "Selamat siang, pak Haider," sapa salah satu karyawan. Namun, karena emang dasarnya dingin, Haider tidak menjawab sapaan dari karyawan nya itu. Semua karyawan sudah memahami sikap Haider tersebut, jadi mereka sudah biasa saja melihat tanggapan seperti itu dari Haider. Haider baru saja masuk kedalam ruangan nya.Dan ternyata disana sudah ada Alden yang dengan santainya duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. "Ngapain Lo kesini?" tanya Haider. "Ya gue nungguin Lo, lah. Masa mau boker," balas Alden. Haider yang mendengar nya pun tidak menanggapi ucapan temannya itu. "Gue mau pergi makan siang keluar, Lo mau ikut gak?" tanya Alden. "Gak, Lo aja yang pergi," balas Haider "Ya gak asik lah kalau cuma sendiri gue pergi nya. Lo ngapain mendem aja di ruangan ini, mending ikut aja sama gue," ujar Alden lagi. "Gue sibuk banyak kerjaan," balas Haider lagi. Alden hanya geleng-geleng kepala saja melihat respon dari temannya itu. "Yaudah, biar gue pergi bareng doi gue aja," ujar Alden lagi dan kemudian langsung keluar dari ruangan Haider. Haider hanya melirik sekilas melihat Alden yang keluar dari ruangannya. Setelah itu dia kembali fokus kepada laptopnya. *** Haider baru saja masuk kedalam rumahnya. Namun ketika melewati dia melihat seorang wanita duduk di ruang tamu tersebut.Dia adalah Celine. Haider tidak menghiraukan wanita yang sedang menatapnya itu. Dia melanjutkan langkahnya kearah tangga. "Haider," panggil Celine. Langkah Haider terhenti. Tapi dia tidak menoleh kearah belakang. "Kamu masih marah sama aku?" tanya Celine. Namun Haider tidak menjawab pertanyaan dari Celine dan kembali melanjutkan langkahnya. "Haider! berhenti dulu. Kami belum menjawab pertanyaan aku." Celine berteriak memanggil Haider. Dipertengahan anak tangga, Haider kembali menghentikan langkahnya. "Kamu pikir saja sendiri. Menurut kamu saya marah gak sama kamu. Mulai sekarang jangan temui saya lagi." Haider kembali berjalan dan tidak menghiraukan panggilan dari Celine yang sudah berteriak-teriak memanggil namanya. Namun Haider tidak menghiraukan nya sama sekali. Caline yang merasa kesal pun langsung keluar dari rumah Haider. *** Haider membanting tas kerja yang dia bawa tadi ke atas tempat tidur. Dia memijit kepalanya yang terasa pusing karena memikirkan banyak masalah. Tok...tok...tok Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Haider. "Haider, ibu boleh masuk, nak?" ujar Bu Rahma, ibunya Haider. Sebelum Haider menjawab, Bu Rahma sudah masuk duluan. "Nak,ibu tadi udah masak, makan makan dulu sana," ujar Bu Rahma pada Haider. "Iya, Bu. Nanti saya makan," balas Haider. "Yaudah, kalau gitu ibu keluar dulu. Jangan lupa makamnya." Haider hanya mengangguk mengiyakan ucapan ibunya itu. *** Haider baru saja sampai di kantor nya. Pagi ini Haider merasa sangat kesal karena kemacetan yang ada di jalan. Haider berjalan menuju ke ruangannya dengan wajah datarnya. Tidak ada sapaan atau senyuman di wajahnya. Para karyawan pun sudah memahami itu. Karena semenjak kejadian itu, Haider bagaikan seorang yang tak tersentuh. "Permisi, pak Haider," ujar Rendi, sekretaris Haider. Haider melirik ke arah Rendi. "Ya, ada apa?" tanya Haider. "Hari ini bapak ada jadwal ketemu klien di cafe edelweis pukul 10.00," ujar Rendi lagi. "Baik, siapkan semua berkas. Sebentar lagi kita akan berangkat," ujar Haider. "Baik pak." Rendi pun keluar dari ruangan Haider untuk menyiapkan berkas-berkas yang di perlukan saat bertemu dengan klien. *** Haider baru saja masuk kedalam cafe edelweis dengan di ikuti oleh Rendi di belakang nya. Namun ketika berjalan, tiba-tiba saja seorang wanita tidak sengaja menabrak Haider. Bugh... "Maaf-maaf pak, saya tidak sengaja," ujar gadis yang menabrak Haider tersebut. Namun Haider hanya menatapnya dengan tatapan. Karena tidak ada jawaban, gadis itupun langsung pamit pergi. "Sekali lagi saya minta maaf, pak. Saya lagi buru-buru mangkanya saya tidak sengaja menabrak bapak. Kalau begitu saya pamit dulu,pak." Gadis itu pun langsung pergi dari hadapan Haider. Tanpa sepata kata pun Haider melanjutkan langkahnya. Rendi yang sedari tadi menyaksikan nya pun hanya geleng-geleng kepala saja melihat kekakuan Haider. Di lain tempat, seorang gadis terlihat sedang ngobrol dengan teman-teman nya yang lain. "Eh, kalian tau gak. Barusan pas aku mau jalan kesini, aku gak sengaja nabrak cowok ganteng banget sumpah," ujar gadis yang bernama Icha itu. Teman-temannya yang lain pun tampak tertarik dengan cerita Icha tersebut. "Terus-terus gimana lanjutannya?" tanya Sena, teman Icha. "Awalnya aku kira dia bakalan marah, eh taunya enggak. Dia hanya diam, sambil berdiri kayak patung dengan muka datar nya yang kayak triplek." Seketika tawa teman-teman Icha pun tertawa mendengar penuturan Icha tersebut. "Jadi ceritanya nih ganteng-ganteng tapi patung triplek gitu," ujar Lili sambil tertawa. "Bisa dibilang gitu," balas Icha. Mereka pun melanjutkan obrolan mereka sbil sesekali tertawa karena hal yang lucu bahkan garing sekalipun. *** Pukul 6 sore, Haider baru saja sampai di rumahnya. Sebelum masuk kedalam rumahnya, Haider melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Mungkin ibu lagi ada tamu, pikir Haider. Haider pun memasuki rumahnya. Terlihat di ruang tamu ibunya sedang duduk bersama dua orang wanita disana. Ibunya terlihat asik bercerita disana. Tanpa menghiraukan orang-orang yang ada di ruang tamu tersebut, Haider pun pergi menuju kamarnya. Namun saat melewati para wanita yang sedang mengobrol itu, Bu Rahma memanggil Haider. "Haider," ujar Bu Rahma. Haider menghentikan langkahnya dan melihat ke arah ibunya. "Kamu baru pulang nak? Ayok duduk sama kami disini, biar ibu kenalin dengan teman ibu." "Kalian lanjut aja dulu, saya mau bersih-bersih dulu keatas," balas haider dengan suara dingin nya. "Oh, yaudah. Kamu mandi aja dulu sana. Nanti kalau sudah selesai, kamu turun ya." Haider tidak membalas ucapan ibunya itu. Ketika Haider hendak berbalik menuju kamarnya, matanya tidak sengaja menatap seorang gadis yang ada di ruangan itu. Gadis itupun sama. Dia juga menatap ke arah Haider. Tatapan mereka terkunci satu sama lain. Namun ketika sadar, Haider pun langsung memutuskan kontak mata mereka dan langsung pergi ke kamar nya. Sedangkan gadis itu hanya menahan degub jantung nya yang tidak karuan melihat kegantengan dari seorang Haider. Walaupun terlihat datar dan cuek, tapi ketampanan seorang Haider tetap terpancar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Aggreement

read
80.1K
bc

Dilamar Janda

read
318.8K
bc

Sang Pewaris

read
52.9K
bc

Scandal Para Ipar

read
692.7K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

JANUARI

read
37.0K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook