
đź“– Aksara Hijrah yang Belum Usai
Kalea telah membuang segala kepahitan, menukarnya dengan kesucian di balik lipatan kerudung. Ia yakin, ia sudah mengubur masa lalu dan memenangkan pertempuran batin. Namun, ia keliru. Ia baru menyadari, perjuangan terberat bukanlah mencari pintu hidayah, melainkan berdiri tegak di ambangnya ketika godaan terbesar datang menyapa.
Di tengah kesendirian dan upayanya mempertahankan diri, hadir Kai.Kai adalah anugerah yang terasa begitu ajaib. Ia tenang, berkarisma, dan melihat Kalea tanpa sedikit pun menghakimi bayang-bayang masa lalunya. Pria itu adalah definisi kesempurnaan di mata Kalea, sebuah sandaran yang selama ini ia dambakan. Sayangnya, di antara rasa nyaman dan getaran cinta yang membuncah, ada satu dinding kokoh yang memisahkan mereka: Iman.
Kini Kalea bimbang, mengapa ujian hijrah yang ia lewati bertambah sulit, seolah Tuhan sengaja menempatkan ia dan Kai pada takdir yang mustahil?Hati kecilnya menjerit. Ia takut kehilangan satu-satunya keindahan yang datang setelah badai.
Namun, badai apapun yang menerpa, Kalea tak akan menyerah. Ia tahu harga dari janji suci yang telah ia ukir. Ia memilih berpegangan erat pada akidahnya, meskipun itu berarti ia harus melepaskan Kai, dan menanggung kembali sunyi yang lebih menyakitkan dari sebelumnya.
Kalea harus menentukan, apakah ia sanggup menuliskan babak penutupnya dengan air mata keikhlasan, demi menjaga cintanya yang abadi, ataukah ia akan membiarkan takdir memaksanya memilih jalan yang paling benar, dengan konsekuensi kehilangan hati yang paling ia damba?
