Prolog

245 Words
"Sher, bisa minta waktu sebentar?" Pinta Jordan, rekanku. Aku mengangguk lalu dia berjalan mendekatiku dan duduk disamping meja kerjaku. "Ini," Jordan menyodorkan beberapa lembar kertas padaku. Aku melihat dan membaca tulisan di kertas itu. "Itu daftar orang yang harus kau dekati." Aku mengernyit bingung, "Dekati apa?" Jordan menghela nafas, "Oh ayolah, Sherlina, jangan pura-pura bodoh, Okay. Ini perintah bos, aku hanya disuruh menyampaikan daftar ini saja." Jordan menepuk pundakku pelan. "Dan bos bilang dia akan mengirimu Email untuk detailnya." Setelah berkata panjang lebar Jordan lalu meninggalkanku. Apa-apaan ini. Pekerjaan apa ini. Setelah terbebas dari kasus disekolah, aku harus ditugaskan lagi. Oh ya Tuhan berikanlah pencerahan untuk bosku itu agar memecatku. Ngomong-ngomong soal bos. Sejak awal aku bekerja disini, aku belum pernah melihatnya. Ada seorang temanku yang katanya sudah bertemu dengan bos besar itu dan dia bilang bahwa dia menyesal karena telah bertemu dengannya. It's weird, apa mungkin bosku itu seorang psikopat yang suka mengoleksi kemaluan manusia? Oh damn, sepertinya aku yang lebih aneh karena punya pikiran seperti itu. Yah aku juga tak peduli bagaimana tampang bos besarku itu. Yang penting aku di gaji, dan gajiku lumayan besar. Apalagi jika aku ditugaskan seperti ini. Gajiku akan diberi 5x lipat, wow fantastis kan. Well, walaupun sedikit berbahaya tapi sepadanlah dengan penghasilanku. Disatu sisi aku sudah jenuh dengan permintaan bosku ini. Dan ingin keluar. Tapi disisi mata duitanku, sangat sayang jika aku keluar karena gajinya lumayan. Uh dilema ini mulai menghantuiku lagi. Tapi... Apapun akan kulakukan demi uang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD