Chapter 2

789 Words
Dag dig dug. Duh jantungku ini, rasanya tegang sekali untuk hari pertama bekerja. Aku baru saja menerima pesan dari kakek, bahwa nanti setelah sampai akan ada orang yang mengantarkanku pada Managernya. Manager loh ya, bukan BigBossnya. "Yakin sampai sini saja?" Tanya Ayahku saat kami sudah sampai di gedung pencakar langit yang tingginya, ya Tuhan. Kupikir kepalaku harus kupatahkan untuk melihat ujungnya dari bawah sini. "Iya, sini aja. Lagian nanti ada yang antar aku kok," ucapku lalu turun dari mobil ayahku. "Dah, Yah, aku bekerja dulu. Doakan aku ya." Ucapanku seperti orang yang akan ikut turnamen saja. Sungguh menggelikan. Kulihat Ayah mengangguk lalu kemudian melajukan mobilnya menjauhi gedung ini. Aku pun memasuki gedung dan langsung kebagian Resepsionist. "Ehm maaf, saya Sherlina kusuma. Saya ad.." "Sherlina?" Panggil seseorang. Aku menoleh mencari asal suara tersebut. "Sherlina Kusuma?" Seorang wanita dengan tubuh tinggi semampai itu menatapku. Ukh iri. "Iya, saya Sherlin." Wanita itu menghampiriku, "Saya Anita, asisten Manager." Anita mengulurkan tangan yang segera kusambut. Dia mungkin lebih tua denganku, karena penampilannya yang ergg sexy. "Kau cantik sekali. Aku harus memanggilmu apa?" Tanyaku saat kami berjalan menuju ruangan Manager. Anita memandangku dengan tatapan aneh. Apa aku salah berbicara? "Ah aku sudah menerima datamu dari Pak Jordan, Manager sini. Umur kita hanya terpaut satu tahun. Dan kau lebih muda dariku." Apa? Satu tahun saja. "Darimana kau dapatkan kaki panjangmu itu? Aku ingin." Anita seperti menahan tawanya. "Olah raga dan minum s**u mungkin," Katanya. Aku sudah melakukan itu. "Tak mempan!" sungutku. Tawa Anita akhirnya pecah, "Kalau begitu berdoa saja, Sherlina." Godanya. "Tak masalah untukmu. Dengan tinggimu, kau terlihat manis." Anita adalah orang yang kesekian yang menyebutku manis dengan tinggiku. Aku tak percaya. Pendek itu menyebalkan. "Kita sudah sampai." Anita berhenti disebuah ruangan dengan pintu yang kokoh. Tok! Tok! Tok! Anita mengetuk pintu dengan pelan. Sampai ada suara dari dalam yang mempersilahkan masuk. "Permisi Pak, saya membawa Sherlina," ucap Anita sopan. "Terima kasih, Anita," ucap pria itu lalu Anita pun meninggalkanku berdua dengan pria itu. "Silahkan duduk, Sherlina." "Sherlin saja." Pria itu mengangguk, "Namaku Jordan Aileen. Kau bisa memanggilku Jordan. Dan aku Manager disini." Aku mengangguk mengerti. Lalu Jordan menjelaskan padaku tentang perusahaan ini. Tentang dibagian mana aku akan bekerja. Segala macam peraturan dan lain sebagainya. Aku agak heran kenapa harus dia yang menjelaskan. Kenapa bukan Anita saja, dia asistennya kan? Ternyata perusahaan ini bergerak dibidang property. Bertolak dengan incaranku. Tapi saat kulihat gajinya, woah sangat fantastis. Sebenarnya aku ini termasuk keluarga berada. Tapi tetap saja yang namanya punya pekerjaan dan gaji sendiri itu sangat menyenangkan. Dan aku masuk dalam staff marketing. Sudah kuliah mahal-mahal tapi tidak tersampaikan juga keinginanku untuk menjadi seorang editor. Yasudahlah biarkan. Nanti juga lama-lama aku bisa menerima ini. Apalagi gajinya, pasti kuterima dengan lapang d**a. >>>>>>><<<
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD