BAGIAN 2

1820 Words
Yuren semakin tak percaya ketika melihat ada beberapa pria yang tiba-tiba berdatangan dan kini berdiri di depannya. Mereka kini tengah berdiri tepat di samping para serigala yang sedang mengelilinginya dan sang ayah. Jika melihat dari penampilan mereka, mereka terlihat layaknya manusia normal. Namun jika diperhatikan dengan seksama, mereka memiliki ekor. Sebuah ekor yang membuktikan mereka bukan lah manusia. “Berani sekali manusia memasuki area kekuasaan kami. Mereka pasti cari mati. Tapi bagus juga, sekarang kami bisa berpesta memakan daging manusia. Bawa mereka ke markas.” ujar salah seorang  pria berwajah sangar dengan rambut panjangnya yang diikat. Yuren dan ayahnya tak mampu melakukan perlawanan apapun ketika mereka ditarik paksa mengikuti para pria beserta beberapa serigala. Entah kemana mereka akan membawa Yuren dan ayahnya pergi. Betapa Yuren dan ayahnya sangat ketakutan saat ini. Ayahnya bahkan terus memohon sepanjang perjalanan agar dia dan putrinya dilepaskan dan diampuni sudah mendatangi hutan yang merupakan area kekuasaan para serigala itu.  Sesampainya mereka di markas para serigala, Yuren dan ayahnya semakin ketakutan. Di depan mata mereka begitu banyak serigala yang sedang berkumpul, menatap lapar pada mereka. “Lepaskan ayahku, aku mohon jangan sakiti dia!!” teriak Yuren ketika dia melihat ayahnya diseret paksa ke tengah para serigala. Sedangkan Yuren sendiri kini tengah dipegangi oleh dua orang pria bertubuh kekar. Dia tidak bisa berkutik untuk menyelamatkan ayahnya yang kini seolah akan dijadikan santapan oleh para serigala. Hanya mulutnya yang tak hentinya berteriak, memohon agar ayahnya diampuni. Namun, harapan tinggal harapan ketika dengan mata kepalanya sendiri, Yuren menyaksikan daging ayahnya dikoyak oleh beberapa serigala. Gigi-gigi runcing para serigala mencabik-cabik daging ayahnya, mereka seolah tak peduli meskipun teriakan ayahnya membahana di dalam ruangan. “Ayaaaaaahhh!!” teriak Yuren disertai lelehan air matanya. Suara ayahnya tak terdengar lagi, pertanda bahwa kini ayahnya telah meregang nyawa. Yuren tak bisa melihat bagaimana sosok ayahnya sekarang karena tubuh ayahnya dikerumuni beberapa serigala.  Yuren terisak penuh sesal, kejadian mengerikan ini menimpa mereka semata-mata karena sang ayah begitu ingin agar pesta pernikahannya dengan Elyas Edgar berlangsung semeriah mungkin. Ayahnya begitu ingin menjamu para tamu dari keluarga Edgar semewah mungkin. Padahal pesta pernikahan akan dilangsungkan 2 hari lagi. Kini jangankan untuk menikah, Yuren sangsi dia akan bertahan hidup. Besar kemungkinan dia pun akan bernasib sama seperti ayahnya yaitu menjadi santapan para serigala kejam ini. “Tidaaaak ayaaaaah !!” teriak Yuren entah untuk keberapa kalinya ketika kini akhirnya dia bisa melihat kondisi ayahnya. Jasad ayahnya sudah hancur tak dapat dikenali. Kulit dan daging di wajahnya sudah tidak tampak melainkan digantikan dengan tengkorak yang masih berlumuran darah. Tubuhnya pun tak jauh beda, para serigala itu benar-benar melahap seluruh bagian tubuh ayahnya. Organ-organ dalamnya tak ada satu pun yang tercecer pertanda para serigala melahap habis tanpa sisa. Kini tubuh ayahnya hanya berupa tulang belulang yang masih berlumuran darah.  Yuren merasakan penyesalan yang sangat besar saat ini, ayahnya meninggal demi membahagiakan dirinya di hari pernikahannya. Pernikahannya yang seharusnya jadi sumber kebahagiaan kini berubah menjadi sumber bencana. Andai dia tahu kejadian seperti ini akan terjadi, dia pasti akan menolak lamaran dari keluarga Edgar. Yuren merasa penyebab ayahnya meninggal karena kesalahannya yang telah menerima lamaran itu.  “Kita lanjutkan pestanya. Kita santap juga daging wanita ini.” ujar salah seorang pria yang tengah memegangi Yuren, seketika membuat tubuh Yuren yang sempat mematung karena terlalu syok melihat kondisi ayahnya, kini kembali gemetaran saking takutnya. Kedua mata Yuren membulat sempurna ketika dia menyaksikan beberapa serigala yang tadi menyantap daging ayahnya tiba-tiba berubah menjadi manusia, beberapa pria dan wanita. Benak Yuren dipenuhi tanda tanya saat ini, sebenarnya makhluk apa mereka? Kenapa serigala-serigala itu bisa berubah menjadi manusia? Kira-kira pertanyaan-pertanyaan itulah yang berkecamuk di dalam hatinya.  “Kyaaaaaaaaaa !!” jerit Yuren, ketika pria yang memeganginya tiba-tiba mendorongnya hingga dia tersungkur di tengah-tengah ruangan. Kedua pria yang memegangi tubuhnya tadi kini berubah menjadi serigala bertubuh besar. Mereka mengelilingi tubuh Yuren, disusul beberapa serigala lain ikut mengelilinginya. Sekitar 7 serigala buas dan bertubuh besar sedang mengelilingi Yuren saat ini. Mereka menatap tajam pada Yuren dengan lelehan air liur yang tak hentinya menetes dari mulut para serigala. Lidah tak bertulang mereka yang menjulur keluar sukses membuat Yuren semakin gemetar ketakutan.  “Aku mohon, jangan bunuh aku. Ampuni aku.” pinta Yuren pilu dengan lelehan air mata yang sudah menganak sungai di wajahnya. “Aku dan ayahku telah melakukan kesalahan besar karena telah memasuki area kekuasaan kalian, tapi sungguh kami tidak mengetahuinya. Jadi aku mohon ampuni aku. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi.” tambahnya. Namun, seolah para serigala itu tak punya rasa iba, mereka justru melangkah mendekati Yuren. Yuren menatap sekelilingnya namun naasnya dia tak menemukan jalan untuk melarikan diri.  Yuren pasrah dan menutup matanya ketika salah satu serigala melompat ke arahnya. Dia tak bisa melakukan apapun, tidak juga bisa melawan atau melarikan diri. Dia hanya bisa pasrah menerima dirinya sesaat lagi akan segera menyusul sang ayah.  “Hentikan !!” Seolah keajaiban itu memang ada, sebuah suara baritone terdengar menggema di dalam ruangan. Yuren membuka perlahan kedua matanya ketika dia tak merasakan satu gigitan pun dari serigala di tubuhnya. Dia tertegun menatap ke arah para serigala yang tadi mengerumuninya kini melangkah menjauh seolah tengah memberikan jalan pada seseorang.  Yuren masih berdiri di tempat yang sama meskipun kini ada seorang pria bertubuh tegap nan atletis sedang berdiri di hadapannya. Pria dengan parasnya yang menawan, bermata tajam dengan irisnya berwarna kuning keemasan kini tengah menatap intens ke arahnya. Pria itu mendongak memperlihatkan rahang kokohnya yang seolah menghipnotis Yuren untuk menatapnya tak berkedip. Pria itu tampan, Yuren pun tak memungkirinya. Namun hatinya tak merasakan getaran apapun ketika menatapnya. “Sepertinya kalian sedang berpesta.” ucap pria itu pada kawanan serigala. “Benar tuan, kami sedang menghukum dua manusia ini karena mereka telah berani  memasuki wilayah Pack kita.” Sahut salah seorang pria yang tadi menangkap Yuren dan ayahnya di hutan. Pria itu kembali memusatkan atensinya pada Yuren. Dia melangkah sehingga kini berdiri tepat di hadapan Yuren. Dia memegang dagu Yuren, mendongakkan kepalanya seolah sang pria tengah memeriksa setiap inci dari wajah jelita milik Yuren. Dia juga menatap dengan seksama tubuh Yuren, mulai dari rambut hingga kakinya. “Siapa namamu?” tanya sang pria. “Yu-Yuren,” sahutnya tergagap. Rasa takut di dalam dirinya masih sangat kentara, dia bahkan tak merasa terpesona sedikit pun menatap wajah sang pria, sangat berbeda dengan beberapa wanita yang berada di dalam ruangan itu yang kini menatap penuh damba pada sang pria. “A-aku menyadari kesalahanku. Kalian sudah membunuh dan menyantap daging ayahku. Tolong jangan lakukan hal yang serupa padaku. Aku janji tidak akan menginjakan kaki di wilayah kekuasaan kalian lagi, karena itu tolong lepaskan aku.” pinta Yuren untuk yang kesekian kalinya. Pria itu tak menyahut sebaliknya dia tersenyum sinis mendengar permohonan Yuren. “Kau ingin selamat, kau tidak mau menjadi santapan kami kan?” tanya sang pria yang langsung diangguki oleh Yuren penuh semangat. “Sayangnya tidak ada satupun manusia yang keluar hidup-hidup setelah mendatangi wilayah kekuasaan kami.” “Tolonglah, aku mohon jangan bunuh aku.” pinta Yuren lagi dengan suaranya yang bergetar dan mulai serak, efek karena terlalu banyak menangis dan berteriak. “Tidak mungkin kami melepaskanmu, tapi ada satu cara jika kau memang ingin tetap hidup.” ucap sang pria mengundang kernyitan tak paham di wajah Yuren, namun di saat yang bersamaan Yuren seolah mendapatkan sebuah harapan besar untuk mempertahankan nyawanya. “Bagaimana caranya agar kalian tidak membunuhku?” tanyanya antusias. “Menjadi mate ku, kau harus menjadi istriku.” Yuren terenyak dan tampaknya bukan hanya Yuren yang terkejut mendengar ucapan pria itu, melainkan semua orang dan serigala yang tengah berada di dalam ruangan. “Jika kau bersedia menjadi mate ku atau lebih tepatnya istriku, maka mereka tidak akan berani memakanmu, sebaliknya mereka akan menghormatimu. Tapi jika kau menolak maka kau akan bernasib seperti manusia malang itu.” jelas sang pria seraya menunjuk ke arah jasad ayah Yuren yang telah menjadi tumpukan tulang belulang. “Jadi, apa pilihanmu?” tambah sang pria. “Apa tidak ada cara lain selain ini?” Pria itu menggeleng sebagai responnya. “Kalau begitu beri aku waktu untuk berpikir.” “Tidak, kau harus menjawabnya sekarang juga.” Yuren tertegun lebih tepatnya dia sedang memikirkan langkah apa yang harus diambilnya. Semua pilihan yang diberikan pria itu sangat merugikan untuknya. Jika dia menolak maka nasibnya akan sama seperti ayahnya dan jelas dia tidak menginginkan hal itu. Tapi di sisi lain, dia pun tidak ingin menikah dengan pria itu. Meski pria itu terlihat tampan dan mengagumkan tapi melihat dia memiliki ekor, Yuren tahu persis pria itu juga bukan manusia melainkan makhluk yang sama seperti beberapa orang yang kini berada di dalam ruangan. “Jangan kau pikir kami ini penyabar. Jika kau masih tidak memberikan jawabanmu maka aku akan menyuruh mereka untuk melanjutkan pesta mereka menyantap dagingmu. Jadi...” “Baiklah, aku bersedia menjadi istrimu.” Yuren menyela dengan cepat, dia merasa hanya keputusan ini yang terbaik bisa dipilihnya saat ini. Dia belum siap untuk menyusul sang ayah terutama mengingat dia akan dibunuh dengan begitu sadisnya seperti sang ayah. Pria itu tersenyum tipis dan berbalik menatap ke arah kawanannya. “Kalian dengar, wanita ini akan menjadi istriku, jadi tidak ada yang boleh mendekatinya apalagi sampai membuatnya ketakutan. Berani mengganggunya maka kalian akan berhadapan denganku.” Semua orang berlutut di hadapan sang pria seolah mereka tengah menunjukkan kepatuhan mereka. Begitu pun dengan para serigala membungkukan kepala mereka seolah menerima sepenuhnya titah dari pria yang hingga detik ini belum Yuren ketahui apa kedudukannya di dalam kawanan serigala itu. “Tuan, mohon pertimbangkan lagi. Anda tidak bisa menikahi manusia.”  Kini atensi mereka terpusat pada seorang pria paruh baya yang tiba-tiba memasuki ruangan. “Bukankah selama ini kau selalu mendesakku agar aku segera menentukan siapa yang akan menjadi mate ku? Sekarang aku sudah memilihnya, aku memilih wanita ini yang akan menjadi mate ku.” sahut sang pria tegas. “Memang benar anda harus segera memilih seorang wanita yang akan dijadikan mate anda karena anda membutuhkan keturunan untuk dijadikan pewaris anda kelak, tapi wanita itu seharusnya berasal dari bangsa kita. Wanita itu harus seorang Shewolf, agar kelak dia bisa menjadi Luna di pack ini.” “Aku telah memutuskan wanita itu yang akan menjadi mate ku, terlepas kau setuju atau tidak.” tolak sang pria lebih tegas dari sebelumnya. “Dia seorang manusia, berbeda dengan bangsa kita yang menjungjung tinggi kesetiaan. Manusia adalah makhluk serakah dan mudah berkhianat, Tuan. Tolong pertimbangkan sekali lagi keputusan anda.” Pria itu tampak murka terlihat dari wajahnya yang memerah dan aura mengerikan yang menguar dari tubuhnya. Para serigala yang menyadarinya melangkah mundur seolah sengaja menjauh. Begitupun dengan beberapa orang yang tadi berlutut kini mereka menundukan kepala mereka seolah menghindari tatapan mengintimidasi dari sang pria. “Dengar, Varga. Kau mungkin tetua di pack ini. Tapi jika perlu ku ingatkan lagi, aku lah Alpha disini. Tidak ada seorang pun yang bisa menolak perintahku termasuk kau. Jika kau tetap menolak keputusanku maka kapan pun kau bisa angkat kaki dari pack ini.” Pria paruh baya yang bernama Varga itu terenyak, dia menundukan wajahnya dalam tak berani menatap langsung ke arah mata sang pria. “Maaf, Tuan. Saya tidak akan membantah anda lagi.” sahutnya, akhirnya menyerah. “Bagus, memang seharusnya seperti itu.” Pria itu kembali memutar tubuhnya sehingga kini dia menatap langsung ke arah Yuren. “Tadi namamu Yuren bukan?” tanyanya. “B-benar.” jawab Yuren. “Namaku Black Zoro, karena kau sudah menyetujui pernikahan ini maka kau harus menerima takdirmu menjadi wanitaku.” Yuren tertegun sejenak, sebelum akhirnya dia mengangguk pasrah. Toh dia memang tak memiliki pilihan lain selain ini. “Panggil para Omega kemari. Suruh mereka untuk meriasnya dan mempersiapkan ritual pernikahan. Kami akan menikah malam ini.” titah sang Alpha sebelum dia melenggang pergi meninggalkan Yuren, serta meninggalkan kawanannya yang masih terkejut dan sulit menerima keputusan pemimpin mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD