Siang telah berganti senja. Langit di atas Kael Corporation perlahan memerah keemasan. Sinar matahari terakhir hari itu menembus dinding kaca lantai lima puluh, memantulkan kilau dingin pada interior ruangan kerja Damon Valerius Kael, CEO sekaligus penguasa yang membuat setiap karyawan menahan napas hanya karena satu lirikan matanya. Aroe berdiri tegap di depan meja kerja besar dari kayu hitam itu, menunggu perintah terakhir. Jemari Damon bergerak cepat, menandatangani berkas tanpa ragu. “Pastikan semua laporan ini dikirim ke kantor cabang sebelum pukul delapan malam,” ujarnya tanpa menoleh. “Siap, Tuan.” Suara Aroe terdengar mantap, tanpa getar. Ruangan itu senyap. Damian belum kembali, membuat suasana lebih tenang dari biasanya. Di benaknya, Aroe masih mengulang nama-nama yang beber

