bc

Suamiku Posesif

book_age18+
27
FOLLOW
1K
READ
revenge
age gap
friends to lovers
arranged marriage
arrogant
badboy
badgirl
boss
heir/heiress
tragedy
bxg
like
intro-logo
Blurb

Kana hanya ingin mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang telah bercerai dan sudah punya keluarga baru masing-masing. Namun, alih-alih mendapatkan, Kana malah dijebak dalam perhatian palsu yang membuatnya harus menikah dengan pria overprotective. Evano Hayden Danuartha. Sebelum menikah Kana hampir tak diperhatikan, tapi setelah menikah malah terlalu diperhatikan. Bukan, itu bukan semacam perhatian kasih sayang, bukan dimanjakan, melainkan diatur paksa. Lantas bagaimana hidup Kana? Selanjutnya hanya di #SUAMI POSESIF by Saiyaarasaiyaara.

chap-preview
Free preview
Bagian 01
"Aaarrgggh ... tidak!! Lepaskan, aku tidak mau!" ujar Kana sambil menjerit kencang. Gadis itu baru saja ditarik keluar dari ruangan yang penuh kebisingan, lampu-lampu yang berkelap-kelip dan juga manusia-manusia yang sibuk meliuk-liukkan tubuhnya bagaikan cacing kepanasan. "DIAM!!!" bentak pria dengan dingin dan penuh peringatan. Namun, bukannya takut dan menurut. Kana justru semakin memberontak, memukul, bahkan menarik tangannya dari cengkraman pria itu. Meski akhirnya usahanya itu berakhir sia-sia. Karena sedetik kemudian Pia itu justru memanggul Kana. Membawa gadis itu seperti memikul sekarung beras. Sampai akhirnya mereka di depan sebuah mobil, seorang sopir pribadi turun dan membuka pintu, dan selanjutnya Pria itu tanpa babibu tiba-tiba melempar Kana masuk ke dalam. Brugh! "Auchh ... ssttt, linunya!" keluh Kana. Dia langsung bangkit, duduk dan menatap Pria yang barusan melemparnya. Gadis itu menatapnya tajam, tapi raut wajah pria itu sama sekali tak berubah. Dia ikut masuk ke dalam mobil, duduk tepat di sebelah Kana. "Bangk* ... dasar nggak punya otak! Kamu pikir apa hakmu melakukan ini padaku. Jangan pikir karena kamu suamiku, kamu jadi berhak mengatur hidupku. Hidupku adalah milikku dan aku berhak atas kebebasanku!" omel Kana sedikit berteriak. "Berisik, tutup mulutmu!" ujar Pria itu dingin. Kana menyeringai kesal lantas mendengus kasar. Mendekatkan wajahnya ke arah Pria itu dengan berani, lalu berteriak tanpa kenal takut. "TIDAK MAU!!!" Bersamaan dengan itu, cengkraman Pria itu langsung bersarang di rahang Kana. Raut wajahnya berubah lebih menakutkan dan membuat keberanian Kana langsung ciut. "Ulangi!!" tantang Pria itu dengan posisi yang sama. Rahang Kana masih dicengkram dan kini Kana merasa ngilu dibagian sana. Membuatnya pun menyerah dengan cepat, lalu menggelengkan kepala. "Kamu mabuk!!" ujar Pria itu. Dia langsung melepaskan cengkramannya dengan gerakan menepis yang membuat Kana terhempas. Kepalanya langsung menabrak jok mobil, yang membuatnya kembali merasa linu. Hal itu juga berhasil membuat Kana segera bergeser sebisa mungkin menjauh dari Pria itu. Lalu terdiam kapok dan menatap ke arah luar mobil. Di sisi lain Pria itu sama sekali tidak peduli atau bahkan tak terlihat menyesal. Dia hanya menatap lurus ke arah depan. Sopir yang berada di depan terlihat melirik dari kaca spion dalam mobil. Segera menjadi iba pada nyonyanya, tapi saat melihat ke arah tuannya, sopir itu langsung takut dan kembali fokus ke depan. Keadaan dalam mobil berubah hening, sesak dan mencekam. Setelah beberapa menit, Kana tampak lega, walaupun dia masih tak berani bertingkah. Gadis itu sempat melirik suaminya, lalu tampak kecut saat melihat wajah datarnya. 'Dasar iblish!!' umpat Kana membatin. Dia pikir keadaan sudah aman, karena tidak ada lagi reaksi yang Pria itu tunjukkan selama perjalanan pulang. Namun mimpi buruknya segera tiba, sesampainya di rumah. "Aaarrgggh!" Kana yang baru saja melangkah masuk tiba-tiba merasa rambutnya dijambak dari belakang. Dia menoleh dan menemukan Pria itu pelakunya. "Kak Evano, sakit ... tolong lepaskan rambutku ..." ucap Kana dengan keberanian yang belum pulih. Namun, Pria yang dipanggil Evano itu tak mengindahkan perkataan Kana. Pria itu justru terus menarik rambut panjang Kana hingga mereka sampai area kolam renang. Byur!! Tiba-tiba Kana merasa tubuhnya melayang, beberapa menit kemudian dia sudah tenggelam ke dalam kolam, tapi sebelum dia berenang ke atas, kepalanya terasa ditahan. "Mmmm ... mmmm ...." Kana hampir kehabisan nafas dan berpikir akan berakhir di sana. Gadis itupun pasrah, tapi tiba-tiba kepalanya ditarik ke atas. Kana pun memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meraup udara sebanyak-banyaknya. "Hosh-hosh ...." Gadis itu juga langsung menatap ke arah suaminya. Evano ikut masuk ke dalam kolam dan dialah yang sudah menahan kepala Kana di dalam kolam. Bahkan tangan Pria itu masih bersarang di kepala Kana. Menyadari hal itu, Kana pun meradang, marah dan sudah tidak peduli apapun. "Bajing--mmm ...." Sayangnya sebelum kalimat umpatannya utuh, Pria itu kembali mendorong kepala Kana sampai tenggelam. Kemudian menariknya dan memberikan beberapa detik untuk bernafas. Begitu seterusnya, sampai Kana kehabisan tenaga, pandangannya mulai kabur, diikuti pusing luar biasa, hingga akhir kesadarannya habis. Kana pun pingsan di sana. ***** "Ughh ... pusing sekali ..." ujar Kana saat baru sadarkan diri. Reflek kedua tangannya pun memegang bagian kepalanya yang berdenyut nyeri. Kemudian kilasan ingatannya sebelum pingsan pun terbayang dalam kepalanya. Kana berdesis kesal dan hampir mengumpat, tapi berhenti sesaat kemudian saat menyadari sesuatu. "Dasar Pria Anji--oh suamiku ... Kak Evano, kamu di sini, kenapa belum berangkat kerja?" tanya Kana. 'Muak sekali aku menatap bajing*n ini. Huhh ... tatapannya sok mengintimidasi. Dia pikir hal itu akan membuatku takut? Tidak bisa. Aku bersumpah suatu saat nanti akan membalasnya, dan melakukan hal yang lebih kejam dari kejadian semalam,' batin Kana. "Minum obat itu secepatnya!" perintah Evano sambil melirik ke arah nakas yang berada di sebelah tempat tidur. 'Mulai lagi sok ngaturnya. Huh, dasar toxic!" batin Kana. "Minum Kana dan berhenti membuatku emosi. Satu lagi, aku bukan kakakmu, jadi jangan memanggilku begitu!" ujar Evano penuh penekanan. Kana mengangguk saja, bukan karena takut, tapi sadar tubuhnya belum sepenuhnya pulih untuk melawan suaminya itu. Dia pun mengalah, dan mulai meminum obatnya. Namun, ternyata obat yang berupa cairan itu cukup pahit dan membuatnya meludah. "Cuih ... obat macam apa ini, rasanya aku mau mat* saat meminumnya. Aku tidak mau!!" Evano langsung menghela nafas, dan membuat Kana takut. Pria itu mendekat dan menghmpiri Kana. Menyadari ancamannya datang, Kana pun sesegera mungkin mencegatnya. "Iya-iya, aku akan minum, aku akan habiskan sekarang!" Sayangnya ucapan itu terlalu terlambat, karena tepat sesaat setelah bicara. Evano sudah merebut mangkuk obatnya, mencengkram rahang Kana dan memaksa gadis itu minum dan menelan obatnya secara paksa. "Aku sudah memperingatkanmu, jangan menguji emosiku Kana!! Awas saja jika kamu berani mabuk seperti kemarin malam. Aku tidak akan cukup berbaik hati lagi!!" ancam Evano, sebelum kemudian keluar kamar begitu saja. 'Berbaik hati apanya? Kamu hampir membuatku mat* bajing*n!!' batin Kana kesal. Namun, tidak hanya itu, saat Kana bangkit dan berjalan ke arah pintu dengan tubuh lemahnya dan juga linu yang menyelimuti. Tepat di sana di depan pintu Kana menyadari sesuatu yang ganjil, tapi dia masih menyangkalnya. Menggelengkan kepala dan mencoba membuka pintu. "Apa?! Jangan bilang bajing*n itu mengunciku di sini, tidak aku tidak mau di sini ...." Cklek-cklek!! Kana masih berusaha membuka pintu, tapi nyatanya pintu itu tetap terkunci dengan rapat. Membuat gadis itu tak habis pikir dan tak tahan hingga berteriak. "BUKA ... BUKA!! Aaarrgggh ... bukaaaaa ..." "Brengs*k! BUKA!!!" *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
50.9K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.6K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
30.9K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.7K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook