bab 1
Cinta menopang dagunya sambil menatap seorang lelaki tampan yang sedang duduk di bangku kantin tak jauh dari tempatnya
Sudah lama ia mengagumi Keanu sang dosennya sendiri
' astaghfirullah ' batinnya mengucap istighfar karena terlalu lama memperhatikan laki laki yang bukan mahramnya
" masih?...jadi pengagum rahasia pak Kean?"
Cinta tersentak, lalu menoleh pada teman perempuannya yang sudah duduk disampingnya entah sejak kapan
" bikin kaget aja!...orang mah salam dulu, baru nanya!"
Vina tersenyum lebar sambil meletakkan totebag bergambar pooh nya di atas meja
" sorry... assalamualaikum ukhti Cinta"
" waalaikumussalam "
" jadi gimana ukhti Cinta? apa hatimu masih tidak bisa berpaling dari sosok kakak senior SMA yang sekarang jadi dosen kita?"
Cinta menghembuskan napas pelan, melirik Vina dengan sinis,
" kalo pak Kean jodoh aku ya Alhamdulillah, kalo bukan jodoh aku ya harus ikhlas...yang penting aku tetap berusaha berdoa kepada Allah supaya dijodohin, menyebut namanya di sepertiga malam "
Vina mengangguk anggukkan kepalanya mendengar penuturan sahabatnya ini, hatinya mengaminkan doa Cinta
" aku duluan ya,..dikit lagi pelajarannya pak Kean udah mau mulai " pamit Cinta kemudian beranjak dari duduknya
" oke! semangat Sahabatkuuuuu..." goda Vina sambil menyentikkan sebelah matanya
***
Keanu Fahreza Amir, seorang dosen muda di sebuah universitas internasional
memiliki paras tampan dan rupawan dengan ketaatan dan ilmu agamanya yang subhanallah tidak diragukan lagi,sehingga banyak kaum hawa yang menginginkan menjadi pasangan hidupnya
Keanu berjalan masuk kedalam kelas dengan raut wajah datar dan tatapan dingin
kelas yang tadinya ribut seketika berubah menjadi diam senyap, entah karena takut atau terpesona oleh sang dosen muda
Cinta menelan saliva dengan susah payah saat Kean mulai menatap sekelilingnya
ia menundukkan kepalanya gugup, takut khilaf jika terus terusan menatap Keanu dengan kagum
" assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh" ucap Kean dengan suara tegas, membuat jantung Cinta berdetak tak karuan
hanya sekedar salam mampu membuatnya luluh...
" waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh" semua mahasiswa menyahut kompak
" keluarkan catatan kalian!" titah Kean datar, kemudian melangkah mendekati papan tulis putih dan mulai menuliskan serangkaian materi disana
Cinta menatap lesu papan tulis putih dihadapannya, angka angka dengan segala rumus serta senyawa kimia sudah tertera rapi di sana, pelajaran yang selalu ia hindari sekarang harus ia nikmati dengan berat hati
ia melipat tangannya di atas meja kemudian menaruh kepalanya di atas lipatan tangan memejamkan matanya perlahan, lebih baik tidur...pikirnya, tidak peduli jika ketauan
***
" baiklah! pelajaran saya cukup sampai disini... assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh" Kean menutup kelas mata kuliahnya dengan salam sambil membereskan buku dan alat tulisnya
" waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh" jawab para mahasiswa dan mahasiswi serempak
mereka tampak bersorak lega setelah beberapa jam terjebak di kelas Kean yang membosankan
sebelum keluar kelas, Kean menatap bangku pojok dimana seorang mahasiswi sedang tertidur pulas di sana
sebenarnya ia sudah memperhatikannya sejak memulai pelajaran
mahasiswi itu terbangun karena kebisingan kelas
" kamu! yang baru saja bangun tidur, ikut saya!" suara tegas dengan nada geram itu membuat suasana kelas hening kembali
semua orang mengalihkan tatapan ke arah Cinta
Cinta cukup terkejut, kemudian menghembuskan napasnya perlahan
' haduhh ketahuan lagi?!' batin Cinta cemas
tanpa menyahut, Cinta melangkah gontai mengikuti Kean dari belakang, sedikit memberi jarak
Kean menghembuskan napasnya sejenak sesaat setelah sampai di depan pintu ruangannya bersama dengan mahasiswinya, lantas menatap dingin
" kenapa kamu tidur pada jam pelajaran saya?!"
Cinta menggaruk tengkuknya di balik hijab yang ia kenakan, kepalanya tertunduk, enggan menatap Kean
" saya minta maaf pak, saya tidur karena saya tidak suka pelajaran yang bapak ajarkan dikelas tadi" sahutnya jujur
Pak Kean mengajar kimia organik dikelas Cinta tadi
Cinta sedikit menyesal karena terlalu jujur pada Dosen mudanya itu, jika begini bisa bisa Kean akan mengecapnya sebagai mahasiswi yang tidak patuh
Kean berdecak pelan dengan mata menyipit menatap mahasiswi di hadapannya yang saat ini menunduk, seolah sedang menjaga pandangannya
" yasudah! kali ini saya maafkan, untuk absen pertemuan selanjutnya jika kamu tidur dengan sengaja lagi...nilai kamu saya kurangi dari seharusnya!" ucap Kean, kemudikan berlalu masuk ke dalam ruangannya
Berkali kali Cinta mengucap istigfar sekaligus alhamdulilah, karena selama jadi pengagum rahasia Kean baru kali ini ia bisa berinteraksi langsung dengannya
Cinta merasa grogi sekaligus kesal sekarang...
rasanya ingin buru buru pulang saja kerumah
selesai urusannya dengan Kean, Cinta membalikkan tubuhnya melangkah pergi dari depan pintu ruangan Kean
" Taaa..."
Cinta membalikkan kembali tubuhnya mendengar teriakan yang memanggilnya, menatap Vina yang berada di ujung koridor sana
" jangan teriak teriak kenapa sih!" sahut Cinta dengan kesal ketika Vina sudah berada disampingnya sibuk mengatur napas karena kelelahan habis berlari mengejar Cinta
Vina mengambil napas sejenak lalu menatap Cinta
" lo jalan cepet banget sih Ta, mau gak mau gue lari sambil manggil nama lo"
Cinta berdesis pelan
" udah selesai jam kuliahnya?"
Vina mengangguk, merangkul pundak Cinta sambil melangkahkan kakinya mengajak Cinta agar berjalan
" udah, ayok kita pulang!"
" hmm, yaudah yuk!"
***
" assalamualaikum, " Cinta masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam dan tangan kiri yang menenteng flat shoes cantiknya
" waalaikumussalam "
Cinta mencium punggung tangan sang Umi tercintanya
" muka kamu kenapa di tekuk begitu Ta,?" tanya azkia-mama Cinta sambil mengelus kepala putrinya
Cinta menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis
" ga apa apa kok, umi...Cinta cuman ngerasa capek aja abis kuliah seharian"
azkia memberi senyum kasihnya ke Cinta
" yasudah, kamu langsung masuk kamar aja ya, mandi, abis itu sholat, kalau sudah selesai makan diruang makan nanti sama Umi ya "
" iya Umi, Cinta ke kamar dulu yaa "
" iya sayang... "
Cinta melangkahkan kakinya ke atas menuju kamarnya berada.
Setelah sampai di kamar, ia menghela nafas panjang. Kalau diingat ingat kejadian hari ini membuat ia merasa sangat lelah.
***
Cinta keluar dari kamarnya sambil mengucek matanya pelan
karena hari ini Minggu, ia memutuskan bangun siang asal sholat subuh tak ketinggalan
Cinta merapikan hijabnya, lalu menghampiri Abi dan uminya yang sedang makan sarapan pagi
" assalamualaikum, umi...Abi" sapanya sambil mencium pipi umi dan abinya
" waalaikumussalam anak kesayangan, Abi" sahut adam-abinya Cinta
" sini sayang,... sarapan" ajak azkia sembari menepuk kursi di sebelahnya
Cinta mengangguk, kemudian menarik kursi dan duduk disamping uminya
meraih beberapa lembar roti tawar lalu mengoleskan selai coklat campur kacang di atasnya
" ta, hari ini abangmu kan pulang, kamu jemput ya...hari ini Abi ada meeting jadi ga bisa jemput, nanti Abi anter kamu ke terminal"
Cinta menoleh ke arah abinya dengan mata membulat sempurna
" bang ferlan pulang?"
Adam mengangguk lalu menyeruput teh hangatnya
" kamu bisa kan jemput abang mu di terminal?"
Cinta mengangguk cepat dan senyumnya mengembang
" bisa dong, bi...alhamdulillah akhirnya bang ferlan pulang!" sahut Cinta dengan semangatnya
ferlan putranda adamsyah, Abang satu satunya Cinta yang sudah hampir satu tahun berada di negri para oppa mengurus perusahaan milik Adam
umi dan abinya tertawa pelan, gemas dengan tingkah Cinta
" habiskan dulu rotinya, setelah itu kamu siap siap" ucap sang umi
" siaaap umii!" sahut Cinta sambil memberi hormat seperti upacara bendera kebangsaan
Cinta berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya
Cinta sangat senang, karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan abang kesayangannya
***
senyum Cinta tak pernah pudar sesaat setelah keluar dari mobil abinya
menanti kedatangan ferlan di sebuah bangku panjang
rasanya ia ingin menangis ketika melihat sang Abang dari kejauhan yang menarik kopernya sambil melambaikan tangan
" Cintaaa!"
Cinta beranjak dari duduknya bergegas berlari menghampiri sang Abang, tak peduli jika gamis panjang yang ia kenakan terinjak oleh dirinya sendiri
" bang ferlan, Cinta rinduu abang.....!" ucap Cinta sambil memeluk erat tubuh ferlan
ferlan membalas pelukan Cinta tak kalah erat
" Abang tau, Abang kan emang ngangenin"
" idih, pede banget sih!" Cinta memukul pelan lengan abangnya
ferlan tertawa pelan
" iya lah, Abang kan ganteng"
" iya deh iya, yang gantengnya sekebon pohon pisang"
kemudian mereka melangkahkan kaki hendak keluar dari gedung bandara
Cinta mengikuti langkah ferlan yang menarik kopernya
" Abang" panggil Cinta manja
" hhhmmm"
" Abang bawa oleh oleh ga buat Cinta?" tanya Cinta sambil memperhatikan ransel ferlan yang tidak terlalu besar
" males bawanya, dek" sahut ferlan asal
" Abang ish!" rengek Cinta memberengutkan wajahnya
ferlan tertawa lagi, lama sekali ia tidak menjahili adik perempuannya ini
" bawa kok, nanti Abang kasih pas dirumah"
Cinta tersenyum senang lantas memeluk lengan ferlan
" yeayyy, sayang Abang!"
" trus kita pulang naik apa bang?"
" kamu tadi kesini gimana?"
" Cinta tadi dianterin Abi"
" kamu bawa uang tunai gak?"
Cinta menggeleng cepat
" ya udah, kita jalan kaki ajah!"
Cinta mengerutkan dahinya bingung,
" kok jalan kaki bang?"
" ya Abang ga bawa uang jugaaa...gimana mau pesen taksi?"
Cinta sontak langsung memukul lengan abangnya dengan kesal
" ya Allah, bang...terus gimana donk?! masa jalan kaki?! dikira bandara ke rumah sejengkal kodok kali ya jaraknya"
ferlan melipat bibirnya kedalam menahan tawa
Cinta yang baru tersadar sedang di jahili pun mencubit pinggang ferlan kencang
" bang ferlan nyebelin banget sih, males Cinta!" ucap Cinta merajuk manis
" hahaha, mau aja dibohongin"
Cinta menyipitkan matanya menatap sinis sang Abang
" awas aja ya, kita musuhan!"
" jangan gitu dong dek! Abang minta maaf ya..."
ferlan merangkul bahu Cinta sambil menatap nya dengan pipi menggembung meledek sang adik
Cinta melangkah sedikit menghentakkan kakinya kesal mendahului ferlan
" gak mau pokoknya!!" sahut Cinta cemberut
" ferlan!!"
suara bariton itu masuk menginterupsi pendengaran Cinta, ia merasa sangat familiar sekali dengan suaranya
Cinta pun memundurkan langkahnya untuk mendekati ferlan kembali
" wah, Kean! makin cool parah lo, gimana kabar lo baik? "" ferlan berucap sambil bersalaman dengan laki laki di depannya
" alhamdulillah baik lan " jawab Kean dengan nada Cool nya
tunggu! Kean?...jangan jangan Keanu dosen dikampusnya? gak mungkin!
perlahan cinta mendongakkan kepala, dugaannya ternyata benar!
mengapa dunia ini sempit sekali, sih?
" pak Kean" sapa cinta ramah, lalu kembali menundukkan kepala
" kamu Cinta kan?" Kean menatap ferlan dan Cinta bergantian seolah bertanya ada hubungan apa antara ferlan dan Cinta
"iya,... ini adek gue, mahasiswi lo, Kean?" jawab sang abang mewakili suara Cinta
Kean mengangguk meng iya kan pertanyaan ferlan
" cepat!" ucap Kean kemudian melangkah meninggalkan ferlan dan Cinta
" dih, masih aja nih anak dingin kek freezer!" gumam ferlan sambil menarik tangan Cinta mengikuti langkah Kean menuju mobilnya
setelah masuk kedalam mobil Kean, ferlan dan Cinta memasang sabuk pengaman
lalu Kean menoleh kebelakang sejenak lantas menghembuskan napas
" gue jadi supir nih,...tarifnya kalo sama gue mahal lohh?" tanya Kean dengan sinis
ferlan mengangguk dengan tampang tanpa dosa
" sekali kali, bro"
" ck bayar ya lan" Kean mendecak lidah kemudian menginjak pedal gas melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang keluar dari gedung terminal
ia melirik ferlan dan Cinta dari kaca spion tengah, kakak beradik ini hanya diam satu sama lain
ferlan menggerakkan bahunya, kepo dengan apa yang sedang di tatap sang adik dari layar ponselnya
" ish Abang jangan deket deket, Cinta...sanaan!!" ucap Cinta ketus
Kean menautkan alisnya, ternyata Cinta tengah merajuk pada ferlan
ferlan tampak menghembuskan napasnya pelan, berusaha meraih tangan adiknya
" jangan marah dong, nanti Abang ajak ke toko donat langganan Cinta deh" rayu bang Ferlan
toko donat yang di maksud Ferlan adalah toko donat yang berada di mall besar tanjung barat
" gak ada suap menyuap ya, bang!"
" Abang beliin pizza semeter gimana?"
mata Cinta seketika berbinar mendengar kata pizza, dengan cepat ia menoleh ke arah ferlan
" pizza? bener ya? janji? awas kalo bohong!"
ferlan tersenyum lega, kalau Cinta sampai mengadukan pada umi karena ia telah menjahili adiknya...bisa gawat
" iya iya, nanti Abang beliin"
Cinta berseru senang lalu memeluk sang Abang
tanpa sadar Kean mengulum senyum, ia gemas dengan tingkah Cinta yang menggemaskan
' sadar Kean, dia itu mahasiswi lo ' batin Kean
" lo kapan nikah, Kean?" pertanyaan ferlan membuat Kean menatapnya tajam
" napa? tersinggung lo?"
Kean berdecak lidah
" nah, lo sendiri kapan?" Kean balik bertanya
" gue? beberapa bulan lagi insyaallah "
" calon?"
" ya ada lah! masa gue mau nikah gak ada ceweknya, lo kira gue nikah sama kucing!" sahut ferlan kesal, Cinta tersenyum geli mendengar kalimat Abangnya
" Lo masih single kan? sama adik gue mau?!"
" jangan asal!" Cinta yang menyahut
ferlan tergelak tawa melihat wajah Kean merah padam menahan jengkel
Kean sedikit sensitif dengan kata menikah
tangan Kean yang sedang menggenggam setir terasa gatal ingin sekali meninju wajah ferlan yang masih belum berhenti tergelak.