Kean mengacak rambutnya gusar, menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur
setelah pertemuannya tadi pikirannya kacau
satu sisi ia merasa lega karena telah memenuhi permintaan sang bunda yang menginginkan ia menikah dengan Cinta, di sisi lain ia merasa ragu karena beberapa Minggu terakhir ia selalu menyebut satu nama seseorang yang ia idamkan di sepertiga malam
apa ini pilihan yang tepat? Kean bimbang
salahnya juga karena ia yang tidak memberitau pada bunda mengenai wanita itu sejak awal
jika sudah begini, ia tidak tau harus berbuat apa
tok!
tok!
tok!
Kean segera bangkit untuk membuka pintu kamar, bundanya yang berada diambang pintu tersenyum hangat membawa sebuah piring berisi potongan buah
" nih, bunda potongin buah buat kamu"
Kean langsung meraih piring berisi irisan buah tersebut
" makasih, Bun"
" iya sama sama, bunda ke bawah lagi ya...jangan lupa diabisin"
" bunda" panggil Kean ragu, sebelum Tiara melangkah pergi
" kenapa?" sahut sang bunda yang urung melangkahkan kaki
Kean berdehem untuk menghilangkan rasa gugup
" sebenernya aku punya..." Kean ragu mengatakannya pada bunda
" iya, punya apa?"
" emm, wanita yang namanya selalu aku sebut di sepertiga malam" Kean menjawab dengan hati hati
Tiara membelalakkan matanya seketika,
" aduh Keaaan, kenapa baru bilang sekarang?"
" astaughfirullah, trus kalo udah kaya gini gimana, coba kalo kamu bilang dari awal sama bunda"
" maaf Bun, aku ragu..trus juga ngeliat bunda kayanya seneng banget sama Cinta sejak pertemuan pertama "
Tiara menghembuskan napas pelan
" ya, tapi kalo kamu bilang ini dari awal bunda pasti akan mengerti, bunda gak mau kamu jalani perjodohan ini dengan terpaksa, pernikahan bukan untuk sebentar waktu Kean"
" insyaallah gak kok Bun, mungkin dia yang namanya selalu aku sebut memang bukan jodoh aku"
" dan aku juga yang menyetujui untuk melanjutkan perjodohan ini " sambung Kean
Tiara mengusap punggung putra nya lembut
" bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu"
" aamiin allahumma aamiin "
***
perihal Cinta dan Kean yang akan menikah, kini menjadi topik utama pembicaraan para warga kampus, entah bagaimana bisa menyebar seluas ini dan secepat ini
pupus sudah ketenangan Cinta berada di kampus, orang orang akan menatapnya sambil berbisik bisik
Cinta duduk di bangkunya menunggu Vina dengan perasaan gelisah
sungguh!
BRAK!!
Cinta terkejut ketika seorang mahasiswi datang langsung menggebrak mejanya dengan sorot mata amarah
" lo calon istrinya pak Keanu, kan?"
Cinta mengangguk pelan, hatinya tak berhenti mengucap istighfar
'' kok bisa ya, pak Kean pilih lo?! lo kasih apa dia jadi nyangkut sama lo?'' bentaknya, membuat Cinta memutar bola mata jengah
ia beranjak dari duduknya, enggan menanggapi gadis di depannya ini
'' oh, jangan jangan lo pake pelet ya?!''
langkah Cinta seketika berhenti, memejamkan matanya sejenak ,lalu berbalik
'' buang buang waktu ngelakuin kek gitu! introspeksi diri!'' Cinta berucap sarkasme
Cinta kembali melanjutkan langkahnya keluar dari kelas
baru sehari, sudah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan seperti ini, bagaimana hari hari selanjutnya, atau bagaimana bila sudah menikah nanti?
Cinta melangkah dengan lesu, setiap yang berpapasan dengannya menatap dengan pandangan yang berbeda beda, ia seperti di musuhi
siapa sih yang menyebarkan berita ini di kampus sih?
tidak sengaja Cinta berpapasan dengan Kean, buru buru ia menundukkan wajahnya
'' Cinta'' panggil Kean menghentikan langkah tepat di samping nya
'' kenapa, pak?''
'' tidak, cuma manggil aja''
Cinta berdecak pelan, Keanu memang menyebalkan
'' emm, apa ada yang mengganggu kamu?'' Kean bertanya
'' banyak!''
'' siapa?''
'' gak tau! fans fanatik bapak kali! Cinta permisi...assalamualaikum'' Cinta berlalu meninggalkan Kean yang masih terdiam di tempatnya
ia sudah mengetahui mengenai tersebarnya perihal pernikahannya yang sebentar lagi dengan Cinta
Kean pun kembali melangkahkan kaki menuju ruangannya, mengacuhkan semua tatapan yang tampak mengintimidasi
ia merogoh ponsel lantas menyalakannya kemudian menekan nomor seseorang setelah menutup pintu ruangannya
'' halo assalamualaikum'' ucapnya ketika panggilan tersambung
'' waalaikumsalam, ada apa Kean?''
'' bisa tolong cari tau akun yang sebar gosip tentang gue?''
***
Cinta merebahkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit langit kamar dengan tatapan kosong
ia teringat dengan forum kampus, menurut Vina berita tersebut berawal dari sana
benar saja beritanya ada disana lengkap dengan deskripsi entah siapa yang berulah, namun ketika ia ingin membukanya tiba tiba saja forum itu menghilang
ddrrtt!
Cinta membuka pesan yang baru masuk diponselnya
+62812xxxxxxxxx;
forum itu sudah terhapus, jangan dipikirkan lagi
anda;
pak Kean?
+62812xxxxxxxxx;
hmm, simpan no. saya
Cinta hanya membaca pesan terakhir dari Kean tanpa berniat mengirim balasan, menyimpan nomornya sebentar kemudian ia berpikir darimana Kean mendapatkan nomor ponselnya
tak mau ambil pusing karena hal tersebut,
Cinta memilih keluar dari kamarnya
ketika melewati kamar ferlan ia mengintip ferlan dari pintu yang sedikit terbuka, tanpa mengetuk pintu Cinta masuk ke dalam kamar ferlan
" Abang!"
" astaughfirullahalazim ta, untung Abang gak jantungan! kamu ngapain sih lagian tau tau nongol gak ketuk pintu gak salam...!" maki ferlan yang tersentak kaget lantas menatap tajam pada Cinta
Cinta cuma nyengir memperlihatkan gigi putihnya kemudian duduk di samping sang Abang
" Cinta bt, bang...Abang nonton apa sih?"
" anime!"
Cinta menggembungkan pipinya,
" gak ada yang laen bang? Cinta kan gak suka anime, kita nonton romansa gimana?"
" yang nonton kan, Abang...bukan kamu" sahut ferlan santai
" Abang ih"
ferlan terkekeh kecil sambil menepuk pelan pucuk kepala Cinta
" tidur aja sana!" titah sang Abang
" dih, ngusir?!"
" gak ngusir, ta... astaughfirullah ini udah jam berapa liat!"
" Cinta tidur disini aja ya, boleh kan?"
" kamar sendiri ada..."
" gak boleh nih?! Cinta bilangin umi!!"
ferlan mengusap wajahnya pelan, menatap Cinta lekat
" sensitif banget sih, lagi dateng bulan ya?"
" gak!" Cinta menyahut ketus
ferlan mengubah posisi menghadap sang adik, menangkup kedua pipi Cinta, menelisik wajahnya seksama
" kenapa, hm?"
Cinta memberengutkan wajahnya
" hiks...hiks...huaaaa....!! Cinta gak mau nikah bulan depan....hiks...hiks...gak mau pisah sama Abang umi sama Abi!"
ferlan melongo menatap Cinta yang tetiba menangis, namun beberapa saat kemudian tertawa terbahak bahak
" hah?! kamu kerasukan ya, ta?!" ferlan bertanya seraya mencondongkan tubuhnya kebelakang menjauh dari Cinta
" Abang ih, emang Abang udah gak sayang sama, Cinta ya"
refleks ferlan mengangguk cepat
" iya, Abang kan juga bentar lagi nikah, sayangnya pindah ke istri...bukan ke Cinta lagi" sahutnya lugas
" sumpah nyebelin banget punya Abang modelan begini"
ferlan melipat bibirnya kedalam menahan tawa
" Abang becanda, ta"
" awas ya!" ancam Cinta kemudian beranjak keluar dari kamar ferlan, berjalan cepat menuruni tangga menuju ruang keluarga
" lah, anak umi kenapa nangis?" Azkia datang menghampiri Cinta yang duduk sambil sesenggukan di sana
" umiii, bang ferlan katanya gak sayang Cinta lagi" Cinta mengadu
" kenapa emang?"
" Abang bilang...nanti kalo udah nikah sayangnya pindah ke istri, bukan ke Cinta lagi"
uminya malah tertawa terbahak bahak, ferlan memang senang menjahili adiknya dengan sikap atau perkataan yang nyeleneh
" Abang kamu becanda itu, ta...udah ah jangan nangis...mending kamu tidur sana"
" tuh kan, umi juga nyuruh tidur..."
" ya udah lah ah, Cinta ke kamar aja!"
Cinta melangkah sambil menghentakkan kakinya membuat sang umi geleng geleng kepala.