Tinggal Kenangan

1011 Words
"Astaga ... jadi Raya juga baru tahu?" Athar benar - benar terkejut. "Iya, Thar. Dia juga baru tahu. Untung banget dia udah sempet ketemu sama orang tua kandungnya. Di akhir hayatnya." "Bisa gitu ya. Dia tiba - tiba tahu bahwa ternyata selama ini dia anak adopsi, dan juga punya kembaran. Lalu tiba - tiba dia nemuin orang tua kandungnya, dan kemudian meninggal." "Bisa jadi itu yang namanya firasat, Thar. Jadi katanya setiap manusia yang sudah mendekati ajal, dia sebenarnya sudah merasakan atau ditunjukkan tanda - tanda. Tapi pada nggak ngeh, karena itu baru disadari orang sekitar, ketika yang bersangkutan udah meninggal. Ya kayak yang kita alami saat ini." "Jadi kamu juga nggak kenal sama sama kembarannya berarti ya." "Ya enggak lah. Emangnya kenapa? Jangan - jangan kamu naksir ya sama Freya? Uhuyyy." Jena malah menggoda Athar seperti itu. Wanita itu tersenyum cerah seolah-olah tak memikirkan perasaan Athar sama sekali. "Astaga ... apaan sih. Kan kamu tahu sendiri, aku sayangnya sama kamu." Jena cemberut kemudian, dan ia sudah malas bicara apa pun lagi. Puas menggoda pujaan hatinya, Athar kemudian memutuskan untuk berhenti dan konsentrasi menyetir. Tapi unfuk konsentrasi sepenuhnya itu cukup sulit. Karena nyatanya ia terus memikirkan Freya. Kira - kira apa tujuan Freya sebenarnya dengan berusaha mendekati Archie seperti itu. Ada dua kemungkinan. Pertama, Freya suka pada Archie. Kedua, Freya sengaja mendekati kakaknya karena memiliki niat buruk. Entah lah. Athar sedang memikirkan strategi untuk mencari tahu semuanya. *** Sepasang laki-laki dan perempuan itu sedang bercengkerama di bawah sebuah pohon rindang. Keduanya mengenakan pakaian yang serasi. Sang laki-laki mengenakan setelan kemeja dan celana waena putih. Pasangannya mengenakan dress selutut dengan lengan pendek. Keduanya terlihat sama-sama bahagia. Mensyukuri nikmat Tuhan atas berkat cinta di antara keduanya. Tersemat cincin pasangan yang indah pada jari manis mereka. Keduanya telah terikat dalam hubungan pertunangan. Dan sebentar lagi mereka akan terikat dalam janji suci pernikahan. Archie menyodorkan sebuah kotak kecil pada Raya di sampingnya. Raya menerimanya seraya tersenyum bahagia. "Apa ini?" tanyanya kemudian. "Buka aja." "Hm ... gitu ya. Sok kasih surprise." Archie hanya tersenyum malu. Raya pun akhirnya membuka kotak pemberian sang kekasih. Ketika akhirnya kotak berwarna merah hati itu terbuka, wangi cokelat segera menguar. Wangi dan enak. Di dalamnya ternyata ada sebuah cokelat berbentuk hati. Ukurannya cukup besar. Raya pun semakin tersenyum bahagia. "Astaga ... apa ini? Kamu tumben banget. Mentang-mentang lagi valentine." Archie terkikik. "Aku lihat itu di etalase toko kue tadi. Kelihatannya indah banget. Aku langsung ingat kamu. Kamu pasti akan suka kalau aku kasih itu." "Kya ... makasih, ya. Huum, prediksi kamu bener. Aku seneng banget. Baru kali ini lho aku dapat hadiah valentine dari kamu." "Uhm ... sebenarnya itu bulan ha dia valentine juga, sih. Ya, meskipun aku ngasihnya tanggal 14 Februari gini. Kamu tahu sendiri, kan. Kita nggak pernah rayain valentine sebelumnya. Karena kita percaya, yang namanya kasih sayang itu nggak harus dikasih pas valentine aja. Setiap hari bisa jadi valentine menurut kita. Dan simbol cokelat itu juga bisa beli kapan aja. Nggak usah nunggu valentine. Tapi yang bentuknya lucu-lucu macam hati begitu, ready-nya cuman kalau valentine aja." Raya masih senantiasa tersenyum. "Ya, apa pun alasan kamu. Aku tetap berterima kasih. Aku tahu, kamu sebenarnya juga pengin seperti pasangan mainstream lainnya. Yang merayakan valentine di tanggal 14 Februari. You're trying to be romantic. You just don't admit it." Mendapat serangan seperti itu dari mulut pacarnya sendiri, Archie pun langsung terdiam. Ia sudah tertangkap basah. Ya memang benar prediksi Raya itu. Ia sebenarnya memang ingin merasakan keromantisan seperti pasangan lain. Hanya saja pembawaan Archie yang dingin, membuatnya sedikit canggung untuk melakukan hal-hal romantis. Makanya ia sering membuat alasan tiap kali ingin melakukan hal romantis dengan Raya. Raya memang merupakan manusia yang paling memahaminya seumur ia hidup di dunia ini. Bahkan orang-orang yang merupakan keluarganya, tak ada yang memahaminya sebaik Raya memahaminya. Itu lah sebabnya Archie begitu ketagihan dengan kehadiran Raya dalam hidupnya. Wanita itu Mendekapnya dengan begitu hangat, setelah Archie tersesat cukup lama dalam lorong dingin dengan suhu minus. Bertemu dengan Raya. serasa menemukan sebuah rumah. Rumah yang nyaman untuk singgah, untuk tinggal, untuk tidur, untuk menghabiskan waktu berkualitas yang utuh selamanya. Archie kemudian meletakkan kepalanya di pundak Raya. Raya pun balik bersandar pada kepala Archie. "Kamu dalam mode manja gini. Bikin aku gemas pengin gigit," ucap Raya. Archie langsung tertawa. "Emangnya aku anak kecil?" "Emang bukan anak kecil -- umur dan badannya. Tapi kelakuannya persis sama balita. Duh ... nggak kebayang, deh. Seandainya karyawan-karyawan kamu tahu kalau kamu Orangnya begini, citra kamu pasti akan langsung berubah di mata mereka. Nggak ada serem-seremnya lagi." Archie lagi-lagi tertawa. "Mereka nggak akan tahu lah. Kan aku seperti ini kalau lagi sama kamu doang." "Hmh ... gimana kalau tahu-tahu ada yang rekam gitu? Terus disebar luaskan?" "Ish ... selalu deh. Pikiran kamu terlalu jauh. Ya nggak mungkin lah begitu. Sekali pun ada, biar aja, langsung aku pidanain. Biar tahu rasa." "Kejamnya ...." "Biarin." Raya hanya mencebik, lalu menggigit cokelat berbentuk hatinya. "Hm ... enak banget cokelatnya. Sebenarnya aku nggak tega, soalnya bentuknya lucu banget. Tapi ya mau gimana lagi. Kalau nggak buru-buru dimakan, ntar malah basi." "Haha ... bilang aja kamu doyan!" Mereka pun langsung tertawa bersama setelahnya. Karena memang benar. Cokelat adalah salah satu makanan kesukaan Raya. "Sayang ... nanti kalau kita sudah menikah dan punya anak, kamu jangan manja kayak gini lagi lho, ya. Kasihan, nanti anak kita jadi kurang kasih sayang karena bapaknya super manja." Archie berjengit kesal. "Sayang, nanti kalau kita udah nikah, kamu jangan kebanyakan makan cokelat lagi lho ya. Kasihan anak kita, nanti cokelat jatah dia, malah kamu embat juga!" Archie langsung bergegas lari setelah mengatakan itu, karena tahu Raya pasti akan segera mencubitnya. Raya kesal karena ia tidak bisa mencubit Archie. Raya langsung bangkit kemudian mengejar Archie yang sudah lari jauh. Archie tersenyum dalam tidurnya. Mimpi itu lagi-lagi datang. Mimpi kenangan indahnya bersama Raya. Banyak hal yang sudah mereka rencanakan. Menikah, memiliki anak, menjadi orang paling bahagia. Menciptakan banyak kenangan berkualitas bersama, sebagai sebuah keluarga yang penuh dengan kehangatan. Tapi sayang ... semua itu hanya tinggal kenangan. Kenangan yang selaku hadir, dalam mimpi indah seorang Archie. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD