Tidur Nyenyak

1024 Words
Freya tengah berada di sebuah balkon hotel mewah. Ia mengenakan gaun malam transparan berwana putih sepanjang lutut. Lengannya sesiku. Untuk bagian dalam ia mengenakan hot pant warna cream, dan atasan tank top berwarna senada. Freya nampak begitu cantik. Terlebih rambut panjang hitam nan lurusnya digerai, dan sesekali berkibar terembus angin. Kenapa Freya ada di sini? Ya, tentu saja ini ada hubungannya dengan tujuannya untuk memenuhi gaya hidup. Di balkon kamar sebelah, sang penghuni baru saja keluar dan berniat menikmati udara segar. Agaknya ia belum menyadari bahwa Freya sedang memperhatikannya dari arah kanan. Lelaki tinggi itu mengenakan sweat pants warna abu - abu. Atasannya, ia tak mengenakan apa pun. Ia bertelanjang d**a. Memperlihatkan tubuhnya yang begitu bagus dan proporsional. Freya tersenyum menatap lelaki itu fokus menikmati pemandangan kota yang penuh kilau lampu. Ia juga membawa secangkir kopi di tangannya. "Anda ada di sini?" Freya mulai melancarkan aksinya. Ia bertanya dengan suara yang lantang, memang bertujuan supaya lelaki itu mendengarnya. Ya, lelaki itu adalah Archie Virendra. Freya mencari tahu tentang kegiatan Archie. Bukan hal yang mudah mengetahui jadwal kegiatan Archie mengingat ia adalah orang penting. Tapi Freya akan melakukan apa pun demi melancarkan aksinya. Hingga ia mendapat informasi bahwa mulai hari ini Archie berada di hotel Halim ini, hotel bintang 5 paling mewah di Kediri, untuk melakukan rapat selama satu Minggu ke depan. Freya pun buru - buru menuju hotel Halim untuk melakukan reservasi di kamar yang berada tepat di sebelah kamar Archie. Dan di sini lah gadis itu sekarang. Berjalan secantik mungkin untuk mendapatkan perhatian Archie. Sejak awal Freya tahu ini tidak akan mudah. Tentu saja karena wajahnya yang sama persis dengan Raya, saudara kembarnya yang baru saja meninggal satu bulan yang lalu. Archie pasti akan teringat Raya terus setiap kali melihatnya. Tapi Freya sudah bertekad bulat untuk menjalaninya. Archie menoleh. Ekspresinya tidak bisa berbohong. Archie begitu terkejut melihat Freya ada di sana. Awalnya ia menganggap ini hanya halusinasi. Karena ia terlalu merindukan Raya. Tapi setelah melihat cara berpakaian gadis yang berada di balkon sebelah itu, juga rambutnya yang hitam lurus. Berbeda dengan rambut Raya yang diwarnai cokelat. Archie akhirnya sadar ini sama sekali bukan Raya. Archie segera teringat pemakaman Raya satu bulan yang lalu. Di sana ia melihat Freya. Freya yang membuatnya sulit berpaling untuk tidak melihatnya, sebab kemiripannya dengan Raya. "Anda juga ada di sini?" Archie akhirnya balik bertanya. Freya pun tersenyum. Freya mengeluarkan senyum terbaiknya. Archie terdiam. Mengagumi kecantikan Freya yang masih ia anggap sebagai Raya. Archie tahu ia Freya. Namun rasanya sulit untuk tidak menyertakan bayang - bayang Raya bersamanya. "Ya, saya dipromosikan oleh tempat kerja saya. Saya akan berada di sini selama satu Minggu ke depan." Reya berbicara apa adanya. Ya, ia memang dipromosikan. Tapi sebenarnya lokasi hotelnya bukan di sini, melainkan di hotel Heksagon yang tak jauh dari sini. Archie hanya mengangguk. Namun dalam hati ia langsung menyadari kebetulan bahwa dirinya juga akan berada di sini selama satu Minggu ke depan. Archie dengan pembawaannya yang misterius dan dingin memang sudah menjadi satu paket sejak dulu. "Saya tidak menyangka akan bertemu Anda di sini." Freya tidak menyerah meski Archie ternyata tetap cuek meski ia sudah tampil begitu cantik. Tapi Freya yakin bahwa Archie sebenarnya diam - diam mengagumi kecantikannya. "Ya saya juga tidak menyangka akan bertemu Anda di sini." Hanya itu jawaban Archie. Freya memutar otak untuk mencari topik pembicaraan lain dengan Archie. "Uhm ... pasti berat bagi Anda, kan? Anda baru saja kehilangan seorang kekasih. Tapi sekarang Anda melihat seseorang yang begitu mirip dengan mendiang kekasih Anda." Ucapan Freya itu serta merta membuat Archie menatapnya. Tatapan tajam lah yang dilakukan oleh Archie padanya. Freya menyadari itu, tapi ia tida mau berhenti tetap tersenyum. Demi mendapatkan perhatian Archie. Archie sebenarnya agak tersinggung dengan kata - kata Freya barusan. Ia menganggap Freya begitu lancang mengatakan itu semua. Terlebih pada seseorang seperti Archie. Tapi Archie berusaha memaklumi. Menganggap Freya hanya berusaha menyalurkan empati padanya. Ia pun hanya diam. Dan ia kembali menunduk, menikmati gemerlap malam di kota malam hari seperti ini. "Tuan Archie, kalau begitu saya masuk terlebih dahulu. Sudah malam, saya harus tidur cepat supaya untuk training besok saya tidak terlambat." Freya sengaja berpamitan dengan cepat. Tanpa menunggu persetujuan Archie, ia segera berbalik, berjalan dengan gaya elegannya, membuka pintu balkon, dan segera menutupnya kembali dari dalam. Freya bersembunyi di balik tirai, berusaha melihat Archie yang masih terdiam di balkon sebelah. Archie masih sibuk menunduk. Freya masih menunggu. Ingin memastikan apakah Archie akan sepenuhnya mengabaikannya, atau ia sebenarnya menyimpan sedikit kepedulian? Freya terus menunggu dan masih menunggu. Sejujurnya Freya agak kesal, karena baru kali ini ada lelaki yang terang - terangan megacuhkan pesona kecantikannya. Tapi Freya sadar bahwa ini masih lah awal dari perjuangannya menuju bahagia. Maka Freya mengubur jauh gengsi serta ego - nya. Ya, demi menuju kebahagiaan yang ia damba dengan gelimang harta, ia tentu rela melakukan apa pun. Senyuman Freya baru saja mengembang. Kenapa? Karena ternyata terbukti bahwa Archie tidak sepenuhnya cuek. Buktinya lelaki itu baru saja menoleh, menatap ke arah balkon kamarnya. Freya pun berhenti mengintip. Ia berjalan menuju ke ranjang, dan segera berbaring terlentang di sana masih dengan senyuman yang merekah. Ia kini semakin semangat untuk melancarkan aksinya. Dan malam ini pasti ia akan tidur nyenyak. *** Freya menatap pantulan dirinya dalam cermin. Ia mengenakan blouse berwarna biru muda, dipadu kardigan dengan warna biru safir. Sebagai bawahan ia menggunakan rok span pendek selutut dengan warna yang senada dengan kardigan - nya. Ia memiliki sepatu fantofel warna hitam. Sementara rambut panjang lurusnya ia kuncir rapi. Memperlihatkan leher dan tulang selangkanya yang indah. Freya juga memakai aksesori. Ia mengenakan anting emas putih yang panjang. Gelang dengan warna senada di tangan kanan. Dan juga jam tangan warna emas di tangan kiri. Tak lupa, Freya juga menyemprotkan parfum andalannya. Terakhir, Freya mengambil tas selempang yang berwarna sama dengan sepatunya. Sempurna. Freya kini siap untuk menghadapi dunia. Siap untuk kembali berjuang mendapatkan hati Archie. Wanita itu kemudian dengan cepat melangkah keluar kamar dengan kopi dalam cup yang sudah ia siapkan. Freya menunggu di lorong. Ia perkirakan Archie akan segera keluar dari kamarnya. Benar saja, terdengar suara pintu dibuka. Archie keluar dari sana sudah berpenampilan rapi, lengkap dengan aura dingin dan misteriusnya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD