Kopi Hitam

941 Words
"Dia belum Dateng juga?" Athar membuka matanya, bertanya pada Freya. Kesal karena seseorang yang dikirim oleh Wardhana itu tak kunjung datang. "Eh, udah bangun dia." Freya niatnya ingin menyindir Athar, karena menurut yang ia tahu, laki - laki itu tidur terus sejak tadi. Baru lah ia menjawab pertanyaan Athar. "Belum. Nggak ada tanda - tanda bakal ada orang datang. Di luar hening banget kayaknya." Athar sebenarnya enggan untuk beranjak dari posisi berbaringnya. Hanya saja, ia harus mempersiapkan diri, kalau - kalau orang itu tiba - tiba datang. Kalau Athar tetap dalam posisi berbaring, nanti ia akan lebih kesulitan bangun, dibandingkan jika ia mengubah diri dalam posisi duduk, dan bersandar di dinding. Terdengar suara daun pintu yang ditarik ke bawah. Athar dan Freya saling bertatapan. Daun pintu itu mengarah ke bawah. Tinggal memastikan saja, siapa yang datang. Orang yang dikirim oleh Wardhana, atau justru salah satu dari anak buahnya? Seseorang dengan pakaian serba putih muncul di ambang pintu. Perempuan berambut panjang yang dikuncir, memakai kaca mata tanpa frame, memakai jas dokter panjang warna putih. Ia membawa sebuah koper. Tidak salah lagi, itu pasti seseorang suruhan Wardhana untuk membersihkan Freya dan membuatnya cantik. Sehingga Wardhana akan puas saat menggauli gadis itu nantinya. Sayangnya, Wardhana tidak akan bisa melakukan itu, tentu saja karena Freya sudah kabur bersama Athar. "Nona Freya ... saya Sara, seorang konsultan kecantikan, sekaligus seorang beauty enthusiast. Saya ditugaskan oleh Tuan Wardhana untuk melakukan make over pada Nona Freya." Wanita itu tersenyum ramah. Gila ya. Apa si Sara itu seorang psiko? Sudah tahu calon kliennya adalah seseorang yang disekap di ruangan gelap dan sempit seperti ini. Tapi ia masih bisa tersenyum seperti itu. Mana mukanya tidak menunjukkan ada ketakutan sama sekali pula. Tanpa tunggu apa - apa lagi, Freya dan Athar segera berdiri. Dengan secepat kilat, kedua berlari menerobos Sara, segera keluar dari kamar mengerikan, pengap, dan menjijikkan itu. Sara pun berteriak. Sebenarnya lebih karena ia kaget telah diterobos, bukan karena ia ingin melaporkan pada para penculik bahwa tahanan mereka sedang berusaha kabur. Namun karena teriakan itu, para penculik yang tadinya sedang asyik main kartu sambil haha hihi, jadi tahu kalau dua tahanan mereka sedang berusaha kabur. Sudah kepalang tanggung. Sebenarnya ini tidak ada dalam rencana Freya dan Athar. Tapi kapan lagi punya kesempatan untuk bisa kabur, bukan? Jadi Freya dan Athar memutuskan untuk meneruskan usaha mereka. Sialan juga si Sara itu. Kenapa harus teriak segala. Freya dan Athar mengutuki wanita itu dalam hati masing - masing. Keduanya berlari tunggang langgang menuju ruangan lain. Mereka harus secepatnya menghindari para penculik di ruangan ini. Yah, pastinya mereka akan segera menghubungi teman - teman mereka di ruangan lain, supaya stand by, bersiap untuk menangkap Freya dan Athar. Segala bayangan mengerikan, bayangan yang tidak - tidak, langsung menghampiri pikiran mereka. Tapi mereka berusaha menepiskan semuanya. Dalam pikiran mereka hanya kabur - kabur - kabur. *** Fera menyajikan secangkir kopi pada Archie. Sementara Roni masih duduk dengan kaku. Niatnya ia ingin bicara ramah tamah dengan Archie, tapi ia malah diam seribu bahasa. Fera pun tak menemukan cara untuk mencairkan suasana. Ia bingung harus bagaimana. Ya bagaimana tidak bingung. Tamu mereka hari ini adalah seseorang yang membuat semua orang akan sungkan, karena auranya, karena jabatannya. Saat Archie datang tadi, Fera dan Roni bahkan tak percaya bahwa itu Archie. Biasanya mereka hanya melihat foto Archie di koran, atau di televisi. Pernah mereka bertemu dengan Archie, di pemakaman putri mereka, Raya. Namun hanya sekadar melihat dari jauh. Siapa yang menyangka, jika tiba - tiba Archie akan datang ke kediaman mereka seperti ini. Ya bagaimana mereka tidak bingung bagaimana harus menyambutnya? Archie datang sendirian. Sama sekali tidak membawa ajudan, bahkan supir. Ia menyetir sendiri mobil mewahnya yang terparkir di halaman depan. Archie menyesap kopi hitamnya. Ia agak kaget karena rasanya manis. Tentu karena Fera tidak tahu bagaimana selera kopinya. Ia hanya membuat kopi standar untuk tamunya. Archie berusaha tak menunjukkan bahwa ia tidak suka kopi manis. Ia berusaha tersenyum. Berusaha mengesampingkan sikap dingin yang sudah melekat pada dirinya. Entah mengapa, bertemu dengan orang tua Freya, Archie merasa harus bersikap sopan. Padahal ia tidak sesopan ini, bahkan pada orang tuanya sendiri. "Saya datang untuk mencari Freya." Akhirnya Archie mengatakan maksud kedatangannya. Archie lega karena sudah mengatakan maksud kedatangannya. Berbeda dengan Fera dan Roni yang justru bingung. "M - maaf, Tuan Archie ...." Roni berusaha menjawab, meski dengan terbata - bata. "Putri kami saat ini sedang melakukan training di salah satu hotel. Karena dia sedang dipromosikan. Sudah sekitar satu Minggu ini dia tidak pulang." Roni merasa bangga pada dirinya sendiri karena berhasil menjelaskan hal itu pada Archie di hadapannya. Archie sebenarnya merasa tak enak, karena Roni memanggilnya Tuan. Ia ingin dipanggil Archie saja, supaya lebih akrab. Tapi jawaban Roni itu membuat Archie hilang fokus. Karena ternyata Freya belum pulang. Dan Freya, tidak ada di hotel. Kalau Freya tidak pulang, dan tidak ada di hotel ... lalu ke mana perginya gadis itu? Bahkan sampai sekarang ponsel gadis itu tetap belum bisa dihubungi. Archie berpikir keras. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Freya? Apa ada orang sirik yang melihat kebersamaan mereka, sehingga mereka berencana melakukan hal jahat pada Freya, untuk meraup untung dari Archie? Tapi siapa? Archie memiliki banyak pesaing bisnis, banyak pula pesaing secara pribadi. Wajar, posisinya sebagai CEO memang merupakan sebuah posisi yang sensitif. Rawan mendapat kejahatan karena rasa iri. Tapi Archie tidak akan tinggal diam, jika akhirnya orang - orang terdekatnya juga menjadi korban. Archie tidak akan mengatakan pada Roni dan Fera tentang ini. Mereka berdua pasti akan sangat khawatir. Lebih baik Archie pendam saja, tidak usah memberi tahu mereka, hanya fokus untuk mencari Freya setelah ini. Archie berusaha menandaskan kopi hitamnya dengan cepat, karena ia harus berpamitan setelah ini. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD