"Aku tegaskan sekali lagi, aku bukan pacarmu. Seharusnya kau cari tahu dulu sebelum menuduhku dengan sekejam ini," kata Molly lantang. Suaranya tegas, penuh kepastian, tak ada getar ketakutan di dalamnya. Tatapannya menusuk lurus ke arah Vincent, menunjukkan bahwa ia tidak akan mundur kali ini.
Vincent tidak langsung menjawab. Ia duduk di sofa dengan santai, kaki disilangkan, matanya tajam menatap wanita yang selama ini membuat jiwanya berkecamuk.
"Semua orang tidak akan pernah mengakui kesalahan yang mereka lakukan. Kau tidak perlu menjelaskan apapun. Aku bisa menyelidikinya sendiri," ujarnya datar, namun sarat dengan ancaman. "Apa pun hasilnya, tetap tidak akan mengubah semuanya. Luka yang kau tinggalkan terlalu dalam, Molly."
Ia lalu mencondongkan tubuh ke depan, sudut bibirnya tera
