PART 32 – PERGI KE KOTA Ketika mulut berkata tidak. Namun mata tak mampu berdusta. Sedang hati kembali mempertanyakan Sampai kapan sanggup melepas rasa yang kian bertahta. Malam belum beranjak ketika Aira menerima telphone dari Gara. Kebiasaan baru Gara setiap malam. Memastikan kabar Aira setiap harinya. Seakan jika tidak bicara dengan Aira, Gara memiliki rasa kekhawatiran yang entah ia sendiri tak paham. “Bagaimana kabar kamu hari ini?” Pertanyaan Gara membuat hati Aira menghangat. “Baik Mas, Mas sendiri gimana disana?” Aira memejamkan matanya, membayangkan Gara sedang tersenyum padanya. Ia bahkan merapal dalam hati, jika Gara yang sedang ada dalam pikirannya, bukan yang lain. Gara yang tengah menatapnya hangat, Gara yang sedang tersenyum ke arahnya. “Aku baik-baik