"Atau... kamu lebih suka jika aku yang menentukannya, hm?" Aveline sontak memicingkan mata mendengarnya, mulai merasa waspada dengan perubahan nada suara serta aura Dominic yang menjadi jauh lebih berat dan pekat dari sebelumnya. Dominic tersenyum samar saat mengulurkan satu tangannya untuk menyentuh sisi wajah Aveline, lalu jemarinya mengusap kulit lembut pipinya dengan perlahan. "Sudah berhari-hari aku tidak menyentuhmu. Jadi kurasa bercinta adalah hukuman yang lebih baik... dan lebih menyenangkan, hm?" Aveline memundurkan wajahnya untuk menghindar dari ibu jari Dominic yang hendak mengusap bibirnya. Lalu, satu tangan gadis itu pun terangkat, dan... PLAKK! Aveline melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sejak pertama kali ia mengetahui niat iblis dan obsesi Dominic kepada tubuhn

