Dominic berjalan santai di depan, sambil bersiul pelan dengan kedua tangan terkubur di kantung celana coklat mudanya. Pergelangan tangan kirinya masih terikat oleh seutas tali yang terhubung ke tangan kanan Aveline. Orang-orang yang lewat memperhatikan mereka dengan tatapan geli dan penasaran, tapi pria itu sama sekali tidak menunjukkan rasa malu sedikit pun. Justru ia tampak sangat puas. Aveline berjalan di belakangnya dengan langkah kesal dan wajah cemberut. Mulutnya berkali-kali mendesah panjang. “Aargh... benar-benar memalukan,” gerutunya pelan. “Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali untuk tidak berkeliaran seperti kucing liar,” jawab Dominic tanpa menoleh. “Kalau tidak mau dikekang, maka jangan pernah kabur dari jangkauanku, Little Dove.” “Aku tidak kabur. Aku hanya terlal

