Ch-3

1090 Words
Alisha duduk di depan layar laptopnya, gadis itu masih tidak memiliki solusi untuk merubah semua hal yang tertulis di dalam novelnya. Dirasakan olehnya jemari tangan pria mengusap pahanya perlahan-lahan naik pada area sensitifnya. Menyibakkan rok mininya. "Leoonnnn.. cukup untuk hari ini." Ujarnya bicara seorang diri, karena memang hanya dirinya yang berada di rumah kontrakan tersebut. Tapi sepertinya pria astral itu tetap bertahan dengan kemauannya. Decakan-decakan area sensitif Alisha mulai terdengar karena kocokan jemari tangan Leonardo pada area sensitifnya tersebut. Alisha tidak bisa berbuat apa-apa ketika Leonardo melabuhkan bibirnya, untuk melumat bibir Alisha. "Tak! Tak! Tak! Tak!" Keyboard mulai berjalan berdasarkan kejadian yang sedang berlangsung tersebut. "Aahhh Leoonnn...." Alisha membuka kedua pahanya lebar-lebar menerima tusukan-tusukan pada area sensitifnya, sambil bersandar pada kursinya dengan posisi setengah rebah. Adegan panas terus berlangsung hingga beberapa menit, dan langsung publish pada novel part berikutnya! "Leoonn.. kamu siapa sebenarnya? Kamu hantu, jin, atau manusia?" Bisiknya saat mahluk tersebut mengangkat tubuhnya lalu meletakkan dirinya di atas pangkuannya. "Tak! Tak! Tak!" Alisha menoleh ke arah layar monitornya. Di sana tertulis.. "Aku masih hidup, tubuhku berada di rumah sakit Swansseans!" "Swansseans?? Tak jauh dari tempat tinggalku." Gumam Alisha pada dirinya sendiri. "Kamu mengenalku? Kenapa kamu tiba-tiba muncul setelah aku kecelakaan? Apa kamu berhubungan dengan pria yang beberapa waktu lalu mencariku?" Tanya Alisha bertubi-tubi. "Iya.. terlebih lagi kita sering menghabiskan waktu bersama, dan pria itu yang membuat tubuhku terbaring di rumah sakit." Balas Leonardo melalui ketikan tangannya. Alisha mencoba mengingat, tapi nihil! Dia tidak bisa mengingatnya, satu-satunya cara adalah menemui raga Leonardo yang masih terbaring di rumah sakit untuk mendapatkan kejelasan mengenai hal tersebut. Gadis itu diam-diam mengambil tasnya juga kunci skuter matik miliknya. Lalu melaju ke kota tempat dia tinggal karena lokasi kontrakannya memang tidak jauh dari kota tempat tinggalnya. Saat tiba di rumah sakit, langkahnya tiba-tiba terhenti karena melihat ayah ibunya sudah lebih dahulu berada di sana. Udara dingin yang menyapa tengkuknya, juga pertanda Leonardo ada di belakang punggungnya. Alisha menarik nafas dalam-dalam bersiap melangkah menghampiri ayah dan ibunya. "Alisha?" Panggil ibunya seraya menghambur memeluk putri satu-satunya itu. Wanita paruh baya tersebut sempat berfikir kalau anak gadisnya tidak akan pernah pulang ke rumah lagi. Semenjak kecelakaan di usia 25 tahun, gadis itu kehilangan banyak ingatan, dan pertunangan dirinya semenjak usia 15 tahun juga tidak dia ingat lagi. Kecelakaan tersebut melibatkan dirinya dan Leonardo, pria tampan kelahiran Australia yang kini terbaring koma di dalam ruangan ICU tersebut. Leonardo memeluk Alisha ketika sebuah mobil sport milik Daniel Radcliffe melesat di perempatan jalan. Mereka berdua menjadi korban tabrak lari! Alisha dan Leonardo adalah penulis novel, mereka berdua semakin hari semakin dekat sebelum kecelakaan menimpa dirinya dan Leonardo. Mereka berdua juga sudah sama-sama berkomitmen untuk segera menikah! Leonardo tinggal sebatang kara di kota tersebut, pria itu sebelumnya tinggal di Paris bersama kedua orang tuanya. Tapi dia ingin menjemput Alisha karena usia mereka sudah sama-sama dewasa. Awalnya gadis itu berpikir Leonardo adalah pria yang menjadi penulis novel terkenal seperti dalam bayangannya, pria yang menjadi korban pembunuhan tapi jasadnya tak ditemukan! Namun bukan, pria yang sekarang dilihatnya terbaring itu adalah pria asing dalam ingatannya. Karena dia masih belum bisa mengingat sosok Leonardo. Dia marah sekali saat beberapa bulan lalu, ketika ayahnya bilang kalau dia sudah dijodohkan, tanpa berpikir panjang gadis itu kabur begitu saja dari rumahnya. Puzzle yang masih terkunci dalam benaknya kini terbuka satu, dia tahu bahwa Leonardo yang selalu menemaninya selama ini adalah tunangannya. Dan semua lintasan dalam ingatannya, juga semua yang dituliskan oleh gadis itu setelah kecelakaan itu terjadi, adalah sebuah naluri magic yang tiba-tiba muncul di dalam benaknya. Kejadian yang melibatkan seseorang di belahan bumi bagian lain! Setelah memakai baju steril, Alisha melangkahkan kakinya masuk perlahan ke dalam ruangan ICU tersebut. Dia melihat sosok pria yang terbaring lemah di sana. Tanpa disadari olehnya, air matanya tiba-tiba merembes keluar dari celah-celah bulu matanya. "Tubuh ini merespon!" Bisiknya dalam hati kecilnya. Alisha masih mematung berdiri di sebelah pria itu terbaring. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat jemari tangannya bergerak perlahan-lahan. "Dokter! Dokter! Pasien siuman!" Alisha berlari menghambur keluar dari dalam ruangan, mencari dokter yang merawat Leonardo. Seperti sebuah keajaiban pria itu membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Kecelakaan nahas yang harusnya membuat sekujur tulang belulangnya remuk, tapi tidak! Tubuh Leonardo tetap utuh tanpa patah tulang sama sekali. Hanya benturan keras pada kepalanya yang membuat pria itu koma selama beberapa bulan ini. Leonardo tersenyum melihat wajah Alisha terlihat sangat gugup sekali. Alisha kebingungan harus menampilkan wajah bagaimana di depan pria yang kini telah bangun dari komanya tersebut. Sedangkan sebelumnya dia setiap hari selalu bergumul di dalam kontrakannya bersama jiwa pria yang kini nyata hidup di depannya. Dengan kikuk gadis itu melangkah keluar dari dalam ruangan tersebut. Ibu dan ayahnya tersenyum haru, mereka pikir Alisha telah mengingat semuanya. Dan kedatangan Alisha di dalam kamar rawat Leonardo langsung membuat pria itu terjaga dari komanya. "Alisha kamu sudah mengingatnya nak?" Tanya Sisilia ibu gadis itu. Alisha menganggukkan kepalanya, rasanya lebih baik dia berbohong sekarang. Lagipula dia juga tidak mungkin kabur dari genggaman Leonardo. "Nona Alisha?" Panggil dokter yang sedang memeriksa tunangannya tersebut. "Iya dokter?" Jawab gadis itu seraya masuk kembali ke dalam ruangan. "Pasien ingin berbicara dengan nona sebentar." Ujarnya pada Alisha, lalu melangkah keluar sambil tersenyum misterius. Alisha tidak tahu jika dokter tersebut adalah sahabat dekat Leonardo. Semua keunikan yang ada dalam diri tunangannya itu sepertinya bukan semata-mata murni sejak lahir seperti itu! "Kamu mencariku?" Tanyanya sambil duduk di sebelah tempat tidurnya. Aneh sekali! Pria yang tadinya masih koma kini sudah duduk dan menghambur memeluknya erat sekali. "I love you Alisha!" Bisiknya di telinga gadis itu. Alisha merasa sangat canggung, dia segera melepaskan pelukan Leonardo pada kedua bahunya. Leonardo terkejut sekali, karena tiba-tiba gadis itu melepaskan tangannya dari kedua bahunya. "Maafkan aku, aku belum bisa mengingat semuanya. Aku hanya ingat kenangan dari masa remaja. Selebihnya tidak, dan perjodohan kita di masa kecil aku masih belum bisa mengingatnya." Ujar gadis itu sambil menundukkan kepalanya. Dia merasa khawatir akan membuat Leonardo syok karena baru saja tersadar dari komanya. Perlahan-lahan pria itu meraih kepala Alisha, dan melumat bibirnya. "Slassshhhhh! Blap! Blap! Blap!" Ingatan dalam kepala Alisha mendadak terbuka satu demi satu, seperti sebuah drama yang terlihat jelas di depan layar kaca! Pagutan lembut Leonardo membuka kembali ingatannya! Alisha segera memeluk tubuh atletis Leonardo, tatkala serpihan memorinya muncul, tepat saat detik-detik tubuh mereka berdua menghempas melayang di udara karena terjangan mobil Daniel Radcliffe!!! "Maafkan aku, aku selama ini meninggalkan dirimu terluka sendirian! Maafkan aku Leon!" Ujarnya sambil menangis sesenggukan di dalam pelukan pria tersebut. "Tidak apa-apa, sudah jangan menangis lagi. Oke? Aku baik-baik saja Alisha." Bisiknya seraya mengusap air mata gadis itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD