21. Pergi

249 Words
"Ayah harus berangkat sekarang,"ujar Jendral Dedi sambil mencium kening putrinya. Di sampingnya sang istri ikut menatap Kirana sendu. "Aku mau ikut!" rengek Kirana, ia memegang lengan ayahnya erat-erat. Sementara Jendral Dedi malah tertawa geli. "Sudah gede, Kira. Kamu bahkan sudah dapet tamu bulanan. Nggak malu masih gelendotan sama ayah?" "Bunda," ujar Kirana memelas. Mayang hanya menggeleng, satu pendapat dengan sang suami. "Hari ini Kira istirahat dulu ya." Mayang mengusap surai legam Kirana. Sudah lebih panjang dari ingatan terakhirnya. Di mata Mayang, rasanya baru kemarin anaknya itu menangis ingin dikepang ala kartun padahal rambutnya belum cukup panjang. Lihatlah, bocah itu sudah tumbuh jadi gadis cantik, batin Mayang. "Kira, ingat satu hal, Nak. Ayah dan Bunda selalu sayang Kirana. Selalu." Jendral Dedi mencium kening putrinya itu, diikuti Mayang lalu keduanya meninggalkan kamar Kirana. "Kami pergi dulu. Tolong jaga Kirana," pesan Jendral Dedi pada Dena yang berdiri di balik pintu. Pemuda itu mengangguk sekilas, Seperti yang dijadwalkan, Jendral Dedi akan mengunjungi tempat latihan militer yang berada di daerah. Memang sudah menjadi kebiasaan, Sang Jendral akan membawa keluarganya untuk acara-acara kunjungan seperti ini. Semua berjalan normal, hingga siang itu seluruh stasiun televisi menayangkan berita yang membuat Kirana histeris. "Sebuah helikopter militer terjatuh di perairan Kepulauan Seribu. Helikopter tersebut berpenumpang Jendral Dedi Suprapto dan istrinya, Mayang Winata. Keduanya dijadwalkan mengunjungi pelatihan militer yang diadakan di gugusan Kepulauan Seribu. Hingga saat ini, bangkai helikopter belum ditemukan. Sebelum terjatuh, helikopter tersebut sempat meledak di udara. Pihak militer belum memberi tanggapan mengenai hal ini."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD