Prologue!

557 Words
Casting! Muhammad Khusain Al Azzam 29(y.o), Putra kedua K.H. Ahmad Hasyim Zailani dan Hj. Safira Shaki Khan. Dia adalah Gus (sebutan untuk anak Kiai di Pesantren) dari K.H terkenal di pondok pesantren Lirboyo Kediri. K.H Hasyim menikahi wanita Pakistan 35 tahun lalu dan di karuniai 4 Putra dan 3 Putri. Azzam sendiri melanjutkan study di Kairo Al-Azhar sampai lulus S3. Tepat 1 minggu sebelum puasa Ramadhan, Azzam pulang ke Kediri. Orang tuanya meminta dia menikah namun Azzam selalu menolak dengan dalih ingin sendiri dulu sampai menemukan tambatan hati. Hingga ada gadis cantik nan manis memesona membuat Azzam luluh. ... Khumaira Syafa Al Marwa 19 (y.o), Putri tengah dari pasangan sederhana Muhammad Sholikhin dan Siti Maryam. Ayah Khumaira bekerja sebagai guru mengaji dan guru di Madrasah, sedangkan Ibunya bekerja sebagai penjahit. Kakak pertama lulusan terbaik di Universitas Gadjah Mada dan sekarang bekerja di Perusahaan teknik di Jakarta. Nama Kakaknya, Muhammad Khairul Bahri, 27 (y.o). Sedangkan Adik perempuan Khumaira masih duduk di bangku SMP. Nama sang Adik, Laila Syafara Azzahra 13 (y.o). Sedangkan Khumaira masih menjadi Mahasiswi di UGM. Dia bersyukur karena Universitas dekat dengan rumahnya. Sebagai gadis cantik pasti banyak yang melirik dia dan ingin menjadikan Istri. Namun, Khumaira selalu menolak dengan halus hingga datanglah Azzam membuat dia luluh. ..... Khumaira menemukan Iman yang di idamkan sedari 5 hari. Pemuda tampan dengan postur tubuh tinggi tegap membuat Khumaira jatuh cinta. Namun, bukan karena fisik melainkan akhlak, ke Shaleha membuat dia berdesir. Azzam, menyukai gadis mungil, cantik nan manis karena akhlak dan kebaikannya tatkala bersedekah, membantu orang kesusahan dan menolong sesama umat. Mereka saling mencintai karena Allah. Khumaira menikah dengan Azzam di kala usianya memasuki 19 tahun dan baru mengenal 1 minggu. Rumah tangga tanpa pacaran, kencan dan pendekatan. Mereka langsung menikah tanpa ikatan. Rumah tangga harus diterpa prahara tatkala datanglah orang ketiga. *** Namaku Khumaira, gadis sederhana yang ingin meraih mimpi indah. Sejujurnya mimpiku sangat sederhana yaitu, menikah dengan pria Sholeh. Misi hidup, menjadi wanita sukses, Istri Shalehah, Ibu rumah tangga yang baik serta mendidik anak-anak kami dengan akhlak dan budi pekerti yang baik. Pertanyaannya, kapan aku mendapatkan, Suami? Lucu sekali aku ini. “Nduk, tolong antar bekal ke kebun!” perintah Ibuku. “Enggeh, Buk.” Aku ambil rantang berisi makan siang untuk, Bapak. “Buk, kapan Mas Bahri, Mbak Zahrana dan Dzaki kemari?” tanyaku sebelum berangkat. “Insya Allah, puasa kedua, Mas dan Mbakmu baru datang,” sahut Ibu. “Alhamdulillah, bisa bertemu Adik manis, Dzaki.” “Iya, Ibu kangen sama cucu,” sahut Ibu. “Sama, Buk. Khumaira juga rindu keponakan.” “Sudah mengobrolnya, sana gih antar bekalnya!” “Baik, Buk. Assalamualaikum “ tuturku. “Wa’alaikumussalam,” sahut Ibuku. Aku kecup punggung tangan Ibu setelah itu pergi. Di lain sisi, Azzam baru pulang dari Kairo bersama dua Adiknya. Rencananya, mereka akan menjalani Ibadah puasa di Indonesia. “Mas, katanya Mas ngga akan kembali ke Al Azhar, apa betul?” tanya Azmi. “Iya, Tole. Mas, di suruh Abah untuk tinggal. Lagian, Mas sudah daftar kerja di Perusahaan terkenal di Yogyakarta.” Azzam tersenyum tipis menjawab pertanyaan Adiknya. “Hore ... Azmi senang sekali.” “Alhamdulillah. Abah, Azzam izin puasa pertama sampai sepekan ke Pagerharjo. Hari pertama puasa, Azzam interview.” “Boleh saja, Le. Semoga sukses.” “Amin ya Allah.” *** Dan di mulailah kisah mereka!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD