Bingung

1110 Words
Lidya Pov. " Mbak..... kemarin kog tiba tiba ngilang aku nyariin mbak kemana mana tapi gak ketemu, aku khawatir banget mbak kalau ada apa apa sama mbak, hp nya juga kenapa gak bisa dihubungi ? " Baru saja Nina sampai toko, tapi dia sudah membrondongiku dengan banyak sekali pertanyaan, membuat kepalaku semakin pusing. " Oh itu kemarin aku merasa pusing Nin,trus aku pulang duluan maaf ya " Alasanku pada nina. Sungguh sebenarnya aku juga ingin menanyakan padanya, tapi saat melihat raut wajahnya yang khawatir, panik, dan merasa bersalah aku urungkan niatku. sepertinya Nina pun juga tidak tahu menahu tentang kejadian kemarin. " Tapi mbak gak kenapa kenapa kan ? " Nina terlihat begitu khawatir raut wajahnya seperti merasa bersalah. bagaimana tidak, dia yang mengajak ku kesana dan tiba tiba saja aku menghilang tanpa pamit. " Gak ada apa apa kog Nin " Terpaksa aku berbohong dan memalsukan senyumku dihadapan Nina senormal mungkin agar dia tidak curiga. " Syukurlah.... kalau mbak baik baik saja, aku takut banget mbak kemaren aku coba cari mbak dimana mana tapi gak ketemu secara tempat itu kan serem banget, ingat kan bagaimana para pria disana menatap m***m ke mbak " Nina bernafas lega mendengarkan ucapanku. " Sebaiknya lain kali jangan mau Nin ke tempat yang seperti itu bahaya " Ucap ku, untuk orang lain mungkin tempat itu tempat yang asik untuk bersenang senang melepaskan lelah tapi tidak untuk ku, disana sangat mengerikan. " Iya mbak sebenarnya aku kesana juga dipaksa, lain kali aku tidak akan kesana lagi sungguh mengerikan. aku benar benar merasa bersalah membiarkan mbak pulang sendiri " Ucapnya dengan lesu. " Ya sudah berhubung kamu sudah datang aku pulang dulu ya capek " Ya jika saja kemarin aku tidak menuruti permintaan Nina untuk menemani dia ke tempat itu, mungkin aku tidak akan mengalami kejadian yang mengerikan seperti kemarin. tapi mau gimana lagi nasi sudah menjadi rengginan. andai saja waktu bisa di ulang kembali tentu aku akan menolak untuk ikut. " Tumben jam segini mau pulang " Nina mengeryitkan dahinya terheran heran, memang biasanya aku akan pulang setelah jam 7 malam dan ini masih pukul 5 sore. Aku pun segera berpamitan pada mbak Ari lalu bergegas untuk pulang. Pikiranku masih sangat kacau dan aku sama sekali tidak punya semangat untuk bekerja. Aku benar benar tidak habis pikir bagaimana bisa kemarin aku terjebak dengan kak Daniel di kamar hotel. jika itu sebuah kesengajaan lalu siapa yang melakukanya. Perasaan selama ini aku tidak pernah punya masalah dengan siapapun bahkan teman pun aku hanya memiliki beberapa itu pun hanya sekedar teman saja tidak begitu dekat. *** "Lid..... kamu ada masalah ? " Tanya mbak Arimbi padaku, dia sepertinya juga melihat perubahan disikapku beberapa hari ini yang terlihat berbeda. " enggak kok mbak " Lagi lagi aku berbohong memaksakan senyumku senormal mungkin dihadapannya. aku tidak mau jika masalahku kemarin sampai diketahui oleh orang lain sungguh memalukan. " Beberapa hari ini kamu kayak sering melamun gak seperti biasanya, kamu juga banyak diem. ada masalah apa kamu bisa cerita sama mbak " Mbak Arimbi ini orangnya memang benar benar baik dan peka. dan sepertinya mbak Arimbi pun paham kalau aku ada masalah. " Atau mungkin kamu butuh libur Lid, selama ini kamu kan jarang libur. liburlah beberapa hari gak apa apa kog biar pikiran kamu fresh lagi " Sungguh aku merasa tidak enak sama bos ku yang terlalu baik itu. Benar kata mbak Arimbi mungkin aku butuh libur, kupaksakan bekerja pun fikiranku tidak fokus. Aku memasuki kamar kost ku dengan perasaan kacau. teguran dari mbak Arimbi tadi benar benar membuatku kepikiran, bagaimana tidak selama bertahun tahun aku bekerja disana, ini baru pertama kalinya mbak Arimbi menegurku. dia tidak memarahiku hanya saja aku merasa tidak enak padanya. Ya sejak kejadian mama mengusirku aku tinggal di kost an sederhana yang untungnya dekat dengan tempat kerjaku. kamar yang luasnya tidak seberapa itu dan ada kamar mandi kecil di dalamnya sudah cukup untuk ku. Dan ini sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu, aku selalu mencoba menghubungi kak Laura tapi nomernya tidak aktif. aku juga menghubungi adik ku tp dia tidak pernah mau menjawap panggilanku dan mengabaikan pesanku. Sepertinya mereka semua sangat membenciku. Demi Tuhan aku sendiri pun benar benar bingung harus bagaimana aku mencari tau tentang kejadian waktu itu, mencoba menjelaskan pada keluarga ku pun mereka sama sekali tidak mempercayaiku malah umpatan dan hinaan yang aku dapatkan. Sebagai perempuan aku tau betul bagaimana perasaan kak Laura sekarang. pasti dia sangat kecewa dan terluka. Wajar jika dia membenciku karena telah merusak hubunganya dengan calon suaminya. tiiinggg.... Pesan masuk di ponselku, buru buru aku buka berharap itu pesan balasan dari kakak ku atau adik ku, tapi ternyata salah. itu dari kak Sandra. " Lidya.... bisa kita ketemuan di cafe yang deket dengan tempat kerjamu jam 7 ya, ada yang mau aku bicarakan " Dia mengajak ku ketemuan, ada apa ini, apa dia mau membahas soal kak Laura. Kak Sandra dan kak Laura sahabat dekat kemungkinan besar kak Laura sudah menceritakan semua kejadian itu padanya. " iya kak bisa " Tentu saja aku akan menemui kak sandra dan menanyakan keadaan kak Laura. aku yakin kak Sandra juga sudah mengetahui semua. *** Sesuai kesepakatan jam 7 aku sudah sampai di tempat yang kak sandra janjikan. " Maaf ya Lid terlambat, tadi macet banget " Kak sandra sepertinya dari pulang kerja langsung menemuiku, kulihat dia masih lengkap dengan setelan baju kerjanya , rapi tapi dengan wajah yang sedikit kusut sepertinya kecapekan tapi itu mengurangi kadar kecantikannya. " gak apa apa kog kak, aku juga baru sampai " " kamu apa kabar ? " Tanya kak sandra sambil memegangi jari jari tanganku, lalu dia menghela nafas panjang. sepertinya dia memang sudah mengetahui semuanya. " aku baik baik saja kog kak" " Kita pesen makan dulu ya, aku laper sekali " Kami memesan makanan sambil mengobrol ringan, jujur kali ini aku merasa rikuh berbicara dengan kak Sandra tidak seperti biasanya kita bisa bercanda. lalu tak lama kemudian pesanan kami sudah datang. Kak Sandra memesan banyak sekali makanan dan aku yang beberapa hari ini memang tidak nafsu makan sama sekali, hanya menunduk menatap pada makananku sambil mengaduk aduk dan hanya memakannya sedikit. " Makan yang banyak Lidya, ingat jaga kesehatan kamu kurusan sekarang " Ucap kak Sandra sambil menuangkan beberapa makanan ke piringku. dia tersenyum hangat padaku. " Aku gak nafsu makan mbak " " Semua orang punya masalah Lidya, kamu tau setiap perbuatan baik atau buruk pasti akan selalu ada balasanya. dan aku percaya kamu orang yang baik " Aku tidak tau apa maksud dari ucapan kak Sandra tapi yang jelas aku merasa bersyukur karena disaat semua orang tidak mempercayai ucapanku, dan memusuhi ku tapi masih ada kak Sandra yang tak menjauhiku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD