Lidya Pov.
Perlahan lahan ku buka mataku,
kepalaku terasa sedikit pusing.
kuedarkan pandanganku keseluruh penjuru kamar,aku terpekik kaget. jelas ini bukan kamarku,lalu ini dimana.
Dan betapa terkejutanya lagi aku, saat menengok kesamping dan disana ada sesosok pria yang sangat aku kenali sedang tertidur pulas bertelanjang d**a. itu kak Daniel.
Tidak ini tidak mungkin..
Dan baru aku sadari ternyata aku pun sama dengan kak Daniel tanpa sehelai benang pun yang melekat ditubuhku. aku menganga lebar tidak mempercayai ini, sungguh tidak mungkin bagaimana bisa ini terjadi. aku panik menutupi tubuh telanjangku.
" euuunghhh "
Kulihat kak Daniel melenguh sepertinya dia akan bangun dan aku harus minta penjelasanya.
Dan benar saja dia membuka matanya dan seketika dia pun kaget saat melihat aku berada di sampingnya terbungkus selimut tebal.
pun sama dia menganga lebar seperti tidak percaya.
" Apa yang kamu lakukan disini perempuan sialan...."
Dia menatapku tajam rahangnya mengeras. aku takut sungguh aku sendiri pun masih syok dengan keadaan ini.
" Shiiitttt....... "
Dia mengumpat saat menyadari dirinya dalam keadaan telanjang bulat.
" Apa yang sudah kau lakukan padaku wanita sialann...."
Dia begitu emosi menatapku penuh amarah.
Ingatanku kembali pada semalam, dia juga di club dengan temanya menikmati minuman dan dia juga melihatku disana. selanjutnya setelah aku ke toilet aku sudah tidak ingat apa apa lagi.
" Kak sungguh aku sendiri tidak tau apa yang terjadi semalam "
Aku terisak menangis mencoba menjelaskan tapi sepertinya kak Daniel tidak mau tau.
" Tutup mulut sialan mu itu,sudah jelas semalam kau juga disana dan berpakaian seperti p*****r apa kau sengaja menjebaku hah "
Tatapanya menyalang penuh amarah.
" Kak aku yang seharusnya bertanya padamu, semalam aku bahkan tidak sadar seingatku aku ke toilet dan setelah itu aku tidak ingat apa apa lagi "
Ku lihat kak Daniel frustasi menjambak rambutnya sendiri.
" siaalllll....."
Dia pun segera bangkit dari tempat tidur tanpa mempedulikan tubuhnya yang telanjang bulat dia memunguti semua pakaianya yang berserakan hina di lantai, lalu menuju kamar mandi.
Setelah beberapa saat dia pun keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap.
" Jangan sampai Laura tau tentang ini atau kau akan menyesal "
Kak Daniel menatapku tajam penuh intimidasi.
Dia pun segera keluar dari kamar tapi saat membuka pintu betapa terkejutnya aku melihat ada kak Laura disana.
Braakkkkk
Pintu dibuka secara paksa. kulihat kak Laura memasuki kamar menahan emosi dan di ikuti mama, adiku, tante Rosa, serta om Dean.
Sontak tubuhku membeku. Bagaimana bisa mereka ada disini.
"Danielll..... apa yang kalian lakukan "
Suara om Dean menggelegar ke seluruh penjuru kamar. kulihat tatapan om Dean penuh dengan emosi dan kekecewaan melihat keadaan kamar yang berantakan, sementara kak Laura sangat kecewa dan terluka.
Mamaku adiku dan tante Rosa menatapku penuh amarah.
" Kalian berselingkuh dibelakangku ? "
Kak Laura menangis meraung raung pilu. ya aku paham hati wanita mana yang tak sakit dan kecewa saat mendapati kekasihnya dalam keadaan seperti ini.
Semua orang berusaha menenangkan kak Laura yang histeris.
Kak Daniel juga terlihat syok atas kedatangan mereka yang tiba tiba.
Plakkkk.....
Kak Laura mendekatiku dan menamparku sangat keras, sakit sungguh sakit rasanya hatiku, ini untuk pertama kalinya kak Laura berbuat kasar padaku.
" Sayang aku bisa jelaskan, aku tidak pernah berselingkuh dengan siapa pun. semalam aku mabuk dan... dan... aku tidak sadar apa yang terjadi "
Dengan wajah memelas kak Daniel mencoba menjelaskan pada kak Laura tapi kakaku tidak mau mendengarnya.
" kak sungguh kak ini tidak seperti yang kakak pikirkan aku tidak pernah berselingkuh dengan kak Dan__"
" Sudah cukup Lidya mau menjelaskan apa lagi kamu semuanya sudah sangat jelas "
Sebelum aku selesai berbicara kak Laura sudah menyela ucapanku dan tanpa kusadari satu tamparan lagi mendarat di pipiku.
Plakkk....
" Dasar wanita murahan... jadi kamu memanfaatkan anaku saat mabuk, dan kamu menjebaknya hah...... "
Tak cukup menamparku tante Rosa juga menjambak rambutku sakit sekali rambutku di tarik tarik secara kasar. dengan penuh amarah dia terus saja mengataiku dengan sebutan yang menjijikan tanpa seorang pun yang berusaha menghentikanya.
" Sudah cukup...."
Kembali suara om Dean menggelegar, lalu tante Rosa melepaskan tanganya dari kepalaku.
" Daniel sudah cukup sampai disini hubungan kita dan tidak akan pernah ada pernikahan "
" Sayang aku bisa jelaskan semuanya "
Kak Daniel terlihat sangat kacau mendengar ucapan kak Laura.
Kak Laura yang kecewa pun segera berlali keluar dan kak Daniel mengejarnya. di ikuti om Dean dan tante Rosa pun juga meninggalkan ruang itu. tinggal mamaku dan adiku.
" Kak sungguh aku tidak percaya, selama ini kau terlihat sangat polos tapi nyatanya kau bisa melakukan perbuatan yang sangat menjijikan "
Adiku menatap jijik padaku.
Plakkkkkk
Satu lagi tamparan keras mendarat dipipiku dan bisa kupastikan saat ini wajahku sudah babak belur.
Selama ini mama membenciku dan pasti setelah ini dia akan lebih membenciku.
" Dasar jalang muraha tidak tau diri kau sama saja seperti ibumu wanita muraha, harusnya sudah dari dulu saja aku membuang mu ke jalanan "
Sungguh aku tidak tau maksut dari ucapan mamaku.
Dia menatapku penuh amarah dan kebencian.
Lalu keluar dari kamar meninggalkanku sendirian menangis pilu.
***
Setelah puas menangisi keadaanku, aku segera pulang dan sampai di rumah, aku disambut oleh mamaku dan adiku tentu dengan tatapan mereka yang penuh amarah dan kebencian.
" Kemasi barangmu dan pergi dari rumah ini "
Aku tercekat mendengar ucapan mamaku.
Aku di usir.
" Mah aku bisa menjelaskan semuanya tidak se_"
" Cukup.... mulai sekarang kamu bukan lagi anaku, dan segera angkat kaki dari rumah ini sekarang juga "
Kulihat nafas mamaku hingga tersenggal senggal menahan amarahnya. aku bersimpuh di kaki mamaku memohon ampun.
Sungguh air mataku mengalir begitu saja tanpa bisa ku kendalikan.
" Mah sungguh ak__"
" Jangan panggil aku mama lagi karena kamu bukan anaku lagi segera keluar kamu dari rumah ini "
" Mah...."
Aku memelas pada mamaku tapi dia tidak peduli. Lalu aku harus kemana aku tidak punya teman dan saudara.
Ku menatap pada adiku dan dia pun sama seperti mamaku.
Bagaimana bisa semua orang menyalahkanku, aku sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. dan bagaimana bisa semua orang tidak mau mendengarkan penjelasanku.
" Sudahlah kak sebaiknya kau segera kemasi barangmu dan pergi dari sini. sungguh aku sudah tidak bisa mentolelir perbuatan yang merebut pasangan orang lain, kau sangat kejam dan menjijikan. tidak kah kau ingat selama ini kak Lau begitu menyayangimu, selalu membelamu di depan mama, tapi apa balasanya kau malah merampas kekasihnya "
Menjelaskan sampai mulutku berbusa pun sepertinya tidak akan ada yang mau mendengarkanku. Mereka menuduhku berdasarkan apa yang mereka lihat.