TERLAHIR MENJADI KUAT
malam itu terdengar tangisan bayi memecah keheningan malam, seorang bayi kecil terhalir dari rahim seorang ibu yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan, "Noel" adalah bayi kecil terakhir yang hadir dalam keluarga sederhana itu, Noel mempunyai tiga orang kakak yang lebih dulu hadir dalam keluarganya, pertama dan kedua adalah kakak laki laki dan yang ketiga adalah kakak perempuan,
Noel kecil hidup dengan keadaan biasa biasa saja, karena terlahir dalam keluarga sederhana tidak ada hal yang istimewa dalam kehidupan kelurga Noel. ayah hanya bekerja sebagai penjahit baju rumahan sedangkan ibu hanya penjual makanan keliling, meski demikian Noel tetap mendapatkan hak'nya sebagai seorang anak mulai dari kebutuhan sehari hari dan pendidikannya. beranjak usia lima tahun noel kecil harus menelan pil pahit dalam hidupnya, ibunya harus meninggalkannya untuk selama lamanya karena sakit, ayah noel sangat terpukul tak tau harus berbuat apa lagi, Noel kecil hanya terdiam di sebelah mendiang ibunya, kakak perempuan Noel masih tak percaya, dia menangis dan memeluk ibunya yang sudah tak bergerak lagi di atas tempat tidur. usia Noel memang terpaut sangat jauh dengan kakak kakaknya, bahkan kakak laki laki Noel kedua duanya sudah berkeluarga dan menetap di luar kota.
Sepeninggal ibunya kini noel menjalani hari harinya hanya bersama ayah dan kakak perempuannya yang sudah menempuh pendidikan di sebuah sekolah menengah atas di kota itu, meski sendiri ayah Noel tak patah semangat untuk menghidupi anak anaknya meski kakak laki laki Noel mengirimkan uang untuk biaya sekolah Noel dan Kakak perempuannya tiap bulan.
Meski harus menjalani hidup tanpa seorang ibu di sisinya, Noel kecil tak pernah merasa malu dengan teman teman se usianya. menginjak sekolah dasar noel sangat rajin membantu ayahnya, sepulang sekolah dia selalu membantu ayahnya mencari uang dia mengambil buah buahan di pekarangan sekitar rumah untuk di jual di pasar, ketika anak anak seusianya asik bermain Noel harus jalan dari rumah menuju pasar tradisional di desa itu untuk menjual buah buahan hasil petikannya, dia tak pernah mengeluh, semua yang dia lakukan semata mata hanya untuk membantu ayahnya yang sudah mulai tua. Noel anak yang cerdas dan sangat sayang dengan ayahnya.
waktu terus berjalan tahun ganti tahun Noel sudah mulai usia remaja, ayah noel.sudah mulai sakit sakitan Noel sangat sedih meski demikian Noel tak pernah menyerah, Noel sadar ayah sudah tidak bisa bekerja lagi ayah sudah tua dan sering sakit sakitan, Noel dan kakak perempuannya yang kebetulan baru Tamat sekolah berusaha membantu ayahnya untuk mencari nafkah sehari hari, kakak perempuan Noel bekerja di sebuah minimarket di pusat kota sedangkan noel setiap pulang sekolah dia menjadi pekerja bangunan dia mengerjakan yang dia bisa dari mengangkat batu bata hingga membuat adonan semen. dengan ke adaan semua ini membuat noel menjadi anak yang mandiri.
beberapa bulan berlalu kakak laki laki noel yang merantau di kota besar berencana untuk memasukkan noel di sekolah yang ada di kota tempat kakaknya tinggal. ayah noel'pun setuju dengan rencana kakak laki lakinya, karena ayah noel ingin noel menjadi sukses dan tak lagi merasakan betapa pahitnya hidup yang di rasakan noel saat ini. sore itu seperti biasa noel pulang kerumah dan memberikan uang hasil kerjannya hari ini kepada ayahnya. ayah noel pun meminta noel duduk di sebelahnya. sambil memeluk dan mengusap kepala noel
" Nak ayah mau menyampaikan sesuatu kepada kamu"
noel duduk terdiam dan menundukkan kepalanya. yang ada dalam pikiran noel
"ada apa ini, apakah ada sesuatu yang sangat penting yang mau di bicarakan ayah"
"iya ayah ada apa"
ayah noel mulai menjelaskan niat kakak laki laki noel yang ingin menyekolahkannya di kota. meskipun dengan perasaan sedih ayah noel tetap ingin noel pergi bersama kakaknya untuk menempuh ilmu yang lebih baik di kota, air mata ayahnya pun tak terasa menetes, perasaan bahagia, sedih bercampur menjadi satu dalam hati ayah noel. Ayah noel berpesan kepada noel
"Nak ingat pesan ayah, kamu harus menjadi lebih baik, buatlah kesan baik di manapun kamu berada, jangan mudah menyerah, teruslah berusaha, dan selalu rendah hati"
Noel masih terdiam mulut seperti terkunci, terkejut, senang, dan sedih yang di rasakan noel, senang karena dia akan pergi ke kota besar yang belum pernah sama sekali Noel datangi, tetapi perasaan sedih juga hadir karena dia harus pergi meninggalkan ayah yang sangat dia sayangi. setelah ayah noel memberi penjelasan panjang lebar dan memberikan nasehat nasehat untuk bekal noel nantinya. akhirnya noel'pun setuju.. satu bualan berlalu dimana waktunya noel harus pergi ke kota untuk melanjutakan pendidikannya di kota. noel sudah mempersiapkan semua yang akan di bawanya ke kota.
sambil menunggu kakak laki laki noel yang akan menjemputnya, noel memeluk ayahnya menangis dan meminta restu ayahnya,
"ayah doakan Noel nanti setelah Noel sukses ayah akan Noel jemput untuk tinggal bersama noel"
ayah noel tersenyum dan mengusap air mata noel
" ayah akan selalu doakan noel... Noel ingat pesan ayah, jangan pernah sekalipun kamu melupakan Tuhan, kamu juga harus rajin beribadah"
"ya ayah Noel akan selalu ingat pesan ayah"
terlihat dari jauh seorang laki laki dan perempuan berjalan menuju rumah Noel.
kakak laki laki noel dengan istrinya sudah datang untuk menjemput noel. setelah beristirahat sebentar noel dengan kakaknya harus segera berangkat kembali kekota karena satu jam lagi Bus ke kota berangkat.
kakak noel meminta ijin untuk berangkat ke kota membawa noel dan akan menyekolahkannya di kota.
" ayah kami berangkat dulu, ayah hati hati dirumah ya, banyak istirahat"
ayah noel menangis, dan berpesan kepada kakak noel
" Hati hati ayah titip adik kamu Noel. jaga dia baik baik, doa ayah selalu untuk anak anak ayah semua semoga kalian semua menjadi orang sukses dan selalu taat beribadah"
Noel pun mencium tangan ayahnya dan memeluknya, perlahan mereka berjalan menuju ujung jalan, untuk menunggu bus yang akan membawanya pergi ke kota, lambaian tangan Noel tak henti hentinya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya, seakan hatinya tak rela untuk meninggalkan ayahnya, tetapi noel harus tetap belajar untuk melalui hari harinya tanpa ayah di sampingnya. tak berapa lama sebuah bus besar muncul dan berhenti di depan mereka. kakak noel mulai memasukkan semua barang barang bawaan noel untuk keperluannya nanti di bagasi bus. istri kakaknya pun mulai menggandeng noel untuk segera naik bus,
kaki noel terasa sangat berat untuk melangkah hatinya masih terasa berat untuk meninggalkan ayahnya. bus mulai berangkat berjalan pelan semakin menjauh dari kota kelahirannya. dalam hati noel berkata
" saatnya aku berjuang dan berusaha untuk menjadi lebih baik, aku janji akan menjemput ayah nanti"