bc

BUKAN PERNIKAHAN KONTRAK

book_age18+
1.1K
FOLLOW
4.2K
READ
HE
arranged marriage
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

21+ (Usia dibawah 21 tahun mohon lebih bijak memilih bacaan).

"Apa kau mau menghabiskan malam panas denganku?" tawaran Kayla Anastasya pada seorang lelaki yang berpakaian rapi dan tampak berkelas. Karena sejak awal gadis itu sudah mengamatinya sejak lelaki dengan dua orang yang mengikutinya dengan setia itu keluar dari dalam mobil sport keluaran terbaru.

"Hanya menghabiskan satu malam saja? kalau aku ingin menghabiskan setiap malam denganmu, bagaimana?" balas lelaki itu begitu saja yang hanya melihat gadis di depannya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Setuju!" balas Kayla kemudian.

chap-preview
Free preview
Bab 1. Maukah kamu menghabiskan malam denganku?
"Apa kau mau menghabiskan malam denganku?" ucap Kayla tiba-tiba pada seorang lelaki yang berpawakan jangkung dan postur tubuh sempurna. Seketika itu pula lelaki dengan stelan jas warna abu itu menoleh dan menatap ke arahnya kemudian berbalik menghadap ke arah Kayla berada. Lelaki itu menatap gadis yang bermata coklat kehitaman itu mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pakaian ketat yang sedikit seksi dengan wana sedikit mencolok yang gadis itu pakai tampak mengekspos beberapa kulit tubuh Kayla yang tampak putih bersih. Rambut coklat sebatas bawah bahu gadis itu dengan poni menyamping dan terkesan tampak lebih pendek di bagian kedua sisi wajah gadis itu menampilkan kesan imut sejak pertama kali bertemu. Ya, dia adalah Kayla Anastasya. Gadis yang baru berusia 22 tahun dan belum lulus kuliah itu tengah nekat menawarkan diri untuk menemani lelaki dengan stelan pakaian mahal dan menaiki mobil sport keluaran terbaru yang sudah jelas nilainya tidak bisa Kayla taksir. Rupanya gadis itu sudah mengincar lelaki tersebut ketika lelaki itu baru pertama masuk ke dalam restoran, seolah tengah sengaja Kayla mengawasinya. "Ayolah... jangan diam saja, jawab aku! mati aku, haruskah dia berpikir aku orang gila yang langsung mengajaknya tidur tanpa perkenalan? apa yang kamu pikirkan Kay? bisa-bisanya otak kamu tidak bekerja begini!" ucap gerutu dalam hati gadis itu yang menyalahkan dirinya sendiri. Mengingat itu adalah hal bodoh yang baru pertama kali Kayla lakukan karena ia terdesak urusan uang yang harus ia selesaikan. Ia tidak memiliki cara lain selain mencari lelaki kaya yang mau bermalam dan memberikan sejumlah uang padanya. Namun baru saja lelaki itu akan menjawab tawaran Kayla, terdengar dering ponsel gadis itu di sana. Yang lalu segera membuat Kayla tidak bisa untuk mengabaikannya. "Stop! tunggu ya, aku angkat panggilan telepon dulu, sebentar kok," ucap Kayla kemudian yang lalu berbalik dan mengangkat panggilan teleponnya tersebut. Sedangkan lelaki itu yang memang tidak pernah ada yang mengabaikannya apa lagi membuatnya menunggu hanya bisa berdecak lalu berbalik dan akan melangkah pergi meninggalkan tempat. Namun ketika ia teringat bahwa sang kakek yang akan pulang besok, membuat lelaki itu berbalik kembali ke arah gadis itu kembali. "Tidak buruk!" ucap lelaki yang sering di sapa oleh para Karyawan perusahaan Sanjaya itu dengan panggilan Dewangga Sanjaya. Ya, dia adalan CEO perusahaan ternama itu. Ia juga baru menyelesaikan studinya di luar Negeri dan baru beberapa waktu yang lalu kembali untuk menggantikan kakeknya. Sedangkan sang kakek baru akan kembali dari luar Negeri untuk pengobatannya karena usianya yang sudah masuk kepala tujuh puluh. "Iya Suster... baiklah, saya akan usahakan uangnya hari ini juga, tolong jaga mama saya ya," ucap Kayla yang samar-samar Dewa dengarkan. "Oh, jadi maksud kamu ini menawariku untuk menghabiskan malam denganku?" ucap Dewa dalam hatinya yang perlahan sudah mengerti situasi yang di alami gadis yang tengah memunggunginya itu. "Akh, sial! kemana lagi aku harus mencari?" ucap dengus Kayla sembari menjatuhkan tangan yang saat itu masih memegangi ponselnya. "Astaga!" ucap gadis itu yang begitu terkejut ketika ia berbalik kembali menghadap ke arahnya semula. Ternyata lelaki tampan itu masih berada di sana. "Aku kira kamu sudah pergi tadi, maaf-maaf, sampai di mana kita tadi?" ucap tanya gadis itu kemudian yang ingin langsung pada intinya. Namun lelaki itu malah menyunggingkan senyumannya di sana. "Oh tidak-tidak Kay! jangan kamu terpesona, itu sungguh tidak boleh dan tidak bisa! jangan pernah memasukkan rasa di setiap pertemuan dengan klien. Ya, itu yang di katakan situs internet jika ingin usahamu lancar, karena kamu bermain fisik bukan hati, kamu akan bertemu banyak klien nantinya jadi jangan buat hatimu patah setelah tidur dengannya semalam lalu esoknya berpisah, " ucap Kayla dalam hatinya yang mengingat dengan jelas isi artikel di salah satu aplikasi yang ia baca. "Tapi dia tampan! senyumnya menawan! dasar aplikasi menyesatkan!" ucap gerutu Kayla lagi dalam hati. "Jadi?" tanya lelaki itu kemudian yang menyadarkan Kayla saat itu. "Eh, iya! jadi apa?" tanya balik Kayla. Namun lelaki itu hanya mengangkat alisnya saja sebagai jawaban. "Akh... aku yang harusnya menjawab ya? oke-oke," balas gadis itu kemudian. Lalu Kayla pun melangkah mendekat menuju ke arah Dewa berada. Gadis itu tepat menghentikan langkahnya setelah ia sudah tepat berada di depan tubuh lelaki itu. "Sepertinya kita harus duduk kembali untuk berbincang sesaat," ucap Kayla kemudian. Lelaki itu hanya mengangkat salah satu tangannya yang saat itu tengah memakai jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia menatap pada layar jam tersebut. "Lima menit," ucap Dewa kemudian. "Sepuluh menit!" sahut Kayla karena ia harus menjelaskan pada lelaki itu agar lelaki itu mengerti situasinya, karena bagi Kayla ada percakapan panjang yang harus keduanya lakukan mengingat itu adalah kali pertama Kayla akan melakukannya dan ia ingin meminta bayaran lebih pada lelaki kaya itu. Untuk sesaat keduanya terdiam. "Ayolah... aku tahu waktumu pasti berharga, aku pula!" ucap Kayla dalam hati. Di mana ia harus segera membawa uang untuk ke rumah sakit sebagai jaminan mamanya akan di operasi hari itu juga. "Oke," akhirnya lelaki itu pun menyetujuinya. Kayla pun membuka jalan dan mengarahkan lelaki itu menuju ke mejanya yang tadi ia tempati. Dewa hanya berjalan begitu saja menuju ke arah tempat itu. Namun ia tidak langsung menempati kursi yang ada di sana. Ia hanya berdiri mematung sembari menatap area sekitar. "Silahkan duduk, kenapa hanya berdiri?" ucap gadis itu yang mempersilakan lelaki yang belum ia ketahui namanya itu untuk segera duduk agar tidak menyita perhatian para pengunjung restoran hotel tersebut. "Kamu ingin kita bicara intens di sini?" ucap tanya lelaki itu kemudian. Kayla hanya mengangguk sebagai jawaban. "Ya, di mana lagi memangnya?" ucap Kayla kemudian. "Kamar hotel!" tiba-tiba ucap lelaki itu yang lalu segera meraih salah satu tangan Kayla dan menarik gadis itu pergi meninggalkan tempatnya. Kayla yang masih merasa terkejut hanya bisa mengikuti kemauan lelaki itu pergi membawanya. "Ayolah Kay! bukankah ini sejak awal yang kamu inginkan? segera menyelesaikan tugas kamu dan kembali ke rumah sakit dengan membawa sejumlah uang? lalu apa lagi yang kamu khawatirkan?" ucap gadis itu dalam hatinya yang merasa sedikit ada getir takut di hatinya. "Eits tunggu! kenapa terburu-buru sekali tuan, bukankah kita harus mendapatkan kesepakatan harga terlebih dahulu baru kita masuk kamar?" ucap gadis itu kemudian di sela-sela jalannya menuju ke salah satu lift yang akan membawanya ke lantai yang Dewa tuju. Di mana lelaki itu memiliki salah satu kamar khusus di sana sebagai salah satu pemegang saham tertinggi nomor dua di hotel tersebut. "Tidak perlu membahasnya, akan aku setujui berapapun harganya!" ucap lelaki itu kemudian yang langsung membuat bibir Kayla terbungkam. "Oh, oke," sahut gadis itu dengan nada suara lirih.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.0K
bc

My Secret Little Wife

read
96.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook