Di tempat lain. “Oki?” sapa Indira saat putra sulungnya melangkah masuk ke ruang rawat inapnya. Oki mengecup punggung tangan sang Ibu dengan takzim, lalu menarik sebuah kursi dan duduk di samping kiri ranjang pasien. “Kata suster di depan, Mama udah mulai bisa makan ya?” “Iya, Nak.” “Semangat dong, Ma. Udah lama kan ga sampai begini.” Indira diam saja. Hanya mengelus lembut punggung tangan sang putra yang menggenggam erat tangannya. “Ada makanan yang Mama kepinginin?” tanya Oki lagi yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Indira. “Oki...” “Ya Ma?” “Habis subuh tadi Mama video call sama Isla.” Wajah Oki terlihat datar, namun sang Ibu tau jika ia menahan emosinya. “Kalau memang Isla bukan jodohmu, setidaknya Mama boleh tau kan apa yang membuat kalian berpisah?” “Is