Di tempat lain, Irgi pun menerima pesan yang sama. Ia mengerutkan kening, satu tangannya menggaruk kepala yang tak gatal, sementara pandangannya lekat menatap layar ponsel. Ekspresi di wajahnya masih datar, tak ada gejolak sama sekali. “Ngeliatin apa sih?” tanya April yang tiba-tiba saja memeluk bahu Irgi dari balik sofa. Irgi tak menutupi sama sekali, justru mendekatkan layar ponselnya ke titik pandang April. “Kok kayak...,” gumam April. “Kayak apa?” “Kayak kamu selingkuh.” “Untung kayak, berarti kan artinya ngga.” April justru terkekeh. Ia lalu melabuhkan ciuman singkat di pipi kanan Irgi. “Yang kiri juga, yang. Biar adil.” Satu kecupan lagi di pipi kiri. “Jelasin coba,” pinta April. “Foto-foto ini?” “Iya. Jelasin kalau kamu ga selingkuh.” “Ya Allah, dapetin kam