02

1838 Words
Sebanyak apapun cobaan yang memaksa diriku untuk menyerah, aku akan tetap berusaha untuk menghadapi nya dan berjuang sampai Tuhan tak lagi mengizinkan nya.   ***   "Kau yakin dia berada di sana?" tanya Juan sekali lagi kepada Paige.   Paige mengangguk, "Saya yakin Tuan. Menurut detektif yang kita sewakan, Tuan Tristan Jamaika berada di sana. Tuan Tristan memiliki saham yang besar di Indonesia, bahkan namanya cukup terkenal di negara itu." jelas Paige, "dan dari informasi yang saya dapat, bahwa ternyata selama ini Tuan Tristan memiliki seorang istri di bawah umur,"   "Istri?" tanya Juan,   "Iya. Tuan Tristan memiliki seorang istri yang usianya masih belia, dan selama ini istri belia-nya itu dia sembunyikan dikota Washington." tambah Paige menjawab pertanyaan Juan.   Juan menyipitkan matanya, keningnya berkerut mendengar penuturan dari Paige. Jari telunjuknya bergerak memutar-mutar pistol ditangannya. Tristan Jamaika memiliki seorang istri? Tanyanya membatin dengan senyum licik di bibirnya.   "Perintahkan anak buahmu untuk membunuh istri-nya," Paige mengangguk patuh mendengar perintah dari Juan. "Dan kau segera bawa sibrengsek itu ke hadapanku." tambah Juan memberi perintah.   Saat ini dia tidak bisa ikut turun tangan untuk menemui Tristan dan membunuh pria itu dengan cara yang mengerikan hingga Tuhan menyesal pernah membuat dia terlahir di dunia, dikarenakan saat ini dia harus menyelesaikan transaksinya yang sempat tertunda dengan Pictor Ricci, Mafia asal Italia.   Malam ini Juan dan beberapa Agen kepercayaannya akan turun tangan mengawasi jalannya transaksinya. Pictor Ricci, memesan 5000 butir .   Opiat adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama Papaver Somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Opiat juga dapat menyebabkan sang pemakai aman dan tenteram, itulah mengapa Pictor Ricci selalu memesan bubuk ini untuk dia olah menjadi sebutir obat yang digunakan di rumah sakit Ilegal.   Dan kali ini Pictor Ricci juga memesan 10 pistol jenis Omatix IP1, pistol ini memiliki sistem sensor sidik jari, di mana pistol ini hanya pemiliknya yang dapat menggunakan. Dan terakhir Pictor Ricci juga memesan pistol termahal yang dia miliki yaitu FN Five-Six, pistol yang digunakan oleh teroris di dunia untuk melumpuhkan polisi. Pistol ini dapat menembus semua jenis jas atau baju yang berbahan anti peluru.   "Pergilah dan lakukan semua perintahku dengan hati-hati, aku tidak mau mendengar kegagalan dari mulutmu." ucap Juan final. Paige mengangguk patuh dan segera meninggalkan Juan, yang saat ini terlihat sibuk melakukan negosiasi kepada Kolonel kepolisian Amerika Serikat.   ***   "Ada apa ini Paman?" tanya Raina yang ikut membantu Sam memasukkan pakaiannya ke dalam koper besar.   "Saya tidak tahu, Nona. Tuan besar hanya memerintahkan agar saya segera membawa Nona pergi jauh dari sini." Jelas Sam yang tampak gelisah. Pemikirannya berkecamuk memikirkan nasib Tuannya saat ini. Beberapa waktu lalu, Fix- orang kepercayaan Tristan memberikan perintah agar segera membawa Nona-nya pergi jauh ke tempat aman karena suruhan Juan Miller sedang menuju kesini untuk membunuh Nona mudanya.   Juan Miller. Siapa yang tidak mengenal sosok pria muda temperamental itu? Juan akan melakukan apapun agar musuhnya bisa tunduk tak berdaya di bawah kakinya, dan berakhir dengan sikap yang ditunjukkan oleh musuhnya yaitu mengemis agar Juan segera membunuhnya.   Dan saat ini Juan telah mengincar nyawa dari Tuan besar dan Nona mudanya.   "Kau melamun lagi Paman," ujar Raina menyadarkan Sam dari lamunannya. Pria setengah baya itu tampak sangat gelisah sedari tadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang membuat Raina harus pergi mendadak dari sini? Dan see bahkan Tristan belum mengabarinya dari tadi.   "Ayo Nona kita harus segera pergi," Ujar Sam memakaikan burkah kepada Raina, dia menarik Raina melangkah keluar melalui belakang. Di sana telah berdiri beberapa pengawal yang akan membantu Sam membawa Raina pergi.   "Mereka sudah di sini," bisik salah satu pengawal itu kepada Sam.   "Urus mereka, dan aku akan membawa Nona pergi," perintah Sam cepat, nafasnya mulai memburu memikirkan apa yang akan terjadi.   Pengawal itu mengangguk dan segerah membawa temannya berlari memencar. Sementara Sam menarik Raina menjauh dari Mansion itu. Sam menarik koper besar itu dan membuangnya ke arah yang berbeda agar orang suruhan Juan terkecoh.    "Aku lelah Paman," lirih Raina kelelahan, nafasnya memburu dan keringat bercucuran membasahi keningnya. Akibat terlalu lama berlari. Pelarian mereka untuk menghindari orang suruhan Juan benar-benar di luar dari rencana mereka. Seharunya mereka menggunakan mobil yang telah di persiapkan, namun karena kegesitan orang suruhan Juan akhirnya Sam membawa Raina berlari sejauh mungkin dari sana.   Saat ini Raina dan Sam sudah memasuki hutan Atmyville,   Sam menoleh ke belakang dan menemukan beberapa orang yang masih terus mengejar mereka. "Berlari dan bersembunyilah Nona," ujar Sam mendorong tubuh Raina agar tetap berlari. Dia harus menghadapi orang-orang itu agar Raina bisa lari untuk bersembunyi.Raina harus bisa lolos dari pengejaran orang suruhan Juan.   Sam sengaja membawa Raina berlari ke arah Hutan agar mempermudah dirinya dan Raina bisa bersembunyi. Namun setelah mereka semakin lari ke dalam dia baru menyadari kesalahannya bahwa dia membawa Raina lari ke dalam hutan tempat Mafia-Mafia dunia melakukan transaksi ilegal.   Sam menatap ke arah Raina yang sudah menghilang. maafkan aku Nona, lirihnya membatin.   Sam meraih pistol yang berada di pinggangnya. Ia menekan sidik jarinya ke arah pelatuk otomatis yang akan menembak lawannya hanya dengan sekali sentuhan oleh jarinya. DOR..DOR..DOR   Sam mengarahkan bidikan pistolnya ke arah anak buah Juan. Kakinya bergerak lincah menghindari tembakan dari berbagai arah. Namun jumlah orang suruhan Juan yang berjumlah empat orang masih begitu unggul untuk bisa Sam kalahkan.   DOR   "aahhkkkk," Sam terpekik duduk memegang pahanya yang terkena tembak. Nafasnya memburu seiring mengalirnya darah dari pahanya.   DOR..   Tembakan terakhir tepat mengenai kepala Sam.   Tubuh Sam terkapar tidak berdaya di atas tanah.   ***   Dibalik pohon besar, Raina membekap mulutnya sendiri, tubuhnya bergetar melihat secara langsung Sam tertembak mati dan terkapar di atas tanah. Burkah yang dia kenakan sudah terlepas dari wajahnya dan terbang di bawa angin.   Tadi Raina berbalik karena ingin menanyakan ke mana dia harus pergi kepada Sam, diujung sana hanya ada jalan buntuh dan jurang yang cura yang Raina temukan.     "Kalian kesana, dan aku kesana. Gadis itu tidak akan bisa lari jauh." ujar salah satu dari orang-orang yang telah membunuh Sam dengan nada memerintah Raina melihat mereka berlari lincah menyusuri hutan gelap itu.   Daddy Raina takut...   ****   Juan menatap Pictor Ricci dan beberapa pengawalnya dari jarak 10 meter. Mereka saling bertatapan dengan pancaran mata yang tajam. Tak ada dari mereka yang mencoba mau berdamai dengan tatapan tajam itu.   Juan dan Pictor secara bersama menggerakkan jari telunjuknya kepada Agen-nya.   Seolah mengerti kedua Agen dari berbeda kubu itu mengangguk dan melangkah beberapa langkah untuk memastikan bahwa transaksi yang mereka lakukan saling menguntungkan.   Kedua Agen itu mengangguk dan menunjukkan jari jempol mereka tanda semuanya sesuai dengan kesepakatan.   Juan mengangguk. Dia menatap keseluruhan Agennya dengan tatapan isyarat. Seolah mengerti, Agen Juan mengangguk dan mulai melangkah maju bergerak untuk melakukan transaksi.   Pictor sang mafia asal Italia itu juga melakukan hal yang sama, ia memerintahkan seluruh orang kepercayaannya untuk mengambil barang pesanannya dan menyerahkan sejumlah uang yang telah di sepakati kepada Juan. Setelah transaksi selesai, tanpa banyak bicara Juan dan Pictor melangkah masuk ke dalam mobil mereka masing-masing. Bedanya kali ini Juan memilih pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri tanpa dipantau oleh Agennya.   Juan mengendarai mobil Hennessey Venom GT, mobil yang berasal dari America ini adalah mobil sport tercepat dan termewah di dunia. Mobil ini memiliki mesin 7.01(427ci) LSX Twin Turbocharged V8-1,244 hp(horsepower) dengan mode transmisi Ricardo 6-Speed Manual. Memiliki mesin tersebut membuat mobil Hennessey Venom GT mampu mencapai top speed sebesar 270.49 MPH(435.3KM/JAM) dengan akselerasi sebesar 62 MPH(100 KM/Jam) dalam waktu 2,4 Detik.   Dengan tatapan yang setajam elang, Juan menatap sosok gadis kecil yang berlari linglung melihat ke kiri dan ke kanan dengan wajah pucat.   Dengan gerakan spontan Juan menginjak rem. Matanya masih ikut menyusuri pergerakan gadis itu yang semakin melangkah maju ke arah jurang. Gadis itu terlihat sesekali melirik ke arah bawah dan belakang tubuhnya.   Juan masih setia mengamati pergerakan gadis itu, hingga gadis itu dengan yakin merentangkan kedua tangannya, Matanya menutup rapat dengan kepala mendongak ke atas. Dengan pencahayaan yang minim Juan melangkah keluar dari mobil sportnya. Dengan hati-hati dia melangkah dan berdiri tepat di samping kiri gadis itu. Matanya menatap tajam ke arah wajah pucat gadis itu dan melihat bibir pucat gadis itu seperti melafalkan sebuah doa.   Dan, hap..   Juan meraih tubuh mungil itu dalam dekapannya. Apa yang dia duga benar terjadi. Gadis mungil itu berniat mengakhiri hidup.   Gadis itu menggeliat memberontak minta dilepaskan dari pelukan Juan. "Siapa kau," lirihnya setelah berhasil lepas dari peluk kan Juan.   Juan menautkan alisnya menatap dingin ke arah gadis itu. Sebelum dia sempat mengucapkan sepata kata, gadis itu sudah menarik tubuh Juan ke depan dan bersembunyi dibalik badan Juan.   "Tolong lindungi aku.." lirihnya meremas erat ujung baju belakang Juan. “Mereka ingin membunuhku” suara gadis itu terdengar begitu ketakutan.   Juan mengalihkan fokusnya menatap kerah beberapa orang yang mengenakan setelan ciri khas dari Agennya.   Beberapa dari mereka yang melihat Juan dan gadis incaran mereka mulai melangkah cepat dan menunduk penuh hormat di depan Juan.   "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Juan dengan menatap keempat bawahannya.     Salah satu dari mereka mendongakkan kepala menatap Juan. "Maaf Tuan, kami di sini untuk membunuh Nona itu atas perintah Tuan Paige." jelasnya.   "Paige?"   "Iya Tuan. Nona ini adalah istri muda dari Mr.Jamika."   Mendengar itu, darah Juan kembali mendidih. Dia menarik tangan gadis itu dan menghempaskannya jatuh terduduk di bawah tanah. Ringisan gadis itu tidak dipedulikan Juan.   "Hiks. Hiks... Aku bukan istri Daddy, tapi aku anaknya..." ujarnya tersedu-sedu. Pipi tirusnya sudah dialiri oleh air matanya. Bokongnya terasa sangat nyeri membuat tangisnya semakin kencang seiring dengan jantungnya yang memompa cepat karena takut.   Mendengar ucapan gadis itu, Juan berjongkok dan meraih dagu gadis itu. Ia menekan dagu itu dengan keras dan menatap gadis itu dengan tatapan tajam khas Juan Miller.Tajam dan mematikan. "Ulangi apa yang kau katakan tadi.."   "A..aku anak Daddy bukan istrinya.." ujarnya terbata mengulang mematuhi perintah Juan.   Juan melepaskan tangannya dari dagu gadis itu.   Dia berdiri dan merapikan setelan jasnya.   "Bawa dan kurung dia ke Prison," ujar Juan memerintah  Keempat Agennya mengangguk dan menarik paksa gadis itu Untuk di bawak ke Prison yang artinya penjara, yang terletak di belakang Mansion milik Juan.   ***   Juan mengesap Vodka miliknya dengan perlahan, matanya menatap tajam ke arah Paige yang baru saja datang menghadap kepadanya setelah tiga hari berada di Indonesia.   Paige melirik Tuannya dengan harap-harap cemas. Dia tahu bahwa saat ini Juan sedang menahan diri untuk membunuhnya.   "Apa kau hanya akan berdiam diri saja disitu, Paige?" tanya Juan tajam.   Kali ini Juan bukan lagi menggenggam gelas kecil ditangannya, tapi sebuah pistol yang siap dia tembakkan kapan saja ke kepala Paige.   Pria tua itu sudah mengecewakannya dua kali. Pertama Paige telah memberikan informasi yang tidak akurat kepadanya tentang gadis yang dilindungi Tristan Jamaika selama ini. Dan sekarang Paige juga akan memberinya kabar tentang kegagalan dirinya membawa Tristan.   Dor..   Juan berdiri dan menembakkan sebuah anak peluru tepat melintas dari samping kanan kepala Paige. Dia melangkah mendekati Paige yang sudah pasrah akan dibunuh oleh Juan. "Kau tahu apa kesalahan yang telah kau lakukan Paige?" tanya Juan seraya memainkan pistolnya. sesekali dia mengarahkan pistolnya ke arah Paige.   Pistol yang saat ini dikenakan Juan adalah Glock 30. Pistol ini adalah salah satu pistol koleksi kebanggaannya, karena pistol ini hanya ada tiga di dunia dan dua dari tiga di dunia sudah dia miliki. Pistol Glock 30 ini pistol yang paling berbahaya di dunia karena memiliki radius tembakan hampir 50 Km dari jarak kita berdiri.   "Maaf tuan," ujar Paige pasrah. Karena kalau dia mau mengutarakan pembelaannya malah akan semakin memicu kemarahan Juan.   "Apa dengan maafmu, Tristan Jamaika bisa mati?" tanya Juan tajam. Dia membenci orang teledor seperti Paige.   "Maaf saya memang gagal membunuh Mr. Jamaika, tapi saya yakin kesalahan saya bisa lebih membuat dia merasakan sakit Tuan."   "Apa maksudmu?"   Paige tersenyum dan mulai menjelaskan apa maksud dari ucapannya. Juan mengangguk mengerti dan senyum licik mulai terlihat menghiasi wajah iblisnya.   *** #tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD