Bab 91 - ketakutan

2059 Words

Lembab... Satu hal yang tak kusukai dari Sampit mulai kembali terasa begitu aku keluar dari mobil yang mengantarkanku ke kantor. Kemeja basic berwarna cokelat muda yang aku kenakan terasa gerah. Udara sehabis hujan yang disinari matahari tak pernah menjadi sahabat terbaik bagi seluruh manusia. Uap-uap air yang menguap karena sinar matahari membuat udara di sekeliling menjadi lebih panas dan membuat rasa tak nyaman. Aku melirik ke arah jendela, lalu memiringkan kepala dan tersenyum “Hati-hati sama Aunti sama Uncle ya.” Kataku kepada Deeva yang menangguk cepat. “Deeva baik, Okey.” Tangannya membentuk bentuk O dengan ketiga jari di belakang terangkat lalu menatapku dengan wajah berbinar. “Titip Deeva ya Mbak, Pak” “Jangan khawatir. Semua keperluan Deeva ada di tasnya kan?” Aku mengangg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD