Bab 92 - Tragedy

2181 Words

Dag dug dag dug dag dug Suara debaran jantungku yang berdetak begitu cepat bukan menandakan bahwa aku sedang merasakan sesuatu yang indah, melainkan debaran memburu yang memberikan ketakutan yang teramat sangat atas apa yang akan Pak Indra lakukan. Aku berdiri membeku, tanganku yang masih bebas berusaha untuk mendorong pintu agar bisa terbuka, sembari berusaha untuk melepaskan tanganku dari cengkeraman Pak Indra. Aku tahu tenagaku tak cukup besar untuk melepaskan Tubuhku bergetar ketakutan. Berharap ada Pak Pendi, satpam kantor yang biasanya berkeliling di jam seperti ini. “Bapak mau apa?” kataku lagi dengan nada bergetar. Aku meruntuki diriku yang tak dapat menahan rasa ketakutan yang kurasakan, wajah Pak Indra terlihat menang, seringai itu terlihat begitu menjijikkan yang tak perna

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD