Suara hairdryer yang aku gunakan menggema ke seluruh kamar, rambutku beterbangan bersamaan dengan gerakanku menggoyangkan pengering rambut ini. Rambutku sudah semakin panjang tak ada gaya sama sekali persis seperti iklan sallah satu iklan sampo dengan orang aring yang terkenal itu. Ada sesuatu kecil yang menepuk pinggangku, membuatku menunduk dan melihat Deeva berdiri di sampingku mendongak dengan mata abu itu membulat menatapku penuh binar. “Mommy..” panggilnya dengan nada yang menggemaskan, “Kita jadi kan hali ini ke mall?” Aku terkekeh mendengarnya mengucapkan pertanyaan yang sama ratusan kali. Saat aku mengatakan mengajaknya pergi ke Mall di akhir pekan ini. Sejak itu Deeva terus mengulang pertanyaan yang sama. Deeva memang bukan orang yang bisa dijanjikan. Dia tak pernah meminta a

