Resah

1001 Words
Mereka tersenyum dan memandangi setiap sudut kota, Dion melihat tangan Yonna sedang menggandeng yang begitu erat, terlihat jelas betapa Yonna mencintainya, tetapi dia masih meragukan perasaan Yonna saat ini kepadanya. Kekasihnya terus saja menghubungi dia. Yonna memang aku harus menerima kau apa adanya, aku tidak tahu kenapa kau masih menghubungi kekasihmu saat kita sudah memiliki status menikah, aku kira aku akan berubah saat aku menikah tetapi tidak! Kau sama seperti wanita lain yang tidak bisa membuat aku merasa tenang saat ini, betapa kesal hidupku menerima kepahitan yang sudah di takdirkan untukku rutuk Dion di dalam hati. “Dion sayang ... kau kenapa melamun gitu? Kau tidak enak badan ya? ” “Apa kau memanggil aku apa?” “Sayang, kenapa tidak boleh, kalau begitu aku tidak akan membina lagi, maaf ya ...” “Tidak ... tidak ... aku senang saat kau memanggil aku dengan sebutan sayang, aku kira kau hanya ingin memanggilku dengan sebutan Dion saja.” Yonna tersenyum dan dia berkata, “Jangan terlalu serius, aku ingin kita bisa bermesraan seperti orang lain, aku juga ingin melakukan, hanya saja kau tidak pernah peka.” Dan akhirnya mereka berusaha menutupi keresahan hati masing-masing. Dion akan yang terbaik untuk dirinya. Dion Berusaha untuk tetap ingin membuat Yonna selalu bersama dengannya, “Yonna, kenapa kau tidak tidur? Bukannya kau sangat lelah hari ini sampai kau tidak bisa lagi menghadapi hari-harimu dengan tenang. Besok hari terakhir kita untuk liburan. ” “Hm ... begitu ya, aku ingin berlama-lama liburan bagaimana bisa kau mendapatkan izin bulan madu yang panjang.” “Mana bisa sayang ... Anda pikir aku bekerja dengan seenak itu, memang itu perusahaanku tetapi kita harus mencontohkan yang baik untuk itu semua karyawan. Aku tahu bagaimana rasanya lelah bekerja menjadi karyawan. ” “Wahh ... suami aku bijaksana sekali hahaha ...” “Yonna! Sudah berani ya kau meledeki aku. ” Keesokan harinya, Mereka berdua bercanda gurau, terlihat jelas mereka berdua memiliki perasaan yang sangat dalam. Tetapi mereka berdua tidak bisa mengungkapkannya, entah apa yang mereka berdua pendam sampai mereka harus mengikuti kegengsian mereka. Saat Yonna ingin mengerjai Dion tidak sengaja kaki Yonna tersandung dan membuat dia terjatuh di atas tubuh Dion, momen keromantisan mereka berdua itu terlihat. Yonna menatap mata Dion dan wanita itu semakin dekat ingin mencium bibir Dion, saat bibir mereka saling bersentuhan saat itu juga Dion melepaskan ciuman yang baru saja Yonna nikmati berubah menjadi hening, Yonna hanya terdiam dan menatap kosong wajah Dion. Pria itu langsung pergi ke dalam kamar mandi menghindari Yonna. Betapa bodohnya diriku saat ini, seharusnya dia tidak mencium aku. Pasti dia sangat malu dan bingung. Anda akan terbaring dengan tatapan kosong belum bisa menilai apa yang dia lakukan sampai dia di tolak mentah-mentah dengan suami sendiri, mengalir dengan deras. Dia berusaha memejamkan mata agar tidak terjadi kejadian yang sangat memalukan yang telah dia lakukan tadi. Terdengar suara pintu yang di buka, Dion yang seperti orang ketakutan tidak tahu harus bagaimana menghadapi Yonna besoknya, dia melihat Yonna sudah tertidur sambil membalikkan badannya. Dion sangat terhormat tidak tahu harus tahu apa. Dan akhirnya dia juga tidur dan berusaha untuk tidak mengingatkan apa yang telah tadi. “Aku mau pulang hari ini, untuk liburan yang tidak menyenangkan sampai di sini saja. Aku sudah berusaha menahan apa yang aku rasakan tetapi sudahlah aku ingin pulang. ” “Yonna maafkan aku.” “Aku mau pulang Dion, jika kau masih ingin di sini, aku akan pulang sendirian jangan mencari aku kalau aku tidak pulang ke rumah bersamamu.” “Oke, kita pulang hari ini. Aku akan mempersiapkan semuanya, aku mohon kau jangan marah kepadaku saat ini. ” Yonna tidak mengacuhkan ucap Dion dan masih terus sibuk menyusun semua barang-barang yang akan dibawa pulang. Perjalanan pulang pun mereka tidak saling berbicara, sedikit pun Yonna untuk mengucapkan apa pun, tiba-tiba Dion yang segera menyatakan “Yonna, kau marah kepadaku? Aku harap kau di depan Ayah tidak menampakkan wajah seperti itu. ”  “Iya, baiklah. Sebentar lagi akan sampai rumah, aku harap kau juga tidak membuat mood aku memburuk. Kau sangat membuat aku kecewa dengan sikapmu itu, seharusnya kita tidak perlu bulan jauh-jauh lebih baik fokus bekerja saja, jika aku ingat itu begitu sangat menyesal aku melakukannya saat ini, kau begitu begitu harus menghadapi wanita yang akan marah. ” “Huft ... aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, kau sangat marah kepadaku mungkin aku harus diam sebentar sampai kau bisa memaafkan aku jika aku meminta maaf.” Ucap Dion dengan wajah pasrahnya. Sesampainya mereka berdua di rumah, Yonna melihat Ayahnya yang terbaring lemah, salah satu asisten rumah tangga berkata, “Maaf Non, kita memang sengaja tidak memberi tahu karena Tuan tidak boleh, syukurlah Bukan dan Tuan Dion Cipta pulang, saya sudah panik beberapa hari ini Tuan tidak mau bawa ke rumah sakit dan dia berusaha untuk di rawat di rumah, jantungnya kumat lagi Non. ” “Iya ampun, syukurlah aku pulang, kalau begitu aku akan membawa Ayah dengan paksaan ke rumah sakit, Dion tolong aku untuk membawa Ayah ke dalam mobil sekarang juga! Jangan hiraukan Ayah jika mengamuk. Ucap Yonna sangat panik saat melihat Ayahnya langsung bertindak tanpa bertindak apa-apa. Saat perjalanan di dalam mobil, Ayahnya tersadar dan berkata sedikit kepada Yonna, “Nak, Ayah harap jaga baik-baik pernikahan kalian berdua, ayah tidak ingin kau tersiksa, dan Dion tolong jaga Yonna dengan baik.” Setelah mereka berbicara, Ayahnya sudah tidak sedih diri lagi, tidak ada yang di pikiranya saat ini, kalau Yonna sangat terkejut kalau Ayahnya sudah tiada di lapangan, begitu hancur air mata yang terus menetes tidak berhenti memang semua yang di lakukannya saat ini hanya permintaan terakhir Ayahnya , melihat Anak satu-satunya menikah di hadapannya. Tangisan Yonna Pecah dia melihat wajah Dion yang memandangnya, dia berkata “Dion ... Ayah sudah meninggalkan aku, sekarang aku hanya punya kau.” “Iya Yonna, aku selalu ada untukmu jangan pernah menyerah, kita sama-sama berjuang menghadapi semuanya, Yonna aku menyayangimu jangan menangis lagi.” Dion langsung menghapus air mata yang mengalir di pipi Yonna yang sangat tidak tahu lagi menghadapi bagaimana situasi.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD