Malam Pertama

1025 Words
Yonna langsung duduk di atas tubuh Dion dan melumat batangannya agar permainannya memasangkan, goyangkan pinggulnya wanita itu mendesah hebat tetapi berbeda dengan Dion yang tidak merasakan apa-apa. Ternyata saat puncaknya batangan Dion langsung melemah dan tidak b*******h kembali. Yonna terkejut apa yang sudah di alami oleh suaminya, dan dia berusaha tidak menjawab apa yang terjadi. Akhirnya Yonna berkata “Iya sudah, aku tahu kau pasti sedang lelah.” Ucap Yonna dengan wajah kecewanya tidak pernah sedikit pun Yonna merasa kecewa seperti ini. Yonna masuk ke dalam kamar mandi dia merenungi apa yang telah di lakukan suamianya kepada dirinya, Sial! Dion kenapa begitu, begitu, di pikirannya orang yang terlihat sehat dan gagah mudah saja seperti itu. Aku belum merasa klimaks tetapi dia sudah melemah huft ... aku harus sabar dan menerimanya. Mungkin dia sedang tidak enak badan makanya bisa berpengaruh. Di ranjang wajah Dion yang terlihat sangat malu dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi setalah dia menolak Yonna untuk melakukannya. “Sial! Betapa aku malu saat batangan ini langsung tidak melemah tahu aku, apa lagi. Aku seperti pria yang tidak berguna saja. Untuk seterusnya aku akan melakukan dengan maksimal lagi. Ayo ... Dion tunjukkan kejantananmu sekarang, istrimu yang sedang b*******h tiba-tiba aku patahkan begitu saja, seharusnya aku menolak saja jangan sampai dia tau kelemahanku malam ini, sebenarnya aku tidak ingin bukan madu hanya ingin menghargai Ayah saja saat itu, kalau tidak aku lebih fokus pada pekerjaanku. Rutuk Dion di dalam hatinya. Yonna yang sudah selesai dari kamar mandi terlihat tertunduk tidak tahu harus berkata apa lagi bagaimana cara menhadapi Dion yang telah membuatnya malu. Saat Yonna merebahkan tubuhnya, Dion Langsung merangkulnya dari belakang dan berkata “Maafkan aku Yonna, aku akan memperbaikinya untukmu.” Yonna hanya menganggukkan kepala dan dia memegang tangan Dio sampai dia tertidur pulas. Keesokkan harinya Dion melihat Ponsel Yonna yang berada di meja dan dia melihat pesan yang masuk tertuliskan nama Alden yang berisikan “Sayang ... aku sangat merindukanmu, aku tidak sanggup harus begini tanpa dirimu aku tidak berguna. Tolong kembali lagi kepadaku. Apa pun yang terjadi pada dirimu aku akan menerima kau. ” Dion yang membacanya hanya menarik napas yang panjang dan bisa mengatakan apa-apa lagi, apa yang dilakukan Yonna terhadapnya sangat menyakitkan tetapi dia berusaha menerima istrinya. Terdengar Yonna memanggil Dion, dengan cepat pria menaruh menaruh ponsel di meja seperti semula, “Dion ... kau sudah bangun? Hoam ... aku masih mengantuk tetapi kita akan berkeliling kota. ” “Iya, bangunlah segera mandi kita akan berkeliling seharian kota.” “Baiklah, aku akan segera mandi.” Yonna beranjak dari tidurnya langsung meraih ponsel dan dia langsung membulatkan matanya ternyata ada pesan masuk dari Alden, dengan cepat dia masuk ke dalam kamar mandi. Dion berpura-pura tidak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya saat ini. Antara dia di bohongi oleh istrinya sendiri. Perasaan ingin marah untuk sekarang dia tahan. Aku yakin ini tidak akan berjalan dengan lama aku tahu apa yang Yonna rasakan saat ini, dia tidak ingin melakukan hal yang tidak pantas di lakukannya. Semua yang telah terjadi saat ini membuat dia harus mengorbankan perasaannya. “Dion...”Panggil Yonna yang baru saja selesai mandi. “Iya Yonna aku akan segera mandi.” Dion melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Setelah selesai mereka mulailah berjalan mengelilingi kota, Yonna selalu menunjukkan wajah yang begitu ceria sebaliknya Dion yang dati tadi berusaha untuk tidak memasang kan wajah sedih apa pun itu, “Dion, bagus ya pemandangannya. Besok-besok kita harus terus menghabiskan waktu berdua di tempat-tempat indah.” “Iya Yonna, kita akan terus begini. Asalkan kau bahagia aku juga ikut bahagia. Jangan khawatir apa yang terjadi pada kita, jika memang tuhan memisahkan kita dengan cara lain aku akan selalu ada untukmu setiap waktunya.” “Yeey... terima kasih Dion, kau memang yang terbaik, jangan bosan untuk membahagiakan aku, dan sebaliknya aku begitu.” Ucap Yonna yang begtiu bahagia dari wajah nya terlihat. Yonna akan aku lakukan demi kau bahagia, aku tidak bisa membahagiakanmu dengan cara lain, dengan cara ini lah aku bisa. Semoga hubungan ini berjalan dengan baik seperti air mengalir. Ponsel Yonna selalu berdering dan dia tidak mau menghiraukannya, dia tahu kalau yang meneleponnya itu orang yang sama ALDEN! “Yonna, ponselmu dari tadi berdering segera di angkat mana tahu itu penting untukmu.” “Hm... tidak penting, sekarang waktu aku untukmu bukan dengan ponselku. Itu hanya telepon dari orang yang tidak di kenal saja, jangan khawatir aku tahu ini waktu kita berdua jadi aku bisa memilah yang mana penting atau tidaknya Dion.” Ucap Yonna dengan tenang dan dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan Dion. Dion tersenyum tidak menampakan begitu risih dia dengan suara dering ponsel yang menganggu telinganya, “Oke baiklah Yonna kalau begitu kau mungkin tidak ingin di ganggu sepertinya hehe...” “Tentu, aku sedang berduan dengan suamiku, yang saat ini sedang membuat aku bahagia.” Ucap Yonna. Mereka tersenyum dan memandangi setiap sudut kota, Dion melihat tangan Yonna sedang menggandeng tangannya yang begitu erat, terlihat jelas betapa Yonna mencintainya, tetapi dia masih meragukan perasaan Yonna saat ini kepadanya. Kekasihnya terus saja menghubungi dia. Yonna memang aku harus menerima kau apa adanya, aku tidak tahu kenapa kau masih menghubungi kekasihmu saat kita sudah memiliki status menikah, aku kira aku akan bisa berubah saat aku menikah tetapi tidak! Kau sama seperti wanita lain yang tidak bisa membuat aku merasa tenang saat ini, betapa kesal hidupku menerima kenyataan kepahitan yang sudah di takdirkan untukku rutuk Dion di dalam hati. “Dion sayang... kau kenapa melamun gitu? Kau tidak enak badan ya?” “Apa kau memanggil aku apa?” “Sayang. Kenapa tidak boleh, kalau begitu aku tidak akan mengulangi lagi, maaf ya...” “Tidak... tidak... aku senang saat kau memanggil aku dengan sebutan sayang, aku kira kau hanya ingin memanggilku dengan sebutan Dion saja.” Yonna tersenyum dan dia berkata, “Jangan terlalu serius, aku ingin kita bisa bermesraan seperti orang lain, aku juga ingin melakukannya, hanya saja kau tidak pernah peka.” Dan akhirnya mereka berusaha menutupi keresahan hati masing-masing. Dion akan terus berbuat yang terbaik untuk dirinya. Tentu, aku sedang berduan dengan suamiku, yang saat ini sedang membuat aku bahagia. Ucap Yonna.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD