Bab 3

1106 Words
Akhirnya Zack mengikuti Liana untuk tinggal di rumahnya karena pria itu masih dalam kondisi tidak fit. Dapat dilihat tubuhnya saja lemas tak bertenaga dengan wajah yang sangat pucat. Liana tahu kalau kondisi Zack tidaklah bagus. Maka dari itu, dia mengundang dokter untuk memeriksanya. “Bagaimana kondisi Zack, Dok?” tanya gadis itu dengan cemas. “Aku baru kali ini menemui orang bangkit dari kematian dengan cara yang tak wajar. Seperti hantu.” Dokter itu memasukkan semua alat madisnya. “Dia sangat sehat.” “Tapi, kenapa dia tak mengingatku?” Liana yakin bahwa Zack sedang amnesia. “Dia harus melakukan CT scan biar semua terlihat jelas. Pergilah ke rumah sakit besar.” Sang dokter itu mengambil tasnnya. “Jangan lupa obatnya diminum.” “Terimakasih,” ucap Liana, lalu mengatar snag dokter pergi keluar. Tak lama kemudian, dia kembali menuju ke kamar Zack. Dan ajaibnya pria itu sedang duduk tegak. “Zack, apa yang kau lakukan? Kua masih sakit.” Liana langsung menidurkan tubuh pria itu kembali. “Aku tidak sakit,” kata Zack sambil duduk kembali. Badannya sehar bugar. Hanya saja kondisinya memang lemah. Sepertinya ia mulai kelaparan. “Masakkan aku sesuatu, aku lapar.” Liana langsung mengangguk, “Tunggu di sini, aku akan memasakkan bubur untukmu.” Wajar saja Zack lapar karena beberapa hari tak makan. Jasatnya lama berada di pembekuan kamar mayat karena tak ada keluarga yang datang. Hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengebumikan pria tersebut. Sungguh sangat malang. Zack bangkit dari ranjang menatap indahnya langit di malam hari. Bintang berkelip yang memiliki warna agak kemerahan itu terus saja bersinar terang. Pria itu tahu, kalau Planet Aques terlihat jelas keindahannya dari Planet Bumi. “Aku harus segera kembali ke Planet untuk membunuh penghianat itu,” geram Zack tertahan. Andai saja ia tak diracuni, tentu dapat mengalahkan para pemberontak dengan sangat mudah. Sayangnya kekuatan yang di miliki hanya tersisa elemen api. “Kenapa aku harus masuk ke dalam tubuh manusia lemah ini?” kesalnya setengah mati. Dia tak mengerti dengan rencana dewa sampai melemparnya ke bumi. Dan juga, manusia bernama Zack itu sungguh malang karena mati tertabrak mobil. “Dasar mengenaskan,” omelnya lagi dan lagi. Zack kesal mengenai kondisi tubuh yang lemah. Kekuatan fisiknya pun juga lemah. Apakah karena dirinya belum makan? Benar juga, manusia butuh makan untu energi. Tidak lama kemudian, Liana datang dengan membawa semangkok bubur. Gadis itu yang melihat Zack sedang menatap ke langit pun tersenyum. “Duduklah... aku akan menyuapimu.” Zack menoleh, hal pertama yang dilihat adalah mangkok berisi bubur yang lumayan penuh. Jakunnya naik turun karena aroma sedap yang mengikat hidungnya. Dengan refleks, dia mengambil mangkok itu dari Liana. “Aku bisa makan sendiri.” Zack duduk di sofa sambil menyuapi mulutnya dengan lahab. Hal itu membuat Liana senang sehingga tersenyum lebar. Inilah Zack yang dikenal, selalu lahab memakan setiap hidangan yang tekah dibuatnya. “Besok, aku akan mengantarmu untuk periksa kesehatan.” “Aku sudah sembuh, kau tak perlu repot.” Zack menaruh mangkok itu di atas meja. “Apakah kau punya makanan lain?” Liana menatap horor ke arah mangkok yang telah kosong. “Kenapa kau makan cepat sekali? Bagaimana dengan pencernaanmu.” “Aku baru saja kembali dari kematian, wajar jika kelaparan,” jawab Zack asal. Lina mengerti, lalu segera bergegas pergi mengambil beberapa makanan dan buah-buahan. Belum sempat gadis itu kembali ke kamar, Zack sudah berdiri di dekat lemari merebut semua makanan itu. Melihat Zack sedang menikmati makannya, Liana pun menghela nafas panjang. “Aku akan membeli bahan makanan ke supermarket. Kau istirahatlah.” Gadis itu bergegas pergi untuk belanja. Setelah Liana pergi, Zack masuk kembali ke dalam kamar untuk berganti pakaian. “Maaf saja, waktuku sangat berharga untuk mengumpulkan semua kekuatan guna kembali ke Planet Aques.” Tak lupa dia mengambil beberapa uang yang ada di laci. Setelah rapi, Zack berjalan keluar kamar menuju ke pintu keluar. Saat pintu terbuka, ada seorang pria yang hendak mengetuk pintu. “Kau!” tunjuknya kesal. Zack melewatinya begitu saja tanpa peduli dengan pria itu. “Aku sibuk.” “Zack, aku butuh bicara denganmu.” Pria yang tak lain adalah Petra itu menarik kerah Zack dengan cepat. “Sial! Jangan membuatku membuang waktu berharga!” teriak Zack melepas tangan Petra dengan kasar, lalu berjalan pergi meninggalkannya sendirian. “Aku belum selesai! Pria t***l sepertimu tak pantas untuk Liana!” Petra berteriak cukup keras membuat telinga Zack gatal, lantas berhenti. “Berhentilah bermimpi! Aku tahu kau di balik kecelakaan yang menimpaku.” Petra langsung mengatupkan bibirnya dengan rapat, tak menyangka bahwa Zack tahu segalanya. Bagaimana dia bisa tahu? Ketika hendka pingsan, dia melihat wajah Petra sedang tersenyum dan mengoloknya. Sungguh drama yang menyebalkan. “Selamat tinggal..., jangan usik kehidupanku.” Zack melangkahkan kakinya dengan lebar. Petra yang melihat itu dari jauh hanya bisa mengepalkan tangan dengan kuat. “Tunggu saja, aku akan membunuhmu lagi untuk kedua kalinya.” Hanya dirinya yang bisa mendapatkan Liana dan pantas bersanding dengan gadis itu. Sementara Zack yang hanya orang miskin tak punya pekerjaan bagus tidak layak untuk Liana. “Aku akan emrencanakan kecelakaan yang sempurna,” gumam Petra sambil menyeringai. Planet Aques Pria bertopeng itu berjalan menuju ke istana milik Justin dengan beberapa pengikut yang telah berada di belakangnya. Dia terlihat sangat senang karena rencana yang disusun selama ini membuahkan hasil. Dari memperalat Amerta sampai membuat alat untuk digunakan pada tubuhnya sendiri. Alat itu mampu menarik kekuatan air yang dimiliki pada siang hari. Berkata alat itu, dia bisa leluasa bergerak dengan elemen yang dimiliki. “Cari semua orang yang masih bersekutu dengan Justin dan Steve,” titahnya menggelegar di ruangan. Beberpa dari pengikutnya pergi dan yang lain berpatroli. Tersisa satu orang berpakain serba hitam. Jubahnya pun dilepas, tampak pria menawan dengan kategori cantik. “Kenapa kau melepasnya? Tutup wajahmu, Lanka.” Pria bertopeng itu membantu Lanka untuk menutup wajahnya kembali. “Kenapa kau selalu berbuat seperti ini, Kak?” tanya Lanka dengan kesal. “Karena kau istimewa,” kata Pria bertopeng itu. Lanka adalah satu-satunya keturunan yang memiliki darah manusia bumi. Untuk itu pria bertopeng tersebut sangat melindunginya. Bisa di bilang, dia adalah kelemahan pria itu. “Aku hanya ingin bebas. Dan tak mau melihatmu meratakan Planet Aques,” ucap Langka dengan wajah sendu. “Bisakah kita pergi ke Planet Bumi. Tempat dimana ibu dilahirkan?” “Bisa, asalkan kau menumbuhkan kekuatanmu.” Pria bertopeng itu merangkul Langka. “Aku akan menunjukkan pola bintang untuk memanggil elemen agar kekuatanmu muncul.” Inilah yang diinginkan pria bertopeng itu, menumbuhkan kekuatan dengan pola bintang. Dan pola bintang hanya ada di Negara Adeus yang di pimpin oleh Justin. Untuk itu, pria tersebut bertekat mengusai Planet Aques demi kejayaannya di masa depan.  Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD