PART. 2 PULANGLAH

892 Words
Bradd terlonjak dari duduknya, saat Simon menelpon dan memberitahukan kalau dia tidak menemukan Jenny di kampusnya. Bahkan teman Jenny mengatakan, kalau Jenny pulang lebih dulu. "Kamu sudah telpon dia Simon?" "Sudah Tuan, tapi ponsel nona Jenny tidak aktif," jawab Simon "Coba kamu cari informasi, siapa saja teman Jenny yang biasa bersamanya, mungkin saja Jenny pergi bersama teman-temannya." "Siap Tuan" Bradd kembali duduk, ia mencoba menghubungi nomer Jenny, tapi seperti yang dikatakan Simon, Jenny tidak bisa dihubungi. Bradd menatap ponselnya, ponselnya kembali berbunyi sebelum ia meletakan ponsel itu di atas meja. Ia menerima panggilan dari Angelika. "Bradd, mana Jenny, bukannya dia harus ke sini setelah kuliah?" "Simon tadi menjemputnya, tapi Jenny tidak ada di kampusnya, sekarang Simon sedang berusaha mencarinya." "Hmmm, anak itu sepertinya sengaja, dia pasti tidak ingin datang ke sini" "Kamu harus lebih keras lagi berusaha, Angelica. Bukan salah Jenny kalau dia membencimu, aku sangat tahu bagaimana rasanya hidup dan dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ibu." Bradd membela putrinya. "Kamu terlalu memanjakannya Bradd," gerutu Angelica. "Apa lagi yang bisa aku lakukan selain memanjakannya. Aku hanya ingin dia tumbuh dengan bahagia, meski tidak dalam naungan kasih sayang dari kedua orang tuanya." "Jangan mulai menyalahkan aku lagi Bradd" "Aku tidak perlu menyalahkanmu, kamu memang sudah melakukan kesalahan, meskipun kamu menolak untuk mengakuinya." "Hhhh, aku tidak ingin lagi bertengkar denganmu karena masa lalu, selamat siang." "Selamat siang Angelica," Bradd mematikan ponselnya, disandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya. Sedikitpun ia tidak mendengar nada cemas pada suara Angelica, saat mengetahui Jenny tidak ditemukan Simon di kampusnya. Tidak mudah bagi Bradd untuk membesarkan Jenny sendirian, apa lagi harus menjawab pertanyaan Jenny kecil tentang ibunya. Di saat gadis kecil lain selalu ditemani ibu mereka, Jenny kecil harus puas hanya dengan Bradd saja. sementara Bradd juga harus mencurahkan perhatian untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan yang diwariskan oleh Abraham, kakek Jenny, ayah Angelica kepada Jenny. Bradd teringat akan pesan terakhir kakek Jenny. Kalau ia harus merawat dan mendidik Jenny dengan baik, juga harus menjaga dan menjalankan perusahaan dengan baik. Kakek Jenny bahkan sudah menyiapkan jodoh untuk Jenny. Angelica sendiri meninggalkan Jenny sejak Jenny masih berusia enam bulan. Angelica meninggalkan rumah untuk mengejar keinginannya menjadi penyanyi. Dia memang bisa menggapai keinginannya menjadi penyanyi. Angelica berpetualang dengan grup bandnya dari satu cafe ke cafe lainnya. Dari satu kota ke kota lainnya, dari satu negara ke negara lainnya. Sampai usianya kini menua, dan grup bandnya bubar karena para anggotanya ingin fokus membina keluarga. Suara ponselnya menyadarkan Bradd dari lamunan. "Simon, bagaimana Simon?" Bradd menegakan tubuhnya. "Saya tidak mendapatkan informasi apapun tentang Nona Jenny, Tuan." "Apa? Bukankah tadi pagi kamu mengantarkan Jenny ke kampus? Apa tidak ada yang melihat Jenny pergi dengan siapa." "Benar Tuan, tapi tidak ada seorangpun yang tahu kemana perginya nona Jenny." "Ya Tuhan, Jenny kamu kemana? Hhhh, Sebaiknya kamu pulang saja Simon. Nanti aku akan meminta orang-orangku untuk mencari Jenny." "Baik Tuan" Bradd tidak ingin menunggu lagi, ia langsung menelpon orang yang ia yakin bisa ia andalkan untuk mencari Jenny. *** Jenny menghempaskan tubuhnya, di atas ranjang kecil yang kini menjadi tempat tidurnya. Ia menyewa sebuah flat kecil, untuk tempat tinggal. Pekerjaan memang belum ia dapatkan, tapi dengan uang tabungannya, ia yakin bisa bertahan selama dua bulan, jika ia belum juga mendapatkan pekerjaan. Tatapan Jenny lurus, menatap langit-langit kamarnya, di sana terbayang wajah Bradd, daddynya. Tanpa terasa air mata mengalir di sudut matanya. Setelah kakeknya meninggal, hanya daddynya yang dekat dengannya. Meski daddynya tidak banyak bicara, tapi selama ini apapun keinginannya selalu diluluskan. Bradd sangat memanjakannya, tapi kini semua itu kini sudah berakhir. Bukan Bradd yang mengakhiri, tapi pilihannya untuk pergilah yang mengakhiri semua perhatian Bradd untuknya. Dan, itu semua karena Angelica, wanita yang tak bisa ia pungkiri sudah mengandung dan melahirkannya. Tapi hanya sebatas itulah, peran wanita itu dalam hidupnya. Tak ada cinta, tak ada kasih sayang, tak ada perhatian, tak ada pelukan, tak ada kecupan, tak ada apapun yang membuatnya bisa menerima wanita itu dalam hidupnya. Apa lagi wanita itu sudah berusaha merebut Bradd dari dirinya. Tanpa sadar, air mata jatuh di sudut mata Jenny. Meski selama ini ia merasa bahagia, hanya hidup berdua dengan daddynya. Tapi, tetap saja, terkadang ia merasa iri dengan teman-temannya, yang bisa merasakan kasih sayang seorang ibu dalam hidup mereka. Jenny menghapus air matanya, ia bangun dari berbaringnya, ia mengambil koran yang tadi ia beli. Ia harus mencari lowongan pekerjaan segera. *** Ini hari ketiga Jenny menghilang. Bradd tidak bisa menahan rasa cemasnya. Jenny, gadis rumahan, ia jarang keluar untuk bepergian, Bradd sangat yakin, Jenny tidak akan pergi jauh. Bradd berdiri di tengah-tengah kamar Jenny, tatapannya menyapu seluruh ruangan, hal ini hampir tiap malam ia lakukan, semenjak Jenny menghilang. Bradd melangkah mendekati jendela, tatapannya jauh terlempar ke luar sana. Pikirannya terlempar ke masa saat ia masih muda. Saat cinta tengah mekar di hatinya. Tapi ingatan itu melukai hatinya, hatinya terluka karena ia harus meninggalkan wanita yang ia cintai, demi menikahi Angelica. Bradd menundukan kepalanya, rasa rindu pada Jenny seakan menggerogoti hatinya. 'Jenny, apapun yang ingin kamu minta, akan daddy luluskan. Tapi tolong, pulanglah, ini rumahmu, semuanya adalah milikmu, aku hanya menjaganya untukmu. Rumah, dan perusahaan, atas namamu, jika ada yang harus pergi dari rumah ini, maka akulah yang harus pergi. Bukan dirimu, tapi aku tidak akan pergi sekarang, sampai seseorang bisa menggantikan aku untuk menjagamu, dan meneruskan untuk menjalankan perusahaan. Ya Tuhan, dimanapun putri ku Jenny berada, tolong lindungi dia.' BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD