Rio menggaruk belakang lehernya berulang kali. Sajak yakin bahwa pria itu tidak benar-benar gatal, dia hanya merasa gugup. Apalagi matanya berulang kali menatap ke arah Sajak yang memilih diam namun memandangi Rio dengan intens. "Sebenarnya tadi sambil nunggu lo datang, gue udah ngerangkai kata supaya enggak berantakan pas cerita sama lo, Ra. Tapi latihan gue itu langsung hilang pas lo datang sama Sajak." Kara langsung menoleh ke arah Sajak. sedangkan Sajak hanya mengangkat sebelah alisnya. "Jadi secara enggak langsung, lo nyalahin gue?" tanyanya ketus. Rio tertawa. "Kayaknya sih, iya. Habisan gue sama sekali enggak nyangka kalau lo bakalan ikut kesini. Tapi ya, apa boleh buat? Mau pesan dulu?" Kara langsung menyebutkan pesanannya berupa es lemon tea dan air mineral. Gadis itu mengak

