bc

AGASTARANUM

book_age18+
1.0K
FOLLOW
3.5K
READ
fated
mate
arrogant
badgirl
dare to love and hate
drama
icy
ambitious
first love
secrets
like
intro-logo
Blurb

Agasta Prawira Abdi, sosok laki-laki yang dingin nan kaku. Dia tidak tau cara mengutarakan perasaannya, apalagi memperlakukan wanita dengan baik terutama kekasihnya. Agasta terlalu ambisius dengan kuliahnya, agar dia dapat melanjutkan s2 di Jerman seperti impiannya sejak dulu, tidak ada perjuangan yang tidak bisa selagi dia mau, itu prinsipnya.

Sementara Ranum Hayyin Nafira, dia sering makan hati sendiri dengan sikap Agasta yang tidak pernah mengutamakannya. Intinya dia terlalu bodoh, itu kata-kata orang terdekatnya. Setiap hari dia harus melontarkan sumpah serapahnya menghadapi Agasta yang badboy dalam percintaannya.

Gue Ranum, punya pacar namanya Agasta. Gue benci dengan sikap Agasta, gue nggak suka kekalahan. Bagi gue Agasta hanya milik gue, siapa berani menyentuh kepunyaan gue, dia harus siap mendapatkan kemarahan gue. Bahkan gue bisa melakukan hal licik sekalipun.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Ranum Hayyin Nafira "Dasar sih kaku!" Pagi-pagi sekali Ranum sudah mengumpat kesal di kelasnya. Untungnya dosen tidak masuk, keduanya temannya sudah biasa mendengar Ranum seperti itu. "Yaelah, lo masih pagi. Kenapa lagi kesayangan lo?" lontar Alya sembari mengulas senyum meledek padanya. "Ih.. Gue benci banget sama Agasta, dia itu robot atau manusia sih. Kerjaannya belajar melulu, gak ada kelarnya. Masa cewek secantik gue dianggurin, bingung gua." Oceh Ranum. Lala dan Alya saling menatap menahan tawa di bibirnya. "Agasta itu pintar makanya dia anggurin lo." Ucap Lala yang duduk disampingnya sambil membenahi rambut panjangnya. Ranum memasang bibir yang cemberut, saking kesalnya ia menghempaskan tasnya berulang kali. Kalau saja bisa melampiskan dengan orangnya langsung, dia akan lakukan. Tapi karena tau percuma, dia akan merasa mengomeli patung, dan Agasta tidak akan memperdulikan ocehan tidak pentingnya itu. "Lagian lo pacaran sama kulkas, mana ada respon. Lihat dong gua sama Lala pacaran jelas cowoknya. Walau gak setampan sih jenius lo itu, tapi setidaknya, gue dan Lala gak makan hati kayak lo." Tambah Alya yang galak, dia sudah sering menasehati sahabatnya, jika lelah berhenti daripada tersiksa batin sendiri. Ranum menghela napas kasar, seperti bosan dengan semua ledekan kedua sahabatnya. Dia memilih scroll ** miliknya, tak lupa dia melihat ig Agasta yang tidak ada menarik, kehidupannya cowoknya itu seperti suram, tidak ada warna. Berbeda dengan dirinya penuh foto pribadi dan beberapa foto dia dan Agasta. Kadang Ranum sendiri menyaring kalimat kedua sahabatnya ini, tapi dia sebegitu cintanya dengan Agasta, mana mau pisah. Dia masa bodoh dengan kata-kata semua orang, dia memang bucin dengan Agasta, bahkan bisa dibilang terobsesi. "Lo berdua ini teman atau musuh gua. Heran gua, bukannya hibur gua malah bikin naik darah." Cecar Ranum jengkel. Gedung jurusan manajemen itu yang hening, mendadak terdengar tawa menggelegar dari Lala dan Alya yang merasa konyol karena wajah Ranum yang tak terima dengan ejekan mereka. "Brensek lo berdua!" umpat Ranum menarik rambut keduanya secara bergiliran. "Kalau Agasta dengar makian lo, gua pastikan lo pusing sendiri." Ucap Lala yang masih setengah terkikik. Agasta memang terkesan tidak perduli dengannya, namun jika mendengar perempuan itu bicara kasar, apalagi sampai memak, Agasta akan mendiaminya selama seminggu. "Ini semua karena lo berdua yang mancing. Lagian gua butuh hiburan." "Makanya lo bertahan yang pasti. Perasaan cowok tuh bukan Agasta doang. Lo terlalu buta!" Lala sendiri lelah menceramahi hal yang sama, nggak pernah didengar, dia begitu karena tak ingin Ranum tambah sakit hati nantinya. "Justru mata gua waras, gua pilih Agasta. Gua termasuk cewek beruntung dapatin Agasta." Ucap Ranum bangga. Bagi Ranum, Agasta sempurna tampan dan pintar cukup bisa dibanggakan, meski sifat Agasta jauh dari kata sempurna. Selama pacaran kurang lebih tiga tahun, dia belum pernah mendengar Agasta bilang cinta padanya. Kalau bukan dia yang menyatakan perasaan lebih dulu, mungkin dia akan tetap bermimpi memiliki Agasta. Bahkan Agasta terlalu tertutup, sampai hari ini Ranum sama sekali tidak mengenal keluarga Agasta, dia hanya tau satu sahabat Agasta yaitu Irfan satu apartment dengan kekasihnya. Dan beberapa teman dekat kampusnya, tentu tidak menyukai Ranum. Siapa sih yang tidak bosan dengan hubungan tidak jelas seperti ini?!? Tentu saja Ranum bosan, tapi dia takut kehilangan Agasta, Ranum sangat mencintai Agasta, ia rela lakukan apapun demi bisa bersama Agasta. Kalau nantinya Agasta jodohnya atau bukan itu masalah nanti. Untuk saat ini, yang Ranum tahu Agasta hanya milik Ranum, dia akan memusuhi siapapun yang berani mendekati pangeran berkuda putihnya itu. *** Setiap sore Ranum memiliki jadwal rutin olahraga, ia selalu menjaga penampilan. Tapi sayang sore ini dia harus jogging sendiri, dia telah mengajak Alya dan Lala, namun mereka sibuk dengan pacar masing-masing, sedangkan dia sendiri punya pacar seperti gak punya pacar. Me Jogging yuk Agasta Besok ada kuis gak bisa Me Cuma sebentar, masa aku jogging sendiri. Agasta Aku gak bisa, Ranum Me Terus kapan kamu bisa berdua sama aku. Lima menit.. Sepuluh menit... Lima belas menit.. Hingga dua puluh menit, Agasta tidak membalas chat w******p dari Ranum. Ia hanya bisa mendengus kesal menatap ponselnya. Fix, gua jogging sendiri!! Seperti biasa Ranum harus rela membuang keringatnya sendiri di taman yang menjadi favoritnya. Sudah biasa baginya kalau ada beberapa kaum adam meliriknya. Yah.. Wajar, inilah akibat sering jogging sendiri. "Ciye.. Sendiri lagi lo jogging." Suara familiar yang terdengar dari belakang punggungnya membuat Ranum berbalik, dia sudah tahu asal suara itu. "Irfan! ngapain lo?" ujar Ranum ketus. Irfan tertawa geli, ia tahu kesebalan perempuan dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan ulah sahabatnya. "Jogginglah, Ranum. Lo pikir gua ngegame disini." Ranum cemberut sebal. Bukannya ketemu Agasta, malah temannya yang menyebalkan. "Yah kali.. Lo kurang kerjaan ngegame disini." Ranum memutar bola matanya, ia menjeda ucapannya. "Ehmmm.. Agasta mana? lo gak ajak dia, gak boring dia di apartment melulu." Irfan lagi-lagi tertawa. "Lo kayak nggak kenal Agasta aja, cowok lo itu hidupnya dengan buku, gua rasa dia pacaran sama buku, lo cuma cadangannya." Ranum tak menyanggah karena perkataan Irfan benar. Dia sendiri selalu merasa cuma cadangan Agasta, kali cadangan dibutuhkan, ini butuh juga kagak. Yang ada dia terus yang nempel sama tuh cowok. "Hahaha... Omongan gua benar, kan." "Berisik lo!" geram Ranum ingin sekali memaki Agasta, kenapa juga dia harus cinta sama Agasta. "Daripada lo galau, mending pacaran sama gua." "Ogah! lo fuckboy. Bagusan Agasta kemana-mana daripada lo, rugi banyak gua pacaran sama lo." "Setan tak bertanduk lo!!" Ranum memilih tak menjawab, ia malas meladeni Irfan, baginya membuang waktu. "Lagian lo betah amat pacaran sama Agasta, gua heran juga sama Agasta, kenapa biarin lo jogging sendirian, nggak takut pacarnya digodain orang lain." Sayang banget gue nggak punya jawabannya. Temannya aja bisa mikir gitu, tapi Agasta malah biarin gua jogging sendiri. Sebaliknya gua! Ck... bego amat gue "Nggak perlu gue jawab, kan. Karena lo pasti tau gue nggak punya jawabannya." Gumam Ranum malas, ia lebih tertarik dengan beberapa jajanan yang berada di sekitar. Irfan terkekeh, sampai saat ini dia heran dengan Agasta, pria itu terlalu tertutup. Bahkan dengan kekasihnya Ranum, meskipun Ranum bawel, tapi Irfan tau Ranum wanita tepat untuk Agasta, karena mungkin tak akan ada wanita lain yang tahan bersama sahabatnya super kaku itu. Ya.. Kecuali Ranum yang terlalu mencintai Agasta.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook