Chapter 42 - Diskusi Pertama

1051 Words
Ini pagi pagi buta ketika mereka sampai dengan selamat di Tokyo setelah perjalanan udara dadakan selama kurang lebih sembilan belas sampai dua puluh jam. Semua kegiatan mengenai makan, berganti baju hingga diskusi dilakukan diatas helikopter yang sengaja diterbangkan dari London menuju Tokyo atas perintah kaisar Jepang, dan tentu saja menggunakan alat komunikasi khusus karena bisingnya mesin transportasi udara itu. Dengan wajah mengantuk dan membengkak, Petter menggandeng humanoidnya (yang di gendong oleh Michael) untuk masuk ke penginapan tak jauh dari gedung gedung kedutaan besar yang sengaja dipesan untuk tamu spesial seluruh rakyat Jepang. Setidaknya mereka harus mengisi segala energi yang sudah terkuras habis untuk memusnahkan monster yang nantinya akan mereka temui. Cukup lama waktu yang mereka habiskan untuk tidur mengganti semua energi yang terkuras selama hampir dua minggu ini. Ranjang hotel yang empuk dan nyaman meskipun berada di lantai karena merupakan hotel khas Jepang membuat tidur hampir dua belas jam mereka cukup menyenangkan. Terbangun dari tidurnya, ternyata sudah ada staff yang ditugaskan khusus untuk membawa mereka ke berbagai tempat seperti restaurant untuk lunch dan sekedar membeli pakaian yang proper dan ponsel sebagai alat komunikasi mereka. Sebuah pelayanan yang baik jika mengingat mereka hanyalah kelompok sinting yang mencoba menculik kaisar Jepang dan berani beraninya menyiarkan kegiatan tersebut. Ugh, jika dewi fortuna tidak memihak pada mereka, mungkin kini mereka sudah menambah musuh yang mengejar, atau mungkin tewas di tangan assasin Jepang, bukannya makan dengan lahap di restaurant khas rumahan dengan cita rasa bintang lima. “yang mulia Yamazaki menyuruhku untuk membawa kalian ke Istana Kekaisaran Tokyo sehabis makan siang” bisik staff tadi kepada Petter yang diangguki dengan cepat dan menerjemahkannya secara spontan kepada yang lainnya. Terkadang, terbesit di pikiran mereka apakah bisa mereka memiliki team untuk memberantas monster nanti jika terkendala bahasa seperti ini. Namun, semua pikiran mereka itu terjawab ketika sepasang tungkainya sudah sampai kedalam ruangan yang menjadi tempat pertemuan mereka. Disana, terlihat tuan Yamazaki beserta jejeran orang ‘tinggi’ lainnya tengah berbincang ketika kelimanya bersama staff datang untuk pertama kali. Terlihat pula ada beberapa orang yang berdiri tegak tak jauh dari mereka dengan tangan yang terkepal di balik punggung. Ainsley penasaran, apakah mereka yang katanya akan menjadi team bersama mereka? Dirinya memang tak membaca dokumen sebanyak yang Evan tahu, namun rasanya tak akan cukup memberantas senjata biologi paling berbahaya hanya bermodalkan tiga belas anggota yang tak saling mengenal. “Perkenalkan saya Asahi, Jendral Besar tentara Jepang yang akan mengomandoi pergerakan kalian nantinya” sambutnya sembari menyodorkan tangannya untuk berjabat. Tak perlu Petter untuk menejermahkan karena ternyata sudah ada staff khusus disana yang membantu kelancaran jalan rapat kali ini. “Jadi, bisa tolong jelaskan lebih detail apa yang kalian tahu mengenai dua objek mengerikan yang ternyata ada di negara ini?” tanya beliau lagi setelah mempersilahkan kelimanya duduk di bangku yang tersedia. Petter membuka laptopnya, menyerahkan benda tipis itu kepada Hans agar dua pria yang paling tua yang akan menjelaskan lebih lanjut. “Cacing 153 dan X 049 berada di sebuah lab dengan lokasi prefektur Iwate, Jepang. Cacing 153 ini merupakan cacing pembawa wabah mengerikan yang tak berwarna. Jadi tubuhnya yang kecil dan transparan membuat kita harus menggunakan sensor infra red dan ultraviolet untuk bisa mendeteksinya, itupun harus dalam keadaan dekat. Cacing ini memproduksi zat asam yang sangat beracun di setiap inci tubuhnya, yang apabila tak sengaja tersebar di tanah atau perairan, akan dengan cepat menyebar dan menimbulkan wabah mematikan karena kita belum memiliki penawarnya” Hans berbicara memulai. “Apakah pihak Chaeron lab memiliki penawarnya?” “Dari data yang kami cari, belum diketahui apakah penawar tersebut nyata atau tidak keberadaannya. Namun ada data mengenai mereka yang mencoba membuat penawarnya”  jawabnya dengan tenang. “sedangkan X 049 adalah entitas atau bisa dibilang seseorang, karena merupakan tubuh asli dari manusia yang dimodifikasi menjadi sosok yang tak memiliki wajah, namun sayangnya hanya dengan satu kali sentuhan ringan, maka orang yang tersentuh akan terkenal virus yang mengudara di sekitarnya. Yang ditakutkan, meskipun entitas ini hanya satu orang, apabila ia dikeluarkan dari tempatnya dan naasnya menyentuh dinding, tiang listrik, atau manusia lainnya, virus tersebut akan tersebar. Orang yang menyentuh dinding atau benda yang sudah terkontaminasi virus tersebut pun akan ikut terkontaminasi. Sialnya lagi, orang yang terkontaminasi tak akan sadar pada tiga hari pertama, dan selama tiga hari ini, sudah dipastikan mereka akan menyentuh orang lain dan benda benda yang ada di sekitarnya. Satu monster ini akan merubah semuanya menjadi wabah mengerikan” Hans menggeser beberapa dokumen untuk diperlihatkan pada orang orang yang ada di hadapannya. “Sejauh ini, yang bisa saya pikirkan adalah membakar mereka hidup hidup disana. Mungkin jika nanti setelah berdiskusi, kita memiliki jalan keluar yang lebih baik, itu merupakan hal yang bagus”  Mendengar hal tersebut, tuan Yamazaki hanya  menghela nafas berat dan memijat pangkal hidungnya yang sudah dilapisi kerut. Tak menyangka bahwa negara yang memang sudah menjadi musuhnya bertahun tahun itu bersikap sebegini gilanya demi memiliki kekuasaan yang mutlak. “Baik, jadi, kalian akan turun tangan langsung untuk menghadapi mereka, dan tuan Asahi sudah memberikan team yang sekiranya akan cocok dengan kalian, dan kuharap kalian tidak keberatan karena kalian yang ingin melindungi dunia, bukan?” kekehnya pelan. “ Ryohei, Ami, Tomoaki, Chiwa, Fujita, Kensho, Kento dan Yuta yang akan ada di team bersama kalian nantinya” ujarnya sembari menunjuk lima lelaki dan tiga wanita yang sedari tadi berdiri di belakang mereka. Kedelapan orang yang memasang wajah datar langsung mengamini apa yang diperintahkan kepada mereka. “Kalian tidak langsung akan terjun ke lapangan. Ku tahu nona Ainsley sudah berpuluh tahun berkecimping di dunia mafia, dan yang lainnya mungkin sudah agak terbiasa dengan hal tersebut semenjak kalian memutuskan kabur, namun mengingat yang menjadi lawan kita bukanlah manusia biasa, kalian akan dikirim ke camp untuk menjalani pelatihan selama waktu yang tidak ditentukan bersama kedelapan orang lainnya” “Selama masa training, Petter dan Fujita yang memegang kontrol dari jarak jauh akan mencoba menembus lab tersebut dan mengawasi tindak tanduk dari senjata biologis yang kalian maksud. Tak perlu khawatir mengenai amunisi dan juga pakaian sebagainya, kalian akan mendapatkan hal itu karena kalian diterima dengan baik disini. Sampai disini paham?” Asahi yang mengambil komando setelah orang nomor satu di Jepang itu memberikan gesture, yang akhirnya komando tersebut di sahuti dengan cepat oleh ketiga belas orang yang akan menjadi satu dalam beberapa waktu ke depan. “Baiklah, mari kita habiskan tuntas monster sialan itu”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD