bc

first love

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
family
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Pertemuan yang tidak sengaja menghadirkan cinta yang luar biasa. Yuri begitu mencintai Kadita. kisah mereka pun begitu indah, cinta yang begitu sempurna. Namun, semua berubah ketika sebuah musibah datang menghampiri Kadita. ingatannya terhenti di 5 tahun silam. Kadita hanya mengingat waktu dimana ia belum bertemu dengan Yuri.

chap-preview
Free preview
1. Busway
Siang itu adalah mata pelajaran olahraga. Siswa kelas Xl berkumpul di arena kolam renang. 5 orang siswa telah berada di kolam untuk mengambil nilai olahraga. Tak lama peluit dari guru olahraga pun berbunyi, Kadita mulai menyelam hingga ke tepian. Kadita berusaha secepat mungkin untuk meraih nilai tertinggi. Dalam waktu 1 menit 22 detik, Kadita sudah mencapai garis finish. * Jam sekolah pun usai. Satu persatu para siswa mulai meninggalkan kelas mereka. Kadita berjalan menuju halte busway yang berjarak 200 meter dari sekolahnya. Tidak butuh waktu lama Kadita tiba di halte busway, kemudian masuk dalam antrian. Kadita meraih ponsel dari dalam tas, lalu memasang headset dan memutar lagu pada mp3-nya. Sebuah musik pop kini menemani Kadita yang asik menunggu busway. 15 menit menunggu, akhirnya busway pun tiba. Beruntung keadaan busway tidak terlalu padat, Kadita pun dapat memilih bangku dengan leluasa. Sepasang bola mata asik memandang Kadita tanpa berkedip. Pria itu duduk di hadapan Kadita, tepat 5 bangku dari tempat Kadita berada. Pria itu diam memperhatikan Kadita yang asik bermain ponsel. Hingga akhirnya Kadita lelah dan tertidur sejenak. Pria itu terus memperhatikan Kadita, dari tempatnya berada ia memilih bertahan dan menjaga Kadita dari tempatnya. Bahkan pria itu melewati halte di mana semestinya ia turun dari busway. Tapi, demi Kadita, pria itu rela turun di halte yang sama dengan Kadita. Namanya Yuri. Remaja yang duduk di bangku kelas Xl itu sudah sejak lama memperhatikan Kadita. Bahkan Yuri hapal jam berapa Kadita akan pulang dari sekolah. Pemberitahuan pemberhentian halte berikutnya pun terdengar, Yuri tahu di halte itu Kadita akan turun. Yuri pun bergegas dan sengaja menendang kaki Kadita. Benar saja gadis itu pun terbangun dan buru-buru bersiap untuk turun dari busway. Seperti biasa pula, Yuri selalu berada di belakang Kadita untuk memastikan bahwa gadis itu dalam posisi aman. Busway pun berhenti, Kadita turun dari busway di ikuti oleh Yuri. Kadita berjalan keluar dari halte busway Sementara Yuri, menunggu busway dengan arah yang tadi sudah ia lalui. Begitulah setiap hari, Yuri seolah mengantar Kadita sampai di tujuannya. * Kadita menoleh kearah halte busway. Di tatapnya punggung Yuri dari kejauhan. Kadita tersenyum simpul. Sebenarnya Kadita tahu bahwa Yuri memperhatikannya. Kadita juga tahu bahwa pria itu yang selalu membangunkannya ketika dia tertidur. Diam-diam Kadita menikmati semuanya, membiarkan Yuri yang terus memperhatikannya dalam diam, membiarkan waktu yang terus mengajaknya bercanda tanpa akhir cerita yang mampu di terka. Busway yang di tunggu Yuri pun tiba. Pria itu segera memasuki busway dan kemudian Kadita tak lagi bisa melihat punggung Yuri yang telah berlalu. Dengan begitu Kadita pun melanjutkan langkahnya untuk sampai di rumah. * Di tempat yang berbeda, Yuri terus saja memikirkan tentang Kadita. Masih di ingat dengan jelas bagaimana pertemuan awalnya dengan Kadita. Yuri pun tersenyum simpul ketika kembali mengenang peristiwa itu. Peristiwa yang mampu membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Kala itu, Yuri melihat seorang gadis menggunakan seragam SMA favorit Bina Bangsa memasuki sebuah busway yang di tumpangi oleh Yuri. Saat itu keadaan busway cukup padat, dan hanya ada satu bangku yang tersisa di samping Yuri. Gadis itu pun duduk tepat di samping Yuri. Dari sudut matanya, Yuri memperhatikan gadis itu. Gadis yang berparas cantik dengan poni yang menutup keningnya. Gadis itu menggunakan headset. Sayup-sayup Yuri bisa mendengar lagu apa yang sedang di dengarkan oleh gadis tersebut. Yuri pun tersenyum karena lagu itu juga yang menjadi lagu favoritnya. Entah kebetulan atau apa namanya, mereka memiliki selera musik yang sama. Pertemuan pertama begitu membekas di hati Yuri. Begitupun di hari ke dua, ketiga dan seterusnya. Bahkan Yuri masih terus berharap bisa bertemu lagi dengan gadis yang telah mencuri hatinya. Namun, ketika busway berhenti di halte biasa tempat Kadita naik. Siang itu Yuri harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa melihat Kadita hari itu. Yuri pun merasa kecewa. Tapi, hatinya berdoa agar esok dia kembali bertemu dengan Kadita. Satu hari, tiga hari bahkan sepuluh hari berlalu, Yuri tak lagi melihat Kadita. Bahkan pemuda itu berniat turun di halte busway tempat biasa Kadita naik. Usaha Yuri pun mencapai hasil. Dari kejauhan tampak Kadita sedang menuju halte busway. Senyum pun kembali merekah di wajah Yuri setelah beberapa hari kelabu karena tak berjumpa dengan Kadita. Yuri duduk di bangku besi yang terdapat di halte busway, di biarkanya Kadita berdiri di pintu tempat para penumpang menunggu dan memasuki busway. Tak lama busway pun tiba, Yuri buru-buru bangkit dari duduknya dan mengikuti Kadita. Yuri memilih duduk tepat di hadapan Kadita. Sesekali Yuri mencuri pandang kearah Kadita, dan tanpa sengaja mereka pun beradu pandang walau tak terkata. Baik Yuri maupun Kadita, mereka hanya mampu terdiam walau jantung mereka saling berdegup kencang tatkala mata mereka saling beradu pandang. Dret... Ponsel Kadita bergetar, buru-buru ia raih benda mungil itu dari dalam saku baju yang bertuliskan "OSIS". "Hallo, Ma...." "...." "Udah di busway, Ma." "...." "Kan, Dita udah bilang kalau dua Minggu ini, Dita ada jam tambahan. Besok udah pulang normal lagi, kok." "Dia ada jam pelajaran tambahan ternyata. 2 Minggu dia bilang? Itu Artinya hari ini adalah hari terakhir, dan besok sudah kembali normal?" ucap batin Yuri. Tanpa di sadari oleh Kadita bahwa jawabannya adalah mewakilkan jawaban atas pertanyaan Yuri yang selama sepuluh hari terpendam. Kini Yuri tahu kenapa Kadita tidak tampak selama beberapa hari ini. * Hari terus berlalu. Yuri terus menikmati harinya sebagai penikmat cinta rahasia. Kini, baru dia tahu bahwa gadis itu bernama Kadita. Ya, Yuri membaca nametag di seragam Kadita yang kebetulan hari itu Kadita tidak memakai jaket seperti hari biasanya. Sekali lagi kebetulan atau tidak, Yuri juga tidak menutup seragamnya dengan menggunakan jaket. Di hari yang sama, Kadita juga membaca nama yang tertera pada seragam Yuri. Keduanya saling tahu nama masing-masing dengan cara yang sama dan dengan waktu yang sama. "Namanya Kadita Pringgani Anantari. Akan kuingat nama indah itu," ucap batin Yuri. Kadita mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Di keluarkan sebuah pulpen dan buku, kemudian jemarinya menuliskan sesuatu. "Yuri Kesatria Pangestu." Keduanya saling menghapal sebuah nama walau tak terkata. Hanya hati dan isyarat mata yang berbicara walau keduanya tanpa suara. Siang itu menjadi hari yang penting untuk mengetahui sebuah alasan dan juga sebuah nama. Walau akhirnya kembali di pisahkan oleh keadaan. Yuri turun di halte sebelum Kadita. Dua halte setelahnya barulah Kadita sampai di tempat tujuannya. Cinta, dia datang tanpa mampu di duga. Dengan tempat dan waktu yang tak pernah terpikirkan. Memberikan kesan manis di awal pertemuan. Walau, sekarang giliran Kadita yang bertanya dalam hati, mengapa Yuri menaiki busway dari halte tempat Kadita semestinya berada. Kebetulan atau apa namanya? Biar waktu dan semesta yang menjawab. *TBC* *Happy reading*

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook