EP 2

1249 Words
EP 2 Keesokan harinya Naira sibuk menggarap novel online, ia telah mendapatkan beberapa kontrak untuk novelnya. Uangnya dikirim langsung ke nomer rekening, ini memudahkannya mendapatkan penghasilan tanpa harus ribet dengan pekerjaan kantor ataupun pekerjaan di toko. Namun, ia juga merasakan kekurangan karena minimnya teman. Dan seperti sekarang Naira disibukkan dengan laptopnya untuk mengejar deadline novel. Dia duduk berjam-jam sembari mengemil snack maupun buah, sampai tak sadar Dewi Andina sudah di rumah sambil teriak “Nai, aku mau curhat sama kau” ucapnya yang langsung masuk dan berjalan di ruang tamu dimana Naira sibuk dengan laptopnya “Kau nggak usah teriak, tinggal cerita aja, jangan ribut” Naira yang malas kalau harus mendengar teriakan yang bisa mengganggu konsentrasi “Ok, aku punya kabar bahagia. Sebentar lagi aku dilamar ama Dimas. Tolong bantuin buat nyiapin acaranya” ucapnya yang penuh antusias “Selamat” ucap Naira “Kenapa mukamu bête. Nggak ikhlas ucapinnya, nggak suka aku bahagia” Dewi dengan raut ditekuk “Bukan Wi” Naira bingung harus berkata apa “Terus apa?” Dewi yang mencoba menerka pikiran sahabatnya. Mereka bersahabat telah lama sejak SMA namun tetap aja masih aja ada rahasia “Aku lagi merenungkan nasib, kapan ya ada cowok yang lamar aku, aku jelek ya, kok nggak ada yang mau sama aku” Naira sendu memikirkan nasib percintaannya. Dari dulu sampai sekarang belum juga menemukan yang cocok, serius memperjuangkannya “Jangan bilang gitu, mungkin jodohmu masih ngumpulin uang kali” ucapnya mencoba menenangkan “Bosen Wi, nunggu nggak ada yang serius” Naira yang pasrah dan malas berharap “Mungkin jodoh kau oppa korea” Dewi yang super optimis yang mencoba menyemangati Naira yang tampak telah menutup laptopnya “Kalau itu sih aku mau banget, punya jodoh oppa korea apalagi mirip Sehun. Rasanya menyenangkan apalagi diajak kondangan pasti semua iri” Naira yang membayangkan bergantengan tangan dengan Sehun saja udah bersyukur “Nanti kalau jodoh kau beneran mirip oppa korea, kau harus traktir aku” Dewi yang penuh semangat “Kau ikutan halu deh Wi” ucap Naira santai “Aku kan nyemangatinmu, kau harus optimis. Meski tak mudah ku yakin yang terbaik akan datang meski terlambat” ucapnya yang merasa semua pasti akan mendapatkan cinta sejati walau waktunya berbeda “Huh nyindir nih” Naira yang mukanya langsung kecut lagi “Jangan galau mulu, lihat video EXO aja yuk” Dewi yang mencoba mengalihkan perhatian Naira “Ok” Keduanya pun antusias melihat video EXO di youtube melalui handphone. Melihat aksi para personil EXO yang menyanyi dan menari sejenak bisa melupakan masalah yang ada “Bagus ya mereka” Dewi yang asyik menonton sambil minum air mineral “Iya apalagi my future husband keren plus ganteng banget” Naira yang fokus pada sosok Oh Sehun “Yang mana?” Dewi mencoba melihat lebih jauh video yang ditonton “Sehun” ucap Naira yang santai “Ngarep bener kau” “Kata kau harus optimis” “Terserah kau saja” Dewi malas berdebat dengan sahabatnya apalagi sahabatnya lagi galau bisa repot nanti ***** Disisi lain Devon memandang foto Naira yang diambil secara candid. Cantik banget dirimu Nai, tunggu aku ya. Aku pasti bisa sukses demi masa depan kita gumam Devon. Itulah rutinitas Devon selama bekerja dia sesekali melihat foto Naira, meski belum pernah menyapa langsung tapi bisa merasakan cinta meski memandangnya dari jarak jauh. Devon berjuang demi memajukan perusahaan ILDO perusahaan penerbitan buku cetak meliputi buku sekolah, novel, biografi, autografi, dan majalah bisnis. Kini ILDO MEDIA merambah bisnis ke online. Saat ini Devon sedang menggarap project baru yakni novel online bersama manajer dan sekretarisnya. Bima Arya manajer ILDO pemuda berkharisama umur 29 tahun kulit putih, pintar, berasal dari kelurga sederhana mirip Billy Davidson. Evon Bastian pemuda tampan dan tajir, tapi diusir dari rumah karena foya-foya padahal pintar mirip Kevin Sanjaya. “Bro, gimana perkembangan proyek kita?” tanya Devon “Bagus, Cuma ada beberapa kendala yang mungkin harus siap tangani” ucap Bima yang optimis “Kendalanya apa?” ucap Devon yang ingin mengetahui seluk beluk proyek baru yang akan dirilis “Pertama, saat ini sudah banyak aplikasi novel online, kita harus buat perbedaan agar penulis mau memberikan karyanya dan pembaca nggak bosen, persaingan sangat ketat apalagi kita jadi pendatang baru pasti butuh lama untuk membuat penulis dan pembaca percaya dengan kita, kedua hampir mirip yang pertama kita butuh pemasaran yang top cer untuk menarik perhatian dan membuat mereka percaya pada kita” ucap Bima terang-terangan “Wah ternyata bisnis online cepat berkemabng, kita yang baru akan rilis aplikasi akan mendaparkan masalah rumit ini, ada win win solution?” ucap Devon yang merasa perkembangan digital berkembang begitu pesat hingga persaingan ketat tidak bisa dihindarkan. Masing-masing perusahaan harus menampilkan produk yang terbaik agar dapat menarik hati konsumen/pengguna “Menurutku kita harus benar-benar mempersiapkan secara matang, produk harus beda, dan pemasaran harus yang inovatif dan semenarik mungkin , maka solusi terbaik kita akan buat ujicoba beta dulu selama 2 bulan di aplikasi store, lihat dulu respon dan kekurangan aplikasi. Setelah itu, lakukan perbaikan” ucap Evon mencoba mengutarakan pikirannya “Good job, ada yang menambahkan” ucap Devon yang merasa tim yang dibuatnya benar-benar tangguh “Terus nama aplikasinya apa bos?” tanya Evon “Kita pakai nama ILDO untuk memudahkan pengurusan terkait hak cipta, dll” ucap Devon yang berpikir sambil memainkan pena yang dipegang “Oh berarti pakai nama ILDO ditambah dibelakang gitu ya?” tanya Evon lagi “Ya begitu, jadi coba sekarang ungkapin ide kalian” ucap Devon santai “ILDO LOVE, gimana bro” ucap Bima asal “Kau kira aplikasi pencarian jodoh bro, ini kita cari aplikasi baca online” ucap Devon yang menggelengkan kepala “Itu karena Bima kebelet nikah, makanya pikirannya jadi kacau. Maklum jomblo karatan” ledek Evon “Bukan gitu, aku kasih ide, jangan ledekin dong” ucap Bima yang tak terima diledek. Karena menurutnya nama itu unik tapi setelah dikasih jawaban oleh Devon. Bima memahami kesalahannya “Ok, fokus lagi Bim” ucap Devon santai “Apa ya bos, aku jadi bingung” ucap Bima yang tiba-tiba eror “Kelihatannya kalian supply energi, ok aku pesankan makanan dan minuman dulu” ucap Devon yang memahami kode dari karyawannya Devon memanggil OB dan menyuruhnya membeli pizza dan es teh. Setelah beberapa menit pesanan siap dan diantar langsung ke ruangan Devon. “Wah gini dong bro, lapar dari tadi” ucap Evon yang girang dapat makan pizza “Iya kalian langsung bicara, nggak usah pakai kode aneh-aneh. Nah sekarang waktunya makan” ucap Devon yang menghampiri mereka, ikut nimbrung makan pizza “Iya, sorry bro” ucap Bima yang merasa bersalah “OK, awas diulangi Bim” tegas Devon “Makan aja keburu dingin” ucap Evon yang nggak sabar untuk makan Mereka pun akhirnya membuka pizza dan menghabiskan 2 pizza ukuran sedang dan minuman yang dipesan. Setelah itu kembali bekerja. “Udah keyang kan, pikiran jernih. Ayo kerja lagi” ucap Devon “ILDO NOMED, gimana?” ucap Evon “Lumayan, tapi kurang greget?”Devon yang juga ikut berpikir “ILDO NOVE bro. Oh ya kalau udah rilis nanti siapa yang urus, kita sibuk lho” ucap Bima “Itu ide bagus aku setuju, dari tadi kek ide cemerlangnya, jangan kasih ide aneh. Dan yang urus nanti ku buat departemen khusus. Jangan khawatir” ucap Devon jelas “Ok masalah terpecahkan” ucap Bima yang optimis kembali “Iya, tapi selesaikan dulu ini buat beta” ucap Devon “siap bos” ucap Evon dan Bima serempak

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD