Part 2

819 Words
Aysha sedang merebahkan badannya di kasur hotel, dia masih tidak menyangka kejadian memalukan tadi bisa terjadi. Aysha terus terbayang wajah pria yang sangat nyebelin nan sombong itu, masa artis cantik juga terkenal seperti dirinya. Pria itu malah tidak kenal. Namun, jika difikir-fikir pria itu tampan juga. Bahkan bisa dibilang sangat tampan, tetapi dia sangat jutek dan sombong. Aysha tidak suka sekali sama pria yang seperti itu. "Ih, kenapa coba aku malah mikirin dia? Kurang kerjaan banget deh," ujar Aysha merutuki dirinya sendiri. Telfon berdering mengagetkan dirinya, Aysha langsung mengangkat telfon yang ternyata dari Rasti---Mama kandung Aysha--- Rasti : Assamalamualaikum Aysha : Hallo Ma! Rasti: Orang itu salam dijawab Sha, bukan malah dianggurin salam Mama kamu. Jawab salam itu wajib. Paling kesel ya begini bagi Aysha, mendengar ocehan mamanya yang kurang berfaedah. Suka sekali nelfon hanya untuk berceramah panjang lebar. Aysha : Iya, waalaikum salam. Kenapa Ma telfon? Rasti : Kamu udah makan malam belum? Jangan sampai gara-gara keasyikan kerja. Kamu malah lupa makan, terus nanti sakit. Iya aja Mama bisa terus ada di samping kamu, kalau nggak kamu sakit siapa yang mau ngurusin. Aysha : Sha bisa urus diri sendiri Ma, tenang aja deh. Sha udah gede juga, bukan anak kecil lagi. Rasti : Mama nggak percaya kamu bisa urus diri kamu sendiri. Suka meremehkankannya begitulah sikap yang menurut Aysha sangat menyebalkan, walau menyebalkan Aysha sangat menyayangi Rasti. Aysha yang anak tunggal Rasti dah Rio, membuatnya selalu dihujani kasih sayang yang melimpah. Aysha bukan terlahir dari keluarga kaya, dia lahir dari keluarga biasa bahkan bisa dibilang miskin serba kekurangan. Namun, dia tidak pernah putus asa untuk mengejar impiannya menjadi seorang artis. Karena kecantikan serta bakat yang dimiliki Aysha, dia bisa memenangkan lomba pencarian bakat untuk menjadi bintang film. Sampai akhirnya seperti sekarang, Aysha bahkan menjadi artis yang sangatlah terkenal. Semua pasti akan mengenalnya, makanya, aneh sekali jika pria itu sampai tidak tau siapa dirinya. Karena kecantikannya, banyak sekali pria yang memuja serta sangat mengharapkan bisa memperistri dirinya. Aysha belum berfikiran untuk menikah, diusianya yang 25 tahun dia belum ingin menikah. Karena prioritasnya sekarang, menjadi sukses dengan karirrnya juga membahagiakan kedua orang tuanya. Bahkan Aysha belum pernah sekalipun merasakan cinta, dia percaya suatu saat akan merasakan cinta. Apakah benar seperti yang teman-temannya katakan? Bahwa cinta akan membuatnya sangat bahagia. Sekarang Aysha sedang ada syuting film di Bandung, sedangkan Mama dan Papa Aysha ada di Jakarta. Jika berpergian seperti ini, mereka selalu mengkhawatirkan makan Aysha. Karena sang anak memang selalu melupakan makan, sedangkan jika tidak makan. Tubuh tidak akan memiliki tenaga, serta akan gampang sakit. Aysha : Mama percaya aja kali, Sha kan udah dewasa. Rasti : Kamu ya kalau dibilangin selalu gitu. Rasti memutuskan telfon secara sepihak, Aysha kembali merebahkan diri lagi ke kasur. Urusan makan, nanti juga kan bisa. Suara ketukan pintu, lagi-lagi mengganggunya. Aysha yang merasa diganggu dengan ketukan pintu yang tidak berhenti, karena memang sangat berisik. Aysha langsung bangun untuk membukakan pintu. "Lila kamu ngapain sih terus-terusan ketuk pintu? Kamu kan punya kuncinya? Kenapa nggak langsung masuk aja?" sewot Aysha pada Alila sahabat sekaligus managernya. Aysha memang memanggil Alila hanya Lila, biar simple. Padahal cuma ditambahi A saja masih tetap akan simple. Alila dan Aysha bersahabat sejak kecil, mereka selalu bersama. "Kuncinya ketinggalan di dalam sama ponsel aku juga Sha, jadi ya mau masuk aku ketuk-ketuk pintu," jawab Alila dengan wajah tak berdosa. "Owh, yaudah yuk masuk. Aku mau tidur lagi." "Apaan kamu tidur lagi, udah malam keluar yuk cari tempat makan buat makanan kita," ajak Alila pada sahabatnya. "Tapi aku ngantuk, mau tidur. Aku kan diet, jadi nggak mau makan malam," tolak Aysha secara halus. Alila yang tidak menerima penolakan yang Aysha katakan, malah menarik tangan Aysha keluar kamar. Aysha hanya bisa pasrah. Alila tidak suka Aysha diet segala, ngapain pakai diet orang tubuh Aysha juga sudah sangat bagus. Aysha diet, sama aja dia menyakiti dirinya sendiri karena tidak makan pasti akan bisa sakit. Diperjalanan mencari restoran, Aysha menceritakan apa yang terjadi padanya di hotel pada Alila. Alila bukan prihatin, malah tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua memang cari makan di luar hotel, bukan di dalam hotel. Karena makan di dalam sangatlah membosankan. Terlalu asyik bercanda, sampai tidak melihar jalanan. Dan akhirnya, Aysha dan Alila menabrak seorang pria. "Kamu!" "Kamu!" Ternyata pria yang ditabrak oleh dua gadis cantik itu adalah pria yang sama dengan pria yang baru saja diceritakan Aysha pada Alila. Pria yang sangat jutek nan sombong. Aysha dan pria itu berdebat panjang lebar, Alila hanya dia memperhatikan ketampanan pria itu. Dia terpesona, jatuh ke dalam pesona pria itu sedalam-dalamnya. Alila seperti pernah melihat pria itu, dia terus mengingat-ingat siapa pria itu. Sampai akhirnya dia ingat, bahwa pria di depannya adalah seorang CEO tampan Raffasya Andriano Himawan atau yang kerap disapa Raffa. Raffa adalah pria yang masih muda, tetapi sudah sangat sukses. "Bapak Raffasya Andriano Himawan kan? CEO muda Himawan Groups, pemilik hotel Himawan?" tanya Alila. "Yap, kamu benar," jawab Raffa yang membuat Alila dan Aysha kaget.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD