“Pagi, Na.” “Pagi, Ra. Ayo masuk.” Aya hanya membuka jendela di sampingnya, menyapa Miura yang sudah menunggu di depan pagar rumahnya. Iya, itu hari pertama mereka mulai dengan kesepakatan mereka untuk berangkat dan pulang kerja bersama. Miura masuk ke dalam mobil, menatap Rizal yang berada di kursi kemudi dari kursi belakang. “Pagi, Mas Rizal. Maaf—” “Pagi-pagi jangan minta maaf, Mi. Lebih enak didengar kalau dimulai dengan ucapan “terima kasih”, kan? Sesuatu akan jadi positif kalau dimulai dengan kalimat yang positif juga, katanya sih begitu.” Potong Rizal, sebelum Miura menyelesaikan kalimatnya. Dari tempatnya Miura tersenyum, mengerti apa yang Rizal maksud. “Kalau gitu, terima kasih udah jemput.” “Terima kasih kembali… Gimana? Kamu udah sarapan?” “Oh udah, Mas. Kalau itu sih Bib

