bc

Naurin - a soul in love

book_age18+
878
FOLLOW
2.9K
READ
friends to lovers
goodgirl
drama
bxg
ghost
campus
childhood crush
first love
friends
like
intro-logo
Blurb

Malam berlalu dengan cepat. Langit perlahan mulai berwarna kebiruan tanda hari sudah berganti. Hiro menggeliat di ranjangnya dan membuka matanya perlahan. Terlihat samar-samar siluet seorang perempuan duduk membelakanginya. Rambutnya panjang terurai. Sepertinya sangat cantik.

“Pagi Naurin” sapa Hiro pada sosok perempuan yang duduk membelakanginya tersebut.

Hiro, seorang pemuda yang harus kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicintainya, Naurin, karena sebuah kecelakaan. Kehidupan Hiro mulai berbeda dari sebelumnya. Orang-orang melihat dia sering berbicara sendiri entah pada siapa. Hanya Hiro yang bisa melihatnya, jiwa Naurin terus ada mendampinginya selama ini.

Tanpa disangka ada orang lain yang bisa melihat Naurin, yaitu Dira, j****r sekaligus gadis yang menaruh hati pada Hiro. Dira tidak tahu jika Naurin sebenarnya sudah tiada dan yang dilihatnya itu hanyalah arwahnya. Dira hanya tahu jika Naurin adalah kekasih Hiro yang terus bersama dengan Hiro.

Akankah Naurin pergi kembali ke dunianya dan membiarkan Dira mendapatkan Hiro? Dan akankah Hiro berpaling dari Naurin karena usaha keras Dira yang ingin mendapatkan hatinya?

chap-preview
Free preview
Part 1 - Hai, Naurin!
“Rin, ayo kesini cepetan. Lihat deh ada pelangi!” “Hiro, tungguin aku dong. Jangan cepet-cepet. Aku capek nihh!” “Cepetan, Rin! Lalau nggak nanti pelanginya hilang.” "Hiro, awas dibelakang kamu!!”  CIITTT … BUMM!!!  “NAUURRIIIINNN!!!” *** “Tadi di kampus para jun*or lagi pada sibuk, Rin. Mereka lagi mempersiapkan untuk Bunkasai (Festival Kebudayaan Jepang). Tadi banyak cewek-cewek yang mondar mandir fitting kostum, yang cowoknya juga sibuk nyiapin stand buat bazaar sama ada panggung juga nanti,” ucap Hiro sambil merapihkan kamarnya yang sebenarnya tidak terlalu berantakan. “Rin, kamu ‘kan suka baca komik sama nonton anime Jepang, kayaknya kamu bakal tahu deh beberapa karakter yang bakal dipakai kostumnya nanti. Kamu juga pasti cantik tuh kalau pakai kostum yang kayak di anime yang suka kamu tonton dulu. Apa tuh namanya, Rin? Yang ninja-ninja itu loh sama yang siluman anjing atau serigala sih itu,” lanjut Hiro. Tok… tok… tok… “Hiro, makan malam dulu. Kamu ‘kan belum makan dari siang tadi ya?” Terdengar suara ketukan di pintu kamar Hiro, dan juga suara wanita yang memanggilnya untuk makan malam. “Iyaa sebentar, Ma! Mama makan duluan aja nanti Hiro nyusul,” jawab Hiro pada mamanya. “Ayo dong, Hiro, makan dulu. Mama nggak mau makan sendirian,” balas mamanya yang masih di balik pintu. “Iya yauda sebentar lagi Hiro keluar, Ma.” Hendak berjalan menjauh dari pintu kamar Hiro, tiba-tiba mamanya mendengar Hiro berpamitan pada seseorang untuk menunggunya makan malam. “Rin, kamu lapar nggak? Aku makan dulu ya. Kamu tunggu di sini nanti aku balik lagi. Kamu harus temani aku menyelesaikan materi skripsi aku,” pamit Hiro. Kemudian Hiro beranjak keluar dari kamarnya setelah berpamitan. Saat membuka pintu kamar dia dikejutkan oleh sang mama yang ternyata masih berdiri di depan kamar menunggu dirinya. Hiro tersenyum pada mamanya, hanya saja raut wajah sang mama berubah menjadi sedih. Mamanya menengok ke dalam kamar Hiro yang pintunya tidak ditutup. Terdapat dua buah pigura foto di atas meja yang berada di samping ranjang Hiro. Di dalam foto pertama terlihat sepasang lelaki dan perempuan yang saling berpegangan tangan. Lelaki tersebut adalah Hiro dan yang perempuan adalah Naurin, sahabat Hiro dari kecil. Satu lagi adalah foto Naurin seorang diri yang sedang tersenyum. Senyumnya sangat manis dan membuat siapapun yang melihatnya pasti merasakan ketenangan. Naurin mengalami kecelakaan 5 tahun lalu saat sedang berlibur dengan Hiro dan keluarganya. Dia ditabrak oleh sebuah mobil saat sedang mengejar Hiro yang berlari menyusuri jalan. Kepalanya terbentur aspal dengan sangat kencang dan membuatnya koma selama lebih dari 3 bulan. Dokter menyarankan pihak keluarganya harus sering-sering mengajak Naurin yang sedang tertidur dalam komanya itu untuk berbicara, atau bercerita. Karena mata dan tubuh Naurin memang sedang tertidur, tetapi telinganya masih bisa mendengar. Hal tersebut diyakini bisa merespon tingkat kesadaran Naurin. Di saat seperti itu Hiro adalah orang yang setiap hari datang ke rumah sakit untuk mengobrol dengan Naurin yang masih tertidur di atas ranjang rumah sakit. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan Hiro, hingga saat Naurin tiada pun Hiro masih menjalani kebiasaannya itu untuk berbicara dengan Naurin walau hanya lewat fotonya saja. Mamanya sangat mengkhawatirkan keadaan psikologis Hiro. Namun Hiro selalu meyakinkan mamanya jika dirinya baik-baik saja dan tak perlu pergi ke psikiater. Yang dia inginkan hanyalah tetap menyimpan memori tentang Naurin di dalam hati dan pikirannya, dan hanya untuk dirinya saja. Kini Hiro berdua saja dengan sang mama saling berhadapan dan hanya dipisahkan oleh meja makan. Hiro menyantap masakan mamanya yang lezat. Sang mama sesekali mencuri pandang melihat putranya yang sedang makan itu. “Ada yang mau Mama tanyain sama Hiro? Kok curi-curi pandang gitu sih kayak sama siapa aja deh, Ma.” Ternyata Hiro memperhatikan gelagat mamanya tersebut. Sang mama tersenyum kecil sambil menyuap sendok ke mulutnya. Beliau tidak menjawab pertanyaan putranya tadi. Hiro terus mengunyah santapan makan malamnya dengan lahap. Kemudian dia menanyakan kembali pada sang mama, “Ma? Yakin nih nggak ada yang mau Mama tanya sama aku? Kalau Mama sudah kayak gini biasanya mau nanyain kenapa Hiro masih ngobrol sama fotonya Naurin ya?” Tepat sekali. Hiro dengan tepat membaca pikiran mamanya. Mungkin lebih tepatnya lagi sang mama ingin membicarakan sikap Hiro setelah ditinggal pergi oleh Naurin. Ibu mana yang tidak khawatir dengan keadaan psikologis anaknya yang seperti orang tidak waras dan selalu berbicara dengan sebuah foto. Sang mama menarik napas dalam sebelum akhirnya menyampaikan kegelisahannya tentang sikap Hiro setelah Naurin pergi. “Hiro, kamu kenapa masih ngobrol sendirian? Mama kan jadi khawatir nanti malah makin keterusan. Nanti banyak orang yang mikirnya kamu itu orang stress,” tanya sang mama lembut pada putranya yang kini sudah menyelesaikan makan malamnya. Hiro pun menjawab, “Ma, Hiro ‘kan pernah bilang kalau untuk sekarang Hiro nyaman seperti ini. Naurin itu masih ada ma di hati Hiro. Dia nggak pernah pergi dari hati Hiro. Hiro mohon tolong biarin Hiro dengan dunia Hiro sendiri ya, Ma. Dunia Hiro yang masih ada Naurin di dalamnya.” Tercetak senyum di wajah Hiro saat mengucapkan kalimat yang justru membuat raut wajah mamanya semakin sedih. Tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan putranya itu, sang mama kembali menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Lalu berdiri dan merapihkan peralatan makan yang kotor di atas meja. Semua itu masih dalam perhatian Hiro. Dia tahu mungkin jawabannya membuat mamanya kecewa dan makin mengkhawatirkan keadaan psikologisnya. Hiro kembali ke kamarnya. Dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Diambilnya foto Naurin yang berdiri di atas meja di samping ranjangnya. Diusapnya foto tersebut dengan lembut. “Rin, kok kamu ninggalin aku cepet banget sih? Aku kan jadi kesepian tanpa kamu,” ucap Hiro pelan pada foto yang kini dalam genggamannya. Mata Hiro menatap foto tersebut dengan sedih. Senyum Naurin di foto tersebut membuat gadis itu menjadi semakin cantik. Malam semakin larut, sang mama masih belum tertidur. Hati kecilnya menangis melihat putra tercintanya menjadi seperti itu, selalu berbicara sendirian. Dia kini melangkahkan kakinya menuju kamar Hiro. Sesampainya di depan kamar Hiro, dibukanya perlahan pintu kamar tersebut agar tidak membangunkan Hiro yang sudah terlelap. Kedua mata yang tampak sendu kini menatap Hiro yang tidur sembari memeluk bingkai foto Naurin. Sang mama melangkahkan kakinya lagi mendekati ranjang putranya itu. kemudia dia sedikit membungkukkan badannya untuk bisa mencium kening putranya. “Hiro, kalau saja Mama bisa membawa kembali Naurin ke sisi kamu pasti itu sudah Mama lakukan asalkan kamu tidak menjadi seperti ini,” bisik sang mama setelah mencium kening Hiro. Kemudian sang mama bangkit lalu melangkah keluar dari kamar Hiro. Mendengar suara pintu kamarnya yang sudah tertutup, Hiro membuka kedua matanya. Dia sudah terbangun dari tidurnya saat merasa keningnya dicium oleh seseorang. Namun, dia menahan untuk membuka matanya dan ingin mendengarkan apa yang diucapkan oleh mamanya. “Rin, kamu sudah tidur belum? Aku jahat gak sih, Rin, sama mama? Aku kan hanya ingin terus menyimpan bayang dan kehadiranmu di hidupku. Hanya itu, Rin. Tapi sepertinya hal itu tidak bisa dipahami oleh mama dan juga mereka di luar sana.” Hiro kembali berbicara dengan foto Naurin. “Mereka hanya belum tahu kalau kamu tetap hidup, Rin. Iya, Rin. Kamu tetap hidup untuk aku. Kamu tetap disini ‘kan, Rin?” lanjut Hiro bergumam. Malam berlalu dengan cepat. Langit perlahan mulai berwarna kebiruan tanda hari sudah berganti. Hiro menggeliat di ranjangnya dan membuka kedua matanya perlahan. Terlihat samar-samar siluet seorang perempuan duduk membelakanginya. Rambutnya panjang terurai. Sepertinya sangat cantik. “Pagi, Naurin!” sapa Hiro pada sosok perempuan yang duduk membelakanginya tersebut. Lalu perempuan itu berbalik dan memberikan senyuman pada Hiro yang baru terbangun dari tidurnya. “Pagi, Hiro,” balas perempuan tersebut menyapa Hiro kembali. Hiro pun balik tersenyum padanya.  Hiro mengubah posisinya yang tadi masih berbaring menjadi duduk dan berhadapan dengan perempuan yang dia panggil Naurin. Mereka berdua saling bertatapan dan saling melempar senyum.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.9K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
928.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook