BAB 51 – PERMAINAN SEMAKIN BERBAHAYA
Hening di antara mereka bukanlah kesunyian biasa. Itu adalah ketegangan yang mendebarkan, seperti tali yang ditarik kencang, siap putus kapan saja.
Marco mengamati Lovania dengan tatapan tajam, sementara wanita itu tetap menjaga ekspresi anggunnya. Dia tidak mudah terguncang, dan itu membuat Marco semakin ingin menantangnya.
Marco: (Dengan nada rendah, hampir seperti bisikan.)
"Kau tahu, Miss Valley… aku tidak pernah membiarkan siapa pun bermain di wilayahku tanpa aturan."
Lovania tersenyum samar, mengangkat gelas anggurnya sebelum menyesapnya perlahan.
Lovania: (Santai, tetapi menusuk.)
"Siapa bilang aku bermain tanpa aturan?"
Marco menyandarkan punggungnya pada kursi, menatapnya dengan intens.
Marco: (Dengan suara penuh tantangan.)
"Lalu, aturan apa yang kau tetapkan untuk dirimu sendiri?"
Lovania menatapnya tanpa gentar.
Lovania: (Dengan nada lembut, tetapi tegas.)
"Aku tidak menyerah pada d******i siapa pun, Marco. Tidak juga padamu."
Marco terkekeh pelan.
Pria itu terbiasa dengan wanita yang tunduk pada auranya, yang menyerah pada kendalinya tanpa perlawanan. Tapi Lovania? Dia adalah badai dalam wujud manusia.
Marco: (Dengan nada lebih dalam.)
"Berani sekali kau berkata seperti itu, sayang."
Lovania mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, matanya bersinar tajam.
Lovania: (Dengan senyum kecil.)
"Aku hanya ingin memastikan bahwa kau tidak salah menilai siapa yang sedang kau hadapi."
Marco menatapnya lama, sebelum akhirnya tersenyum samar.
Marco: (Dengan suara tenang, tetapi berbahaya.)
"Kau membuatku semakin ingin mengujimu, Miss Valley."
Lovania: (Santai, tetapi provokatif.)
"Dan kau membuatku semakin ingin melihat apakah kau benar-benar bisa menjatuhkanku."
Ketegangan di antara mereka semakin terasa.
Ini bukan lagi sekadar pertemuan biasa.
Ini adalah awal dari permainan berbahaya—dan keduanya tahu bahwa hanya yang terkuat yang akan bertahan sampai akhir.