BAB 52 – PERMAINAN DIMULAI
Mata Marco tetap terkunci pada Lovania, seakan mencari celah untuk menaklukkan wanita itu. Tapi Lovania tetap anggun, penuh kontrol, dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
Marco menyukai itu.
Tidak ada yang lebih menarik bagi seorang pria seperti dirinya selain wanita yang tahu nilai dirinya dan tidak goyah di hadapannya.
Marco: (Menyesap anggurnya perlahan.)
"Jika kau ingin bermain di wilayahku, Miss Valley… kau harus siap dengan konsekuensinya."
Lovania mengangkat alis, ekspresi wajahnya tetap tenang.
Lovania: (Dengan suara santai, tetapi penuh makna.)
"Kau terdengar sangat percaya diri, Marco. Tapi apa kau sudah siap dengan konsekuensinya sendiri?"
Marco tersenyum miring, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan.
Marco: (Dengan suara rendah, nyaris seperti bisikan.)
"Dan apa konsekuensi itu menurutmu, sayang?"
Lovania tetap menatapnya tanpa gentar.
Lovania: (Dengan senyum kecil.)
"Kau mungkin akan menyadari bahwa kau tidak bisa mengendalikanku seperti yang kau kira."
Marco menatapnya lama sebelum terkekeh pelan.
Dia tahu ini akan menjadi permainan yang panjang. Tapi itu justru membuatnya semakin tertarik.
Marco: (Dengan nada dalam, penuh ketertarikan.)
"Menarik. Sangat menarik."
Lovania menyilangkan kakinya dengan anggun, menyesap anggurnya dengan perlahan.
Lovania: (Santai, tetapi menusuk.)
"Aku tidak pernah memberikan permainan yang membosankan, Marco."
Marco mengangguk pelan, sorot matanya menyimpan sesuatu yang lebih dalam.
Marco: (Dengan suara tenang, tetapi berbahaya.)
"Kalau begitu, mari kita lihat siapa yang lebih dulu kehilangan kendali."
Mereka saling menantang dalam diam.
Ini bukan lagi sekadar permainan biasa.
Ini adalah tarian antara dua jiwa yang sama-sama dominan, sama-sama kuat, dan sama-sama berbahaya.
Dan permainan baru saja dimulai.