JALAN TANPA KEMBALI

408 Words
BAB 34 – JALAN TANPA KEMBALI Suasana di dek kapal terasa semakin intens. Langit malam yang gelap dihiasi gemerlap bintang, sementara desiran ombak menjadi satu-satunya saksi permainan penuh ketegangan di antara mereka. Marco berdiri tegak di tempatnya, mata tajamnya tidak lepas dari siluet Lovania yang mulai menjauh. Dia tidak terbiasa membiarkan sesuatu lepas dari kendalinya—termasuk seorang wanita seperti Lovania Valley. Dengan langkah mantap, dia menyusulnya. Lovania tahu Marco akan melakukan itu. Saat jejak sepatunya semakin mendekat, Lovania tidak berbalik, tetapi dia bisa merasakan kehadiran pria itu dengan sangat jelas. Marco: (Dengan suara rendah, nyaris berbisik di belakangnya.) "Kau berjalan menjauh, tetapi kau tidak benar-benar ingin pergi, bukan?" Lovania tersenyum kecil sebelum akhirnya berbalik perlahan. Tatapannya tenang, tetapi bibirnya sedikit melengkung ke atas, seolah menantang. Lovania: (Dengan nada lembut, tetapi tajam.) "Kau terlalu percaya diri, Marco. Mungkin aku memang ingin pergi." Marco menyipitkan matanya sedikit, tatapan yang selalu membuat orang lain berpikir dua kali sebelum bermain dengannya. Marco: (Dengan nada santai, tetapi menusuk.) "Kalau begitu, kenapa kau masih di sini?" Lovania tersenyum simpul. Tentu saja dia punya alasannya sendiri. Dia melangkah lebih dekat, cukup dekat hingga dia bisa mencium aroma maskulin Marco yang khas—kombinasi bourbon mahal dan kayu cendana yang elegan. Lovania: (Dengan suara pelan, hampir menggoda.) "Mungkin aku hanya ingin melihat sejauh mana kau berani melangkah." Marco tertawa kecil, suara dalamnya terdengar seperti seseorang yang baru saja menerima tantangan menarik. Marco: (Dengan nada rendah dan intens.) "Sayang… Aku selalu melangkah sejauh yang aku mau. Dan jika itu menyangkut dirimu, aku pastikan, kau tidak akan bisa lari sejauh yang kau pikirkan." Tatapan mereka saling bertemu, ketegangan yang menggantung di antara mereka begitu nyata, begitu panas, tetapi juga begitu elegan. Lalu, dalam satu gerakan cepat, Marco menyentuh dagu Lovania, mengangkatnya sedikit hingga mata mereka sejajar. Marco: (Dengan suara rendah, penuh kendali.) "Sekarang, katakan padaku… Siapa yang sebenarnya sedang menguji siapa di sini?" Lovania menatapnya tanpa gentar, senyumnya masih terukir dengan anggun di wajahnya. Lovania: (Dengan nada berbahaya.) "Aku rasa kita berdua sedang menguji satu sama lain, Marco." Dia melepaskan diri dengan anggun, membiarkan Marco merasakan bahwa permainan ini belum berakhir. Marco mengamati setiap gerakannya, senyum tipis penuh arti terukir di wajahnya. Marco: (Berbisik sendiri.) "Permainan ini baru saja dimulai, Miss Valley. Dan aku pastikan, hanya akan ada satu pemenang." Di bawah langit malam yang tak berujung, kedua jiwa ini semakin terjerat dalam permainan yang mereka ciptakan sendiri. Dan kali ini, tidak ada lagi jalan untuk mundur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD