BAB 30 – KETEGANGAN DALAM SENYAP
Malam semakin larut, tetapi percakapan mereka masih menggantung di udara seperti simfoni yang belum mencapai klimaksnya. Di antara angin laut yang membelai kulit dan gemerlap cahaya bulan yang memantul di atas permukaan air, permainan kendali ini terus berlanjut.
Marco masih menggenggam tangan Lovania, ujung jarinya mengelus punggung tangannya dengan gerakan yang begitu halus, tetapi juga memiliki makna tersembunyi.
Marco: (Dengan nada dalam, nyaris menghipnotis.)
"Aku penasaran, Miss Valley… Seberapa jauh kau akan bertahan sebelum kau menyerah?"
Lovania menahan senyumnya. Dia tidak akan memberinya kemenangan dengan begitu mudah.
Lovania: (Dengan suara tenang, tetapi menusuk.)
"Jika kau berpikir aku akan menyerah dalam permainan ini, maka kau belum mengenalku dengan cukup baik, Marco."
Marco terkekeh pelan, nada suaranya dalam dan berbahaya.
Marco: (Dengan tatapan intens.)
"Aku punya banyak waktu untuk mengenalmu lebih jauh, sayang. Dan percayalah… Aku pria yang tidak pernah puas dengan sesuatu yang setengah-setengah."
Lovania mengangkat alisnya sedikit, matanya menyiratkan ketertarikan yang terselubung. Marco Maxdev bukan pria yang mudah goyah, dan itulah yang membuatnya semakin menarik.
Lovania: (Dengan nada menggoda, tetapi tetap penuh kendali.)
"Lalu, apa yang kau inginkan malam ini, Marco?"
Marco menarik napas pelan, lalu membiarkan jemarinya turun dari tangan Lovania, tetapi tidak sepenuhnya melepaskan sentuhan itu.
Marco: (Dengan suara rendah, hampir berbisik.)
"Mungkin aku hanya ingin melihat seberapa lama kau bisa bermain tanpa kehilangan kendali."
Lovania tersenyum kecil. Tantangan itu diterima.
Lovania: (Dengan mata berkilat penuh kecerdikan.)
"Kau akan terkejut, Marco. Aku bukan seseorang yang mudah jatuh dalam permainan yang bukan aku yang memimpin."
Marco mengamati wajahnya beberapa saat, lalu tersenyum kecil—sebuah senyum yang penuh perhitungan dan pesona.
Marco: (Dengan suara santai, tetapi tajam.)
"Kita lihat saja, Miss Valley. Aku suka permainan yang panjang, terutama jika taruhannya cukup tinggi."
Lovania tidak menjawab, tetapi cara dia menatap Marco sudah cukup untuk menyampaikan bahwa dia tidak akan mundur.
Dan di tengah samudra luas yang sunyi, dua jiwa yang penuh kendali ini saling menantang dalam permainan yang semakin berbahaya.
Sebuah permainan yang tidak akan berakhir hanya dengan satu pemenang.