PERMAINAN BERLANJUT

437 Words
BAB 32 – PERMAINAN BERLANJUT Cahaya bulan yang berpendar di permukaan laut menciptakan refleksi yang seakan ikut menari dalam ketegangan di antara mereka. Marco dan Lovania masih berdiri berhadapan di atas dek kapal pesiar yang megah, permainan kendali mereka belum berakhir. Marco menyelipkan satu tangan ke dalam saku celana jasnya, sementara jemari lainnya dengan santai melingkari gelas kristal berisi anggur merah. Setiap gerakannya selalu terkalkulasi—elegan, dominan, dan memikat. Sementara itu, Lovania tetap berada di tempatnya, tidak bergerak sedikit pun, tetapi ekspresinya menunjukkan bahwa dia menikmati setiap momen permainan ini. Marco: (Dengan nada santai, tetapi penuh makna.) "Aku penasaran, Miss Valley… Seberapa jauh kau bersedia melangkah dalam permainan ini?" Lovania menyesap anggurnya perlahan, membiarkan keheningan menggantung lebih lama dari yang diperlukan. Lalu, dia tersenyum kecil—senyum yang anggun, tetapi juga berbahaya. Lovania: (Dengan suara lembut tetapi tajam.) "Permainan macam apa yang kau bicarakan, Marco? Jika ini permainan kendali, aku rasa kita berdua sama-sama tidak mudah ditaklukkan." Marco mengangkat alisnya sedikit, menikmati bagaimana Lovania memilih kata-katanya dengan begitu apik. Dia bukan tipe wanita yang akan dengan mudah menyerah dalam sebuah duel kecerdasan. Marco: (Dengan nada lebih rendah, penuh intensitas.) "Aku tidak pernah tertarik pada sesuatu yang mudah, sayang. Itu terlalu membosankan." Lovania menyandarkan tubuhnya sedikit pada pagar dek, membiarkan angin laut yang sejuk memainkan helaian rambutnya. Lovania: (Dengan nada menggoda, tetapi tetap penuh kendali.) "Lalu, bagaimana jika aku memberimu tantangan, Marco? Sesuatu yang tidak bisa kau beli dengan kekayaan atau kekuasaanmu?" Marco menyesap anggurnya perlahan, lalu menatap Lovania dengan tatapan yang begitu dalam dan penuh perhitungan. Marco: (Dengan nada santai, tetapi menusuk.) "Sekarang kau membuatku tertarik. Katakan, sayang… Apa tantangan yang kau maksud?" Lovania tersenyum kecil, lalu mendekat selangkah, cukup dekat hingga dia bisa merasakan aroma khas Marco—kombinasi dari wewangian maskulin, bourbon mahal, dan sedikit sentuhan laut. Lovania: (Dengan suara nyaris berbisik, tetapi tajam.) "Buktikan bahwa kau tidak hanya tahu cara memiliki sesuatu, tetapi juga menjaganya tanpa merusaknya." Marco terdiam sejenak. Sebuah tantangan yang tidak terduga, tetapi justru itulah yang membuatnya semakin tertarik. Marco: (Dengan nada rendah, penuh arti.) "Menarik. Tapi kau tahu, Miss Valley, jika aku menerima tantangan ini… aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja." Lovania menatap Marco dalam, senyumnya masih bermain di sudut bibirnya. Lovania: (Dengan mata berkilat penuh kecerdikan.) "Kita lihat saja, Marco. Aku ingin tahu… Apakah kau benar-benar setangguh yang kau pikirkan?" Marco tertawa kecil, suara dalamnya terdengar seperti seseorang yang baru saja menemukan permainan favoritnya. Dia tidak akan mundur—dan yang lebih menarik, Lovania juga tidak berniat menyerah. Di bawah cahaya bulan yang menyaksikan, permainan antara dua jiwa yang sama kuat ini baru saja mencapai babak baru.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD