TARUHAN YANG TINGGI

348 Words
BAB 62 – TARUHAN YANG TINGGI Restoran itu seolah menjadi saksi bisu dari intensitas yang terbentuk di antara mereka. Setiap kata yang diucapkan tidak hanya sekadar percakapan, tetapi strategi. Setiap lirikan adalah pertarungan. Marco menyesap whiskey-nya perlahan, sementara Lovania tetap mempertahankan ekspresi dinginnya. Namun, ia tahu satu hal—pria di hadapannya bukan seseorang yang mudah ditebak. Marco: (Nada santai, tapi penuh makna.) "Aku penasaran, Miss Valley… Seberapa jauh kau akan membiarkan dirimu terlibat dalam permainan ini?" Lovania meletakkan garpu peraknya dengan gerakan halus. Senyuman samar terukir di bibirnya, penuh dengan teka-teki. Lovania: (Nada menggoda, tapi tajam.) "Permainan, Marco? Kau menyebut ini permainan?" Marco mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, kedua sikunya bertumpu di atas meja, jemarinya saling bertaut. Marco: (Nada rendah, mengintimidasi.) "Dunia ini tidak pernah menjadi tempat yang netral, sayang. Kau berada di atas papan catur, entah sebagai pemain atau hanya sekadar tontonan." Lovania mengangkat alisnya sedikit, lalu bersandar santai di kursinya. Lovania: (Nada penuh ironi.) "Dan menurutmu, aku hanya seorang pion yang dipindahkan sesuka hati?" Marco terkekeh pelan, nadanya seolah meremehkan asumsi itu. Marco: (Nada dalam, tegas.) "Tidak. Aku melihatmu lebih dari itu. Kau bisa menjadi lawan yang berbahaya atau sekutu yang tak ternilai. Pilihan ada di tanganmu." Lovania menatapnya dengan mata penuh penilaian. Pria ini tidak seperti yang lain—tidak mencoba menguasai, tetapi juga tidak memberi ruang untuk diremehkan. Lovania: (Nada lembut, namun tajam.) "Dan jika aku memilih untuk tidak menjadi keduanya?" Marco menyeringai kecil. Marco: (Nada menantang.) "Maka kau hanya membuang kesempatan, sayang." Sebuah ketegangan tak kasat mata melingkupi mereka. Lovania bisa merasakan bahwa Marco tidak hanya berbicara tentang permainan ini, tetapi lebih dari itu. Senyumannya semakin dalam. Lovania: (Nada menggoda.) "Aku tidak pernah membuang kesempatan. Aku hanya menciptakan peluangku sendiri." Marco mengangkat gelasnya, memberikan anggukan kecil sebelum menyesap whiskey-nya lagi. Marco: (Nada puas.) "Itulah yang aku harapkan darimu." Mereka kembali saling bertatapan, seperti dua pemimpin yang sama kuatnya, sama cerdasnya. Malam ini bukan sekadar makan malam biasa. Ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Sebuah taruhan dengan harga yang tidak bisa ditebak. Dan mereka berdua tahu, tidak ada yang akan mundur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD